Derita Kucing Pasar: Dibuang, Makan Sampah, dan Penyakitan

Konten Media Partner
8 Juni 2022 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu kucing liar di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kucing liar di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Seekor kucing oren termenung dengan tatapan mata kosong di antara kaki-kaki manusia yang lalu-lalang di kawasan Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Kepala dan lehernya nyaris tak berbulu, habis dimakan tungau penyebab scabies, penyakit kulit yang sangat menular dan kata dokter, gatalnya luar biasa.
ADVERTISEMENT
Sesekali, dia menggaruk-garuk lehernya yang sudah tak berbulu itu dengan kaki depannya. Tentu itu tak menghilangkan gatal yang dia rasakan, bahkan membuat lukanya semakin parah. Dan Oren, bukanlah satu-satunya kucing bernasib malang penghuni Pasar Beringharjo.
“Kalau pagi, subuh-subuh itu sudah pada antre di sini, ada belasan,” kata Lastri, salah seorang penjual daging di pasar Beringharjo, Rabu (8/6).
Kucing-kucing itu menurut Lastri akan terus menunggu sampai ada pedagang yang memberinya ikan atau potongan daging. Lastri adalah salah seorang pedagang yang selalu menyediakan potongan daging ayam untuk kucing-kucing yang mengantre di lapaknya menunggu jatah.
“Kalau ndak dikasih mereka nungguin terus, lama-lama kasihan lihatnya,” lanjut dia.
Lastri sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan kehadiran kucing-kucing itu meski setiap pagi harus menyisakan sedikit daging untuk kucing-kucing yang mengantre di lapaknya. Dia memegang petuah agama yang dia peluk, bahwa sebagian dari rezekinya adalah hak makhluk lain, termasuk kucing.
ADVERTISEMENT
Namun, tak semua orang di Pasar Beringharjo sebaik Lastri. Tak sedikit juga yang merasa terganggu dengan kehadiran kucing-kucing itu, baik pedagang maupun pengunjung.
“Sering ada yang ngusir, kucingnya ditendang, saya marahin orangnya,” kata Lastri.
Salah satu kucing liar tertidur di taman Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
Wati (bukan nama sebenarnya), penjual makanan di Pasar Beringharjo, adalah salah seorang yang merasa terganggu. Dia takut kucing-kucing itu akan mengganggu pelanggan yang sedang makan di warungnya.
“Apalagi banyak yang penyakitan juga,” ujarnya.
Wati sebenarnya ingin memberi makan kucing-kucing yang datang ke warungnya. Tapi dia takut nantinya justru akan semakin banyak kucing yang datang ke warungnya untuk meminta makan.
“Soalnya kalau sekali dikasih makan, nanti dia ngundang teman-temannya,” lanjut dia.
Kucing liar salah satu Pasar Tradisional di Jogja. Foto: Dok. Peduli Kucing Pasar
Salah seorang petugas parkir di Pasar Beringharjo mengatakan bahwa selama ini memang cukup banyak orang yang membuang kucing di kawasan pasar. Ada yang masih bayi, tidak sedikit juga yang dibuang bersama induknya. Kucing-kucing yang dibuang itu kemudian tumbuh menjadi kucing liar, dan setelah dewasa mereka akan beranak pinak sehingga membuat kucing-kucing di pasar semakin banyak.
ADVERTISEMENT
Karena jumlahnya terus bertambah, otomatis persaingan untuk mendapat makanan jadi semakin ketat. Mereka yang kalah bersaing mesti puas memakan sisa-sisa makanan yang dibuang di tong sampah.
“Dulu ada ibu-ibu yang kasih makan, tapi ini sudah lama ndak kelihatan lagi,” ujarnya.
Karena tak terurus dan sering bergulat dengan sampah, membuat mereka rentan sekali terserang berbagai jenis penyakit. Yang paling banyak ditemui tentu penyakit kulit seperti scabies. Namun tidak sedikit juga yang terkena penyakit mata, flu, dan penyakit-penyakit lain yang membuat kebanyakan orang merasa jijik dan mengusirnya.
“Saya pernah nemu ada yang mati, kayaknya karena sakit soalnya badannya itu penuh sama jamur,” ujarnya.
Karena sudah sangat banyak, dia berharap tak ada lagi orang-orang yang membuang kucingnya di pasar. Selain berpotensi mengganggu orang-orang di pasar, hal itu juga akan membuat semakin banyak kucing yang telantar dan bernasib malang.
ADVERTISEMENT
“Ya pasar kan bukan tempat pembuangan kucing,” pungkasnya.