Coach Bima Sakti Bocorkan Hal yang Selalu Membuat Pemain Timnas U-16 Sedih

Konten Media Partner
2 Agustus 2022 18:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Bima Sakti sedang memberikan arahan kepada pemain timnas Indonesia U-16. Foto: PSSI
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Bima Sakti sedang memberikan arahan kepada pemain timnas Indonesia U-16. Foto: PSSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia U-16, Bima Sakti Tukiman membocorkan hal yang selalu membuat para pemainnya merasa sedih ketika berada di luar lapangan. Saat dikarantina selama turnamen AFF U-16 2022 ini, hal yang selalu membuat para pemainnya sedih menurut dia adalah ketika mereka sudah ingat dan merindukan orang tua dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya sudah bicara dengan mereka, begitu tanya pekerjaan orang tua sudah pada sedih semua,” kata Bima Sakti saat ditemui awak media setelah timnas Indonesia menjalani latihan di Stadion UNY Yogyakarta, Selasa (2/8) pagi.
Para pemain yang sebagian besar berasal dari keluarga menengah ke bawah itu menurut da selalu teringat perjuangan orang tua dalam membesarkan dan mendukung mimpi mereka menjadi pemain sepak bola profesional. Karena itu, mereka ingin sekali menjawab harapan yang ada di pundak mereka dengan capaian terbaik di turnamen AFF tahun ini.
“Karena memang mohon maaf rata-rata mereka ingin membahagiakan orangtuanya, mereka semua ingin membahagiakan kedua orang tua mereka,” lanjutnya.
Pelatih Bima Sakti sedang memberikan arahan kepada pemain timnas Indonesia U-16. Foto: PSSI
Apalagi para pemain yang berlaga adalah anak-anak remaja yang usianya masih di bawah 16 tahun, dimana mereka masih sangat membutuhkan perhatian orangtua. Sehingga sangat wajar jika selama karantina mereka merasa merindukan keluarganya di rumah.
ADVERTISEMENT
Karena itu, selain menjadi sosok pelatih, Bima Sakti juga harus berperan sebagai orang tua yang bisa menjadi tempat menumpahkan semua keluh kesah pemainnya.
“Saya menempatkan diri sebagai pelatih, sebagai ayah mereka, sebagai kakak mereka, bahkan bisa sejajar seperti teman. Kadang mereka curhat juga, kangen sama orangtua,” ujarnya.
Untuk memotivasi para pemainnya, ada satu ritual wajib yang dilakukan oleh semua pemain. Ritual itu adalah menempel foto-foto orang tua mereka. Dan sebelum masuk ke lapangan untuk bertanding, para pemain akan menatap wajah orangtua masing-masing untuk mengobati rasa kangen sekaligus memotivasi mereka supaya bermain lebih semangat.
“Walaupun tidak hadir secara fisik, tapi insyaallah orang tua mereka pasti akan bangga dan mendoakan mereka,” kata Bima Sakti.
ADVERTISEMENT
Dengan usia yang masih sangat belia, Bima Sakti juga mengatakan bahwa mental para pemainnya masih sangat dinamis, kadang naik dan kadang turun. Karena itu, dia menerapkan sejumlah aturan yang jelas untuk melatih mental dan kedisiplinan mereka supaya tidak bersikap seenaknya selama menjalani turnamen ini.
Misalnya aturan tentang seragam, keterlambatan kehadiran, hingga masalah ibadah.
“Kita bikin aturan siapa yang enggak salat, kita potong jajannya Rp 100 ribu, kalau terlambat kita potong Rp 50 ribu, kalau enggak seragam itu Rp 50 ribu. Jadi kita belajar disiplin dari hal yang kecil, karena kita itu tim, kalau ada yang salah satu itu kena semua,” tegasnya.