Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten Media Partner
Cerita Pohon Keben di Keraton Yogya: Buahnya Tak Pernah Jatuhi Orang di Bawahnya
12 Juli 2023 16:54 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ada salah satu pohon tertua yang sampai kini hidup di halaman Keraton Yogyakarta, yakni pohon keben (Barringtonia asiatica). Pohon ini berada di area Kamandungan Lor Keraton Yogya, sehingga area itu juga sering disebut dengan Plataran Keben.
ADVERTISEMENT
Di area ini ada beberapa pohon keben dengan ukuran besar, usianya sudah ratusan tahun.
“Ditanam langsung oleh Ngarsa Dalem Sri Sultan HB I saat mendirikan Keraton Yogyakarta,” jelas salah satu Abdi Dalem Punokawan MB Wisnu Pawoko saat ditemui, Selasa (4/7).
Keberadaan sejumlah pohon keben ini membuat Plataran Keben terasa teduh meski pada siang hari cuaca sedang terik. Daunnya yang rimbun dan lebar membuat pohon ini kerap dijadikan sebagai tanaman perindang.
Pohon keben di Keraton Yogya juga memiliki buah yang cukup lebat. Buahnya berukuran cukup besar, lebih besar dari genggaman tangan orang dewasa. Bentuknya menyerupai stupa persegi empat atau lima terbalik dengan ujung yang agak lancip menghadap ke atas.
“Karena buahnya banyak, jadi setiap hari pasti juga banyak yang jatuh,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, meski setiap hari ada ratusan orang yang lewat maupun berteduh di bawah pohon-pohon keben Keraton Yogya, tak pernah ada satu orang pun yang kejatuhan buahnya.
“Saya sudah 20 tahun lebih mengabdi di sini, belum pernah ada tamu atau orang kejatuhan buah keben. Sama sekali belum pernah. Padahal di sini ramai terus, kalau jatuh paling di samping-sampingnya orang,” kata Wisnu.
“Itu yang masih jadi misteri sampai saat ini, saya tanya sama komandan saya yang sudah jauh lebih lama di sini juga bilang pernah ada orang kejatuhan buah keben,” ujarnya.
Pohon Perdamaian Tempat Perlindungan Pangeran Mangkubumi
Wisnu juga menceritakan kisah Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I, raja pertama Kasultanan Yogyakarta, saat berlindung di bawah pohon keben bersama keluarganya. Kala itu, Pangeran Mangkubumi dan keluarganya sedang dalam pertempuran menghadapi VOC.
ADVERTISEMENT
Meski pohon keben tempatnya berlindung tengah memiliki buah yang lebat, namun tak ada satupun buah yang menjatuhinya maupun keluarganya.
Kisah itu konon yang membuat Pangeran Mangkubumi menjadikan pohon keben sebagai salah satu pohon utama yang ditanam di Keraton Yogyakarta.
“Ibaratnya sebagai bentuk terima kasih atau mengenang jasa pohon keben saat melindungi Pangeran Mangkubumi dan keluarganya,” kata Wisnu.
Pada era Orde Baru, Presiden Soeharto pada 5 Juni 1986 kemudian menetapkan pohon keben sebagai pohon perdamaian. Hal ini tidak lepas dari makna filosofis pohon keben yang dimaknai sebagai tangkeben.
“Artinya itu menutup pengaruh hawa nafsu, termasuk nafsu untuk berperang,” ujarnya.
Live Update