Konten Media Partner

Di GKJ Gondokusuman, Kapolda DIY Singgung Klitih dan Jogja Tak Punya Tambang

6 Juni 2024 17:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo saat jumpa pers sebelum acara diskusi panel bertema 'Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024' di Gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusumanan Yogyakarta, Rabu (5/6). Foto: Iqbaltwq/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo saat jumpa pers sebelum acara diskusi panel bertema 'Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024' di Gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusumanan Yogyakarta, Rabu (5/6). Foto: Iqbaltwq/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, menegaskan pentingnya keamanan sebagai modal utama Yogyakarta dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
ADVERTISEMENT
Suwondo menggarisbawahi bahwa Jogja memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah-daerah lain seperti Sulawesi dan Sumatera, terutama dalam hal respons terhadap konflik dan kerusuhan.
"Jogja itu kekuatan utamanya pada manusianya. Isu keamanan jadi hal utama," ujar Suwondo saat menjadi keynote speaker dalam acara diskusi panel bertema ‘Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024’ di Gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman Yogyakarta pada Rabu (5/6).
Suasana saat diadakannya diskusi panel di GKJ Gondokusumanan Yogyakarta. Foto: Iqbaltwq/Pandangan Jogja
Kapolda DIY menjelaskan bahwa di daerah lain seperti Papua, Sulawesi, dan Sumatera tetap bisa berproduksi meskipun terjadi kerusuhan. Tapi, situasi di Jogja sangat berbeda. Jogja tidak memiliki sumber daya tambang atau perkebunan besar yang bisa terus beroperasi di tengah konflik.
"Kalau ada kerusuhan tambang tetap jalan. Di Jogja? Gak bisa,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Suwondo, Jogja harus terus melakukan rekonsiliasi, meskipun faktanya konflik yang menonjol tidak terjadi di Jogja.
"Walaupun berdasarkan fakta hal tersebut tidak terlalu menonjol di Jogja. Jadi sebetulnya Jogja itu baik-baik saja berdasarkan statistik angka. Namun, keamanan harus tetap dijaga dan diprioritaskan di kota ini,” paparnya.
Kapolda DIY Dirjen Pol Suwondo Nainggolan saat serah terima buah tangan sewaktu diskusi panel di GKJ Gondokusumanan Yogyakarta. Foto: Iqbaltwq/Pandangan Jogja
Suwondo juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan melalui filosofi community policing.
"Mengacu pada filosofi community policing yang paling tahu permasalahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri," jelasnya.
Dan menurut Suwondo, keamanan bagi Jogja bukan hanya situasi tapi merupakan sebuah investasi utama. Karena demografi, strukturnya, kota wisata, kota pelajar, yang membutuhkan kehadiran manusia.
“Dalam situasi tidak aman, manusia akan menyingkir. Apalagi wisatawan mana mau datang ke Malioboro, orang tua mana berani melepas anaknya kuliah di Jogja?” katanya.
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo saat menjadi Keynote Speaker diskusi panel bertema 'Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024' di Gedung Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusumanan Yogyakarta, Rabu (5/6). Foto: Iqbaltwq/Pandangan Jogja
Dalam penanganan kenakalan remaja (klitih), Suwondo menjelaskan bahwa masalah ini sering kali berakar dari kegagalan rumah dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan aktualisasi diri anak.
ADVERTISEMENT
"Mereka ini direkrut karena kegagalan rumah. Ketika orang tua dan guru melihat anak hanya dari kemampuan akademis, mereka lupa anak ini tidak hanya perlu kemampuan akademis," jelasnya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Suwondo mengungkapkan bahwa Polda Jogja saat ini menduduki peringkat kedua terbaik di seluruh Indonesia dalam hal keamanan.
"Itu semua terjadi bukan karena Polri-nya hebat, tapi karena kekuatan dan kerja sama Jogja yang baik," katanya.
Ilustrasi kriminal. Foto: Ashby C Sorensen/Pixabay
Berkaca pada kelancaran selama Pilpres kemarin, Kapolda juga mengungkapkan rasa optimismenya, bahwa Pilkada yang digelar di kota dan kabupaten di DIY pada November 2024 nanti, bisa berjalan damai.
"Satu hal yang menjadi ciri dari Yogyakarta, yakni knalpot blombongan dan juga keributan antar laskar, sudah nol di tahun 2024 ini," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Kedewasaan yang mungkin tidak mudah diwujudkan di tempat lain. Maka, kita harus yakin dan percaya diri, Pilkada bisa berjalan damai," katanya.
Dua tokoh lain yang menjadi pembicara panel setelah Kapolda DIY menyampaikan Keynote Speakers yakni Peter Suwarno, Ph.D. pengajar di Arizona State University Amerika Serikat dan Dr. Leonard Chrusostomos Epafras, pengajar Filsafat Keilahian Universitas Gadjah Mada (UGM). Adapun Pdt. Fendi Susanto, bertindak sebagai moderator.

Terimakasih Panitia dan Harapan Pilkada November 2024

Ketua Panitia diskusi panel ‘Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024’ di GKJ Gondokusuman, Joko Pamungkas. Foto: Iqbaltwq/Pandangan Jogja
Ketua Panitia diskusi panel ‘Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024’ di GKJ Gondokusuman, Joko Pamungkas, kepada wartawan usai acara mengungkapkan rasa terimakasih mendalam kepada semua yang hadir.
“Undangan 400 yang mewakili antara lain, lintas iman, lintas ormas, dan lintas partai politik. Tapi yang datang lebih dari itu. Terimakasih tak terhingga untuk para wartawan, Bapak Kapolda, semua tamu undangan, donator, dan seluruh panitia,” katanya.
ADVERTISEMENT
Joko mengungkapkan acara diskusi panel ini merupakan penyelenggaraan visi GKJ Gondokusuman untuk menjadi gereja terbuka yang bermakna bagi kehidupan sesama dan semesta.
Ketua Panitia diskusi panel ‘Peran Pemuka Agama dalam Mendorong Rekonsiliasi Pasca Pilpres 2024’ di GKJ Gondokusuman, Joko Pamungkas. Foto: Iqbaltwq/Pandangan Jogja
“Merawat persatuan pasca Pilpres 2024 dan menyongsong Pilkada serentak November 2024 nanti dengan suasana adem ayem sehingga dapat menurunkan suhu politik di DIY,” jelas Joko.
Joko mengakhiri paparan rasa terimakasihnya kepada wartawan dengan pantun yang juga telah ia bacakan di mimbar hadirin saat membuka acara.
“Mlaku-mlaku golek jodoh ing Brebah. Dilalah nemu jodohe ing pasar buah. Ayo poro dulur ojo sampek terpecah belah. Mbangun Indonesia sing gagah,” pungkas Joko.