Konten Media Partner

Burung Layang-layang Asia di Jogja, Pindah dari Gondomanan ke PKU Muhammadiyah

4 Oktober 2021 12:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Burung layang-layang asia kini lebih banyak beristirahat di depan PKU Muhammadiyah, Jalan Ahmad Dahlan, Jogja, ketimbang di perempatan Gondoman.
Burung layang-layang asia kini lebih banyak beristirahat di kabel yang melintang did epan PKU Muhammadiyah, Jalan Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Foto: Danang Bakti K
zoom-in-whitePerbesar
Burung layang-layang asia kini lebih banyak beristirahat di kabel yang melintang did epan PKU Muhammadiyah, Jalan Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Foto: Danang Bakti K
Di depan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, seorang pria memecah kebisingan kota dengan teriakan sembari melemparkan sebuah batu ke atas pohon. Seketika, ratusan burung yang tengah bertengger di pohon tersebut berhamburan ke udara. Padahal, mereka baru saja pulang setelah mencari makan, baru beberapa menit saja bertengger untuk istirahat.
ADVERTISEMENT
Ratusan burung itu adalah burung layang-layang asia, burung migran yang datang dari belahan Bumi utara. Mereka selalu datang mengunjungi Yogya setiap tahun, antara bulan September hingga Maret untuk mencari makan. Di tempat asalnya, sumber makanan makin menipis karena sedang berlangsung musim dingin.
Dengan sayap-sayap kecilnya, mereka terbang melakukan perjalanan panjang melintasi benua dan samudra, menembus hujan dan badai untuk mempertahankan kelangsungan peradabannya. Belum diketahui sejak kapan burung-burung itu rutin mengunjungi Yogya, mungkin puluhan atau bahkan ratusan tahun. Yang pasti, sudah sangat lama.
“Tapi sampai sini malah diganggu, dilempari batu, diusir,” kata Ketua Paguyuban Pengamat Burung Jogja, Naufal Seta, di sela kegiatan Jogja Bird Walk, Sabtu (2/10).
Naufal Seta (tengah). Foto: Danang Bakti K
Dalam beberapa tahun terakhir, Seta mengatakan selalu ada laporan mengenai gangguan-gangguan serupa pada burung layang-layang asia tersebut. Imbasnya, mereka selalu mengalami pergeseran tempat transit.
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun, burung layang-layang asia selalu memenuhi kawasan simpang empat Gondomanan, sekitar hotel Melia Purosani. Setiap malam, mereka selalu memenuhi kabel-kabel, pepohonan, serta gedung-gedung di kawasan itu untuk beristirahat. Selepas subuh, mereka akan berkelana lagi untuk mencari makan, lalu menjelang maghrib mereka akan pulang lagi ke tempat tempat beristirahat itu.
Tapi tahun ini mereka justru lebih banyak hinggap di sekitar RS PKU Muhammadiyah, Jogja. Sementara di kawasan simpang empat Gondomanan, meski saat ini masih cukup banyak namun jumlahnya lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.
“Malah sekarang lebih banyak di PKU, itu baru terjadi tahun ini. Karena sebelumnya mereka hanya sampai di sekitar Bank BNI,” lanjutnya.
Aktivitas Jogja Bird Walk di Sabtu (2/10) di depan PKU Muhammadiyah, Jogja. Foto: Danang Bakti K
Gangguan-gangguan dari masyarakat, mulai dari melemparinya pakai batu, mengusir pakai galah, menjaring, bahkan menembak menggunakan senapan angin, diduga kuat menjadi pemicu utama pergeseran lokasi burung layang-layang asia di Yogya. Mereka mencoba bergeser untuk mencari tempat yang lebih aman dan nyaman untuk istirahat setelah lelah seharian berkelana mencari makan.
ADVERTISEMENT
“Tapi ternyata masih diganggu juga,” ujarnya.
Menurutnya, alasan warga mengusir burung-burung migran itu karena kotoran mereka yang dirasa mengganggu. Sebab, jumlahnya yang mencapai ribuan individu tentu menghasilkan kotoran yang cukup banyak. Karena itu, Seta maklum jika masyarakat sekitar merasa terganggu dengan kehadiran burung-burung migran tersebut.
Tapi menurutnya masalah itu mestinya diatasi bukan dengan mengusir dan mengganggu burung-burung yang sedang istirahat. Ada cara lain yang lebih ramah dalam memperlakukan tamu yang datang dari jauh itu.
Misalnya seperti yang dilakukan oleh BKSDA DIY dan Pemerintah Kota Jogja beberapa tahun lalu, dimana mereka melakukan pembersihan kotoran burung layang-layang asia secara rutin setiap pekan. Namun, saat ini program pembersihan itu menurutnya sudah tidak berjalan lagi. Padahal dia menilai upaya itu merupakan upaya yang cukup solutif sehingga tak ada pihak yang dirugikan, baik dari pihak burung maupun masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat Jogja kan terkenal ramah-ramah, mestinya bisa lebih ramah juga sama burung-burung itu, bagaimanapun mereka kan tamu kita yang datang dari jauh, jadi mari kita sambut dengan suka cita,” kata Naufal Seta.
Namun Seta belum bisa memastikan penyebab sebenarnya pergeseran lokasi transit burung-burung migran itu. Bisa saja penyebabnya adalah faktor alam, misalnya mencari lokasi dengan panas yang sesuai dengan kenyamanan mereka, atau alasan lain. Yang pasti, ini memerlukan penelitian lebih mendalam.
Pakar Burung dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Pramana Yuda (kanan) bersama dua peminat pengamat burung junior Jogja, Naira dan Aqila pada 2019 lalu di Pasar Beringharjo, Jogja. Foto : Maya Puspitasari
Dosen Biologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) yang aktif meneliti burung migrasi termasuk burung layang-layang asia, Ign Pramana Yuda, mengatakan bahwa sebenarnya pada tahun 1990-an, lokasi peristirahatan burung layang-layang asia memang ada di sekitar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sehingga burung-burung tersebut sebenarnya kembali ke lokasi migrasi mereka pada 30-an tahun silam. Namun belum diketahui pasti apa yang membuat burung layang-layang asia di Jogja kembali ke lokasi lamanya.
ADVERTISEMENT
“Bisa jadi itu karena gangguan, sehingga dia kembali ke lokasi lamanya,” kata Pramana Yuda yang juga berpartisipasi dalam acara pengamatan burung tersebut.
Pasalnya, salah satu faktor utama yang membuat lokasi migrasi burung layang-layang asia berpindah adalah gangguan, selain juga karena adanya perubahan habitat. Gangguan-gangguan itu membuat mereka terusir dan harus mencari lokasi lain yang lebih nyaman untuk beristirahat.