Konten Media Partner

Cerita Warga Gaza di Masjid Jogokariyan Yogya: Anak Trauma Dengar Suara Pesawat

12 September 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hanady dan anaknya, Yousef, pengungsi Gaza saat berada di Masjid Jogokariyan Yogya, Kamis (12/9). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Hanady dan anaknya, Yousef, pengungsi Gaza saat berada di Masjid Jogokariyan Yogya, Kamis (12/9). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Sejumlah pengungsi dari Gaza mendatangi Masjid Jogokariyan Yogyakarta pada Kamis (12/9). Salah satu yang hadir adalah Hanady, ia menceritakan bagaimana rumahnya luluh lantak akibat serangan Israel.
ADVERTISEMENT
Ia dan keluarganya terpaksa harus berpindah dari satu kamp pengungsian ke kamp pengungsian lain karena rumahnya dibom Israel.
Tak hanya menghancurkan rumahnya, bom Israel juga membuat suaminya, Yahya, mengalami gangguan pendengaran. Sementara anaknya yang masih berusia 3 tahun, Yousef, sampai saat ini masih trauma dan ketakutan setiap kali mendengar suara pesawat.
"Dia (Yousef) pun trauma ketika mendengar suara pesawat, selalu mengira bahwa itu adalah pesawat milik Zionis Israel, bahkan setelah mereka pindah ke Yordania,” kata Hanady, Kamis (12/9).
Yousef saat tiba di Masjid Jogokariyan Yogya. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Dua anaknya yang lain, Masa dan Samir, juga kerap termenung saat berada di sekolah karena terus dihantui rasa takut.
Hanady juga menceritakan bagaimana sulitnya mengakses air minum dan makanan pokok saat berada di Gaza.
ADVERTISEMENT
"Air untuk minum pun sulit, makanan pokok langka, saya membayangkan keluarga duduk di atas tanah, beralaskan tanah," ujarnya.
Pengungsi Gaza lain, Umm Yahya, yang juga datang ke Masjid Jogokariyan menceritakan bahwa kondisi rumah sakit di Gaza juga sangat memprihatinkan. Mereka sering kekurangan obat bius, sehingga operasi sering dilakukan hanya dengan lantunan ayat suci Al-Quran untuk mengurangi rasa sakit.
Pengungsi dari Gaza saat menceritakan kondisi di kampung halamannya saat berada di Masjid Jogokariyan Yogya, Kamis (12/9). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Kunjungan ini merupakan balasan dari kunjungan relawan kemanusiaan Masjid Jogokariyan yang sebelumnya telah berangkat ke Palestina dua bulan lalu.
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir, mengatakan dalam memberangkatkan dua relawan itu, pihaknya memakai biaya dari kas masjid, tanpa mengurangi angka donasi yang terkumpul sepeser pun.
“Total bantuan sekitar Rp 4,2 miliar baru dari 7 Oktober 2023 ketika peristiwa perang, sudah 4 tahapan (bantuan dikirim),” kata Jazir.
ADVERTISEMENT