Cantik tapi Tidak Glowing, Girlband SUN Bawa Dangdut Jadi Genre Musik Keren

Konten Media Partner
2 November 2022 19:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lima anggota girlband SUN. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Lima anggota girlband SUN. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
SUN, girlband yang lahir dari audisi We Can Be Winners (wCBw) di platform GoPlay kini meluncurkan singel perdananya dengan judul 'Shine'. Melalui singel 'Shine', SUN membawakan keresahan-keresahan anak muda saat ini, tentang media sosial, netizen, dan identitas diri.
ADVERTISEMENT
Hal itu ditunjukkan dalam lirik-lirik di lagu tersebut. Misalnya, 'Cantik tapi tidak glowing. Sering jadi bahan banding. Katanya masih kalah saing. Menang cuma karena mending'.
“Liriknya dekat dengan dunia remaja saat ini, seperti media sosial, netizen, dan identitas diri,” kata kata produser SUN, Teguh Sanjaya, saat menggelar jumpa pers online bersama wartawan Yogya, Selasa (1/11).
Genre musik yang diusung oleh SUN agak berbeda dengan girlband-girlband yang sudah ada. Di single debutnya, mereka bahkan mencampurkan K-Pop, J-Pop, dengan Dangdut Koplo. Tapi itu juga bukan K-Pop, J-Pop, atau I-Pop.
“Bersama All Good Music, komposer lagu-lagu SUN, mereka menamainya Genre Keren. Jargon mereka adalah: Across the universe, Hii we are SUN,” lanjutnya.
Teguh Sanjaya, yang juga produser Cherrybelle, menceritakan bahwa lahirnya SUN bermula dari banyaknya orang yang menanyakan kenapa dia tidak membentuk girlband baru dan mengulangi kesuksesannya bersama Cherrybelle.
ADVERTISEMENT
Dari situlah dia memutuskan untuk mengadakan audisi wCBw melalui GoPlay, yang dia maknai sebagai gerakan dan wadah positif bagi remaja untuk bisa lebih mengeksplorasi bakat dan talenta yang dimiliki.
Tak disangka, audisi itu ternyata mendapat respons luar biasa dari masyarakat. Teguh mengatakan bahwa ada sekitar 6.000 orang yang merespons audisi tersebut dengan jumlah orang yang mendaftar mencapai 3.000 peserta.
“Peserta audisi Cherrybelle 2.0 berasal dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat. Namun sayangnya, angka pandemi yang tinggi di AS menyebabkan pesertanya tidak bisa hadir untuk audisi, meski sempat streaming di Goplay,” kata dia.
5 anggota SUN lengkap saat melayani pertanyaan wartawan Yogya secara online. Foto: tangkapan layar
Dari 3.000 peserta yang mendaftar, kemudian disaring menjadi 1.000 peserta, dan terus diseleksi hingga menyisakan 5 peserta saja yang kini menjadi personel SUN. Adapun 5 personel SUN tersebut di antaranya Nabila, Tasya, Atha, Soo Jin, dan Han Jien.
ADVERTISEMENT
“Mereka berasal dari profesi yang berbeda, tapi memiliki kesamaan, yaitu bercita-cita eksis di dunia entertainment,” kata Teguh Sanjaya.
Yang menarik dari singel pertama SUN menurut Teguh adalah adanya unsur dangdut di bagian akhir lagu, selain ada juga unsur rap di dalamnya. Saat debut live pada akhir Oktober lalu yang disiarkan melalui GoPlay, visual joget ala penyanyi dangdut, irama gendang dan suling juga berhasil memperkuat cengkok Atha, yang mendapat tugas menyanyikan bagian ini.
“Atha memang memiliki ikatan dengan dangdut, karena kedua orang tuanya adalah pemusik dan penulis beberapa lagu dangdut,” ujarnya.
Tapi masuknya unsur dangdut ini juga membuat beberapa pihak mengkritik penampilan SUN. Di media sosial menurut Teguh cukup ramai bahwa pilihan busana SUN seperti penyanyi dangdut. Kendati demikian, hal itu menurutnya tak diambil pusing oleh para personel SUN.
ADVERTISEMENT
“Girlband kok bajunya kayak biduan. Emang kenapa dengan dangdut? Enggak ada yang salah dengan dangdut. Dangdut musik Indonesia kan?,” tegas Teguh Sanjaya.
Khawatir Generasi Kreatif Terputus
Teguh Sanjaya. Foto: Instagram Teguh Sanjaya
Teguh Sanjaya juga mengatakan bahwa salah satu alasannya mengadakan wCBc di GoPlay karena dia tak mau generasi anak-anak muda sekarang terputus, pasalnya tak ada yang mewadahi dan mengangkat kreativitas mereka.
“Generasi pandemi enggak punya idola panutan, sebagaimana generasi dulu punya idola seperti Dewa 19 dan sebagainya,” kata dia.
Hal itu juga menurut dia terlihat dari sebagian besar peserta audisi yang merupakan introvert, saat berbicara dengan orang lain, mereka tak mau menatap lawan bicaranya dan lebih banyak menunduk.
“Namun setelah mengikuti audisi ini vibes nya jadi positif dan mau berteman atau bersosialisasi, setelah selama pandemi ini mereka hanya on line,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski baru memulai debutnya, namun Teguh mengatakan sebagian besar antusiasme masyarakat di sosial media menyambut kehadiran SUN dengan positif. Sebagai pendatang baru, mereka sudah menjadi bahan pembicaraan banyak pihak. Para pengguna Goplay, yang sebagian besar adalah laki-laki, menurut Teguh juga sudah sangat menunggu-nunggu penampilan SUN sejak awal.
“Reaksi mereka senang, terharu, merinding dan nggak sabar melihat debut pertama SUN di Goplay. Bahkan SUN juga sudah dipercaya jadi iklan produk makanan Genji Pie,” kata dia.
Namun, Teguh menegaskan bahwa lahirnya SUN bukan untuk mengalahkan atau menyaingi siapapun yang sudah ada sebelumnya. Lahirnya SUN bukan untuk menggantikan Cherrybelle ataupun menyaingi JKT48 yang masih eksis sampai sekarang. Namun untuk mengalahkan diri sendiri dan terus menebar energi positif kepada semua penikmat karya mereka.
ADVERTISEMENT
“Cherrybelle biarlah menjadi legend, namun SUN adalah hal baru. 2022 adalah saatnya SUN bersinar. Harapannya, SUN bisa menjadi matahari dan menjadi lokomotif untuk produk-produk berikutnya,” kata Teguh Sanjaya.
Teguh Sanjaya membocorkan tak lama lagi SUN akan menggelar tur promo single ke berbagai kota di Jawa melalui jalur darat.
“Yang jelas kita ke kantor media, ke radio, dan ketemu pendengar SUN. Konsepnya lagi dimatangkan, Yogya jadi salah satu tujuan utama tur ini,” kata Teguh.