Konten Media Partner

Dewi Agustiningsih: Lulus S3 UGM di Usia 26 Tahun, Rerata Lulusan Lain 42 Tahun

28 April 2025 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dewi Agustiningsih, lulusan program doktoral UGM termuda bersama kedua orang tuanya. Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Agustiningsih, lulusan program doktoral UGM termuda bersama kedua orang tuanya. Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
Dewi Agustiningsih mencatatkan prestasi sebagai lulusan termuda dan tercepat dalam program doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia meraih gelar doktor pada usia 26 tahun, sedangkan rata-rata usia lulusan program doktor UGM adalah 42 tahun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Dewi menyelesaikan studi doktoralnya dalam waktu 2 tahun 6 bulan. Waktu tersebut lebih cepat dibandingkan rata-rata masa studi program doktor di UGM yang mencapai 4 tahun 7 bulan.
Dewi memulai pendidikan sarjana di Program Studi Kimia FMIPA UGM pada 2016 melalui beasiswa Bidikmisi.
“Tantangan terbesarnya dalam menempuh pendidikan hingga menyelesaikan pendidikan doktor adalah persoalan keterbatasan ekonomi. Saat masih berkuliah S1, saya mendapatkan uang saku Rp 600 ribu per bulan yang harus diatur agar cukup untuk kos, makan, dan kebutuhan perkuliahan,” kata Dewi, Jumat (25/4).
Keterbatasan ekonomi tidak menghentikan langkahnya. Dewi mengatakan, dari keterbatasan itu ia belajar arti kemandirian dan ketekunan.
“Motivasi saya sederhana, saya hanya ingin membuktikan bahwa latar belakang ekonomi tidak membatasi impian seseorang,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus sarjana pada 2020, Dewi melanjutkan pendidikan ke program magister dan doktoral di UGM melalui skema Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kemendikbudristek.
Mahasiswa doktoral ugm termuda, Dewi Agustiningsih. Foto: Dok. UGM
Selama menempuh studi doktoral, Dewi juga aktif mengajar sebagai dosen di Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia berencana melanjutkan riset di bidang katalis dan kimia material, serta menjajaki kolaborasi lintas disiplin seperti teknik lingkungan atau farmasi untuk memperluas aplikasi penelitiannya.
“Saya juga berharap bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa dari latar belakang sederhana seperti saya, bahwa mimpi setinggi apapun bisa dicapai asal kita punya tekad dan semangat belajar yang kuat,” kata Dewi.
Dalam studi doktoralnya, Dewi meneliti sintesis dan pengembangan material katalis berbasis material anorganik untuk aplikasi reaksi organik seperti reaksi cross-coupling. Ia mengembangkan modifikasi material berbasis silika dan titania dengan senyawa organosilan dan logam transisi untuk meningkatkan performa katalis.
ADVERTISEMENT
“Tujuannya adalah menghasilkan material yang bisa digunakan untuk sintesis senyawa-senyawa penting, namun dengan metode yang lebih ramah lingkungan dan efisien,” tuturnya.