COVID-19 Akibatkan 5,2 Juta Anak di Dunia Kehilangan Orang Tua dan Pengasuh

Konten Media Partner
27 Februari 2022 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas mengusung peti jenazah pasien COVID-19 di TPU Rorotan, Jakarta, Kamis (10/2/2022).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas mengusung peti jenazah pasien COVID-19 di TPU Rorotan, Jakarta, Kamis (10/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebuah studi terbaru memperkirakan setidaknya ada 5,2 juta anak di seluruh dunia kehilangan orangtua atau pengasuhnya karena COVID-19 sejak awal pandemi sampai Oktober 2021. Studi itu dilakukan para peneliti dari sejumlah perguruan tinggi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, Kamis (24/2).
ADVERTISEMENT
“Anak-anak sangat menderita sekarang dan membutuhkan bantuan kita,” kata peneliti senior di Oxford yang juga merupakan penulis utama studi itu, Susan Hillis, seperti dikutip dari New York Times, Jumat (25/2).
Studi ini berdasarkan pada data kematian dari 21 negara, termasuk di antaranya adalah India, Amerika Serikat, dan Peru.
Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang studi sebelumnya yang fokus pada 13 bulan pertama pandemi. Selama 13 bulan pertama, diperkirakan ada 1,5 juta anak yang kehilangan orangtuanya karena COVID-19. Artinya, ada pertambahan sekitar 3,7 juta anak yang kehilangan orangtuanya karena COVID-19 hanya dalam 6 bulan saja.
Pertambahan angka ini bukan hanya karena bertambahnya periode penelitian selama 6 bulan, tapi juga karena angka pada hasil studi pertama dinilai terlalu sedikit dari realita. Dengan data yang lebih mutakhir, diperkirakan ada 2,7 anak yang kehilangan orangtua atau pengasuhnya karena COVID-19 dalam 13 bulan pertama pandemi.
ADVERTISEMENT
“Butuh waktu 10 tahun bagi 5 juta anak untuk menjadi yatim atau piatu akibat HIV/AIDS, sedangkan jumlah anak yang sama menjadi yatim atau piatu akibat COVID-19 hanya dalam dua tahun,” kata seorang profesor psikologi di University College London yang juga menulis studi tersebut.
Pemandangan udara seorang penggali kubur berjalan di antara kuburan korban COVID-19 di pemakaman Nossa Senhora Aparecida di Manaus, negara bagian Amazonas, Brasil, pada 29 April 2021. Foto: MICHAEL DANTAS/AFP
Jumlah ini belum termasuk kematian yang diakibatkan oleh lonjakan kasus karena varian Omicron. Apalagi, para peneliti mengatakan jika data kematian WHO belum mendata seluruh kasus kematian di wilayah Afrika. Dengan alasan itu, para peneliti memperkirakan jumlah anak yang kehilangan orangtua maupun pengasuh karena COVID-19 hingga 15 Januari 2022 mencapai 6,7 juta anak.
Diperkirakan ada lebih dari 3 juta anak yang menjadi yatim piatu, dua juta di antaranya berusia 10 hingga 17 tahun; sekitar 735.000 berusia 5 hingga 9 tahun, dan hampir 500 ribu berusia 4 tahun atau lebih muda. Para peneliti juga menemukan jika jumlah anak yang kehilangan ayah mereka karena COVID-19 lebih banyak ketimbang mereka yang kehilangan ibunya. Lebih dari 2,5 juta anak meninggal karena COVID-19, dan hampir 800 ribu anak kehilangan ibunya.
ADVERTISEMENT
“Setelah penyesuaian data perkiraan minimum jumlah anak yang terkena dampak kematian orangtua dan pengasuh karena COVID-19 menjangkau lebih dari 6,7 juta anak pada 15 Januari 2022,” tulis para peneliti di jurnal yang mereka terbitkan.
Kematian orangtua maupun pengasuh ini menurut mereka sangat membahayakan kesehatan maupun kesejahteraan anak dalam jangka panjang. Hal ini akan meningkatkan risiko kemiskinan, pelecehan seksual, masalah kesehatan mental, serta depresi atau stress berat.
“Temuan kami menunjukkan kebutuhan mendesak akan tanggapan pandemi untuk memprioritaskan anak-anak yang terkena dampak kematian orang tua dan pengasuhnya,” tulis para peneliti.
Sementara itu, berdasarkan catatan Kementerian Sosial RI, hingga September 2021, ada lebih dari 30 ribu anak di Indonesia yang kehilangan orangtuanya karena COVID-19. Dari jumlah tersebut, ada yang yatim piatu (kehilangan kedua orangtuanya), yatim (kehilangan ayahnya), maupun piatu (kehilangan ibunya).
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan data yang diperoleh Kemensos per tanggal 29 September 2021, diketahui bahwa sebanyak 37.951 anak menjadi yatim, piatu, dan yatim piatu akibat COVID-19. Setelah dilakukan cleaning, data terdapat sebanyak 30.766 anak,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, seperti dikutip dari laman kemensos.go.id, Kamis (30/9/2021).