China Disebut Punya Kantor Polisi Rahasia di 53 Negara, Pakar: Sudah Biasa

Konten Media Partner
8 Desember 2022 18:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah polisi paramiliter China berbaris berjaga di luar Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, China. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah polisi paramiliter China berbaris berjaga di luar Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, China. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Organisasi HAM yang berbasis di Madrid, Spanyol, Safeguard Defenders, mengklaim bahwa China telah mendirikan lebih dari 100 kantor polisi rahasia di seluruh dunia. 100 kantor polisi itu didirikan di 53 negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Direktur Kampanye Safeguard Defenders, Laura Harth, mengklaim bahwa pihaknya telah menemukan jaringan kepolisian tersebut yang digunakan oleh China untuk membujuk beberapa orang kembali ke negaranya meski bertentangan dengan keinginan mereka.
“Apa yang kami lihat datang dari China adalah meningkatnya upaya untuk menindak perbedaan pendapat di mana pun di dunia," kata Laura Harth seperti dilaporkan CNN, Senin (5/12).
Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang fokus melakukan studi tentang politik China, Randy Wirasta Nandyatama, mengatakan bahwa China memang seringkali mendapat tuduhan serupa dari dunia internasional.
China menurut dia seringkali dikabarkan melakukan perekrutan warga negara mereka maupun penduduk keturunan China yang tinggal di negara tertentu untuk menjadi informan.
“Saya rasa sudah cukup banyak informasi yang mengungkap hal itu. Dan satu sisi memang secara hukum internasional itu melanggar hukum internasional, karena harusnya fungsi kedutaan itu mencari informasi lewat jalan yang legal,” kata Randy Wirasta Nandyatama saat dihubungi, Kamis (8/12).
ADVERTISEMENT
“Kalau sampai merekrut warga negara lain kemudian untuk mencari informasi bahkan dalam titik tertentu mencuri informasi itu memang problematik,” lanjutnya.
Dosen HI UGM, Randy Wirasta Nandyatama. Foto: UGM
China menurut Randy selama ini memang cukup aktif merekrut warga negara lain untuk dijadikan sebagai informan. Namun yang perlu dicatat menurutnya, praktik seperti itu menurut dia tidak eksklusif hanya dilakukan oleh China. Negara-negara Barat menurutnya juga sebenarnya banyak melakukan praktik serupa.
“Banyak negara Barat yang melakukan tindakan seperti ini sebenarnya. Kalau kita lihat praktik-praktik MI6, CIA, banyak operasi-operasi seperti mereka secara aktif di negara-negara lain,” ujar Randy.
“Kalau kita lihat sejarah, praktik sebuah negara melakukan operasi aktif di negara lain itu bukan China saja yang melakukannya,” tegasnya.
Bahkan Australia menurut Randy juga pernah melakukan tindakan serupa dengan memasang alat perekam atau penyadap secara ilegal di kantor pemerintahan Timor Leste. Karena itu, di dalam konteks politik internasional menurutnya sebenarnya apa yang dilakukan oleh China bukanlah fenomena baru.
ADVERTISEMENT
Namun selama ini yang paling sering diberitakan melakukan operasi ilegal tersebut hanya China. Ada kemungkinan hal itu disengaja oleh negara-negara Barat yang merupakan pesaing China untuk menyudutkan China di mata dunia internasional.
“Bisa jadi memang ini kampanye negara Barat untuk menyudutkan China, tapi yang pasti selama ini pemberitaan yang ada memang tidak berimbang karena hanya mengekspos kasus yang dilakukan China,” kata Randy Wirasta Nandyatama.