Konten Media Partner

Dewan Pendidikan DIY: Tak Ada Urgensi Wisuda di TK dan SD, Kampus Saja Tak Wajib

15 Juni 2023 15:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisuda siswa TK. Foto: IStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisuda siswa TK. Foto: IStock
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa hari terakhir ramai protes masyarakat di media sosial terhadap diselenggarakannya wisuda di level TK, SD, SMP, sampai SMA. Hal itu dinilai semakin menambah berat beban orang tua, mengingat orang tua juga harus memikirkan biaya untuk kelanjutan pendidikan anaknya di jenjang selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pendidikan DIY, Sutrisna Wibawa, mengatakan bahwa tak ada urgensi perayaan wisuda di tingkat TK sampai SMA. Wisuda sendiri awalnya merupakan tradisi di perguruan tinggi yang mengadopsi tradisi Barat untuk menandai selesainya proses pendidikan seorang mahasiswa.
“Tapi kok tiba-tiba TK, SD, sekolah-sekolah itu ikut-ikutan, seperti latah begitu,” kata Sutrisna Wibawa saat dihubungi, Kamis (15/6).
Sebenarnya tak ada masalah sekolah mengadakan acara wisuda, selama tidak memberatkan orang tua siswa. Sebab, hal ini juga merupakan salah satu bentuk kreativitas sekolah.
Ketua Dewan Pendidikan DIY, Sutrisna Wibawa. Foto: Instagram Sutriswan Wibawa
Yang menjadi masalah sekarang karena semakin kesini perayaan wisuda di sekolah semakin mewah, hingga dijadikan ajang persaingan antara satu sekolah dengan sekolah lain.
“Akhirnya yang keberatan kan orang tua, padahal sekarang kan kita sedang di masa ekonomi sulit,” kata mantan Rektor UNY itu.
ADVERTISEMENT
Kalaupun mau tetap menggelar wisuda, maka bisa dilakukan dengan cara yang seefisien mungkin. Misalnya tidak perlu menyewa gedung, cukup di sekolah masing-masing. Tak perlu ada perayaan yang terlalu mewah, sebab sejatinya wisuda hanyalah acara seremonial untuk menandai kelulusan seseorang.
“Tidak ada urgensinya wisuda di sekolah, sebenarnya tidak perlu ada. Di perguruan tinggi saja tidak wajib, jadi kalau tidak bisa ikut wisuda ya tetap lulus, tetap dapat ijazah karena cuma seremonial saja,” kata Sutrisna Wibawa.