Konten Media Partner

Cuma Ada di Jogja & Prancis, Keraton Yogya Akan Tata Gumuk Pasir Parangkusumo

21 Januari 2025 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gumuk Pasir Parangkusumo di Bantul, DIY. Foto: geoparkjogja.jogjaprov.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Gumuk Pasir Parangkusumo di Bantul, DIY. Foto: geoparkjogja.jogjaprov.go.id
ADVERTISEMENT
Keraton Yogyakarta tengah melakukan penataan kawasan Gumuk Pasir Parangkusumo dan Merapi. Langkah ini bertujuan mengembalikan fungsi ekologis dua kawasan penting tersebut yang mengalami kerusakan akibat aktivitas manusia dan bencana alam.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Penghageng Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Kraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, pada acara Tanam Bersama Pohon Langka oleh Keraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama di Sleman, Senin (20/1).
GKR Mangkubumi mengatakan, kawasan Gumuk Pasir Parangkusumo telah mengalami pengikisan yang cukup signifikan.
“Aslinya (gumuk pasir di Parangkusumo) itu ada 400-an hektare, tapi sekarang hanya ada 17 hektare,” kata GKR Mangkubumi, Senin (20/1).
“Kita ingin mengembalikan gumuk pasirnya karena gumuk pasir hanya ada dua di dunia, satu di Prancis, satu di Yogyakarta,” tambahnya.
Penghageng Kawedanan Hageng Datu Dana Suyasa Kraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Sementara di kawasan Merapi, kondisinya saat ini dinilai sudah rusak ditambah ketersediaan air untuk warga DIY sudah mulai berkurang karena erupsi dan aktivitas manusia seperti pertambangan.
ADVERTISEMENT
“Seperti yang disampaikan Ngarsa Dalem bahwa air di Jogja sudah mulai berkurang karena erupsi 2010, kemudian juga Gunung Merapi sendiri yang kondisinya dibilang rusak karena aktivitas luar biasa,” ujar GKR Mangkubumi.
“Ini juga akan mengganggu stabilitas gumuk pasir (Parangkusumo),” tambahnya.
Penataan dilakukan melalui pendekatan berbasis ekosistem dan budaya. Penanaman pohon direncanakan dilakukan secara berkala, terutama di kawasan rawan bencana Merapi. Jenis tanaman seperti kopi dan buah-buahan menjadi prioritas untuk menjaga kesuburan tanah tanpa mengganggu ekosistem.
Sementara itu, kawasan Parangkusumo difokuskan pada pelestarian gumuk pasir
”Karena setiap tahun kita ada upacara tradisi ke arah Merapi dan Parangkusumo tapi semakin tahun semakin justru malah wilayahnya rusak, kan aneh ya,” kata GKR Mangkubumi.
ADVERTISEMENT