Di Pasar Harga Cabai Meroket sampai Rp 100 Ribu per Kg, Bagaimana di Petani?
ADVERTISEMENT
Berikut laporan sejumlah petani dari beberapa provinsi di Indonesia. #publisherstory
Menjelang Natal dan tahun baru, harga cabai di pasar tradisional terus meningkat. Di sejumlah provinsi, harga cabai di pasar tradisional bahkan telah mencapai angka lebih dari Rp 100 ribu per kilogram.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga cabai rawit merah di pasar tradisional Maluku menjadi yang paling mahal, yakni sebesar Rp 150 ribu per kilogram pada 10 Desember 2021. Harga itu merupakan yang paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lain, juga jauh lebih tinggi di atas rerata nasional yang hanya Rp 76.100 per kilogram.
Tingginya harga cabai di Maluku disebabkan karena faktor cuaca yang sedang berlangsung, yang berdampak pada masa panen cabai serta terbatasnya pasokan dari para petani. Sebagian petani cabai di Maluku juga menjual hasil panennya ke daerah lain, sehingga ikut memicu kenaikan harga cabai di sana. Imbasnya, harga cabai jadi melambung dalam beberapa pekan terakhir.
Provinsi berikutnya dengan harga cabai paling mahal adalah Maluku Utara, yang mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Kemudian diikuti Kalimantan Barat dengan Rp 112.500 per kilogram, Kalimantan Tengah Rp 103.750 per kilogram, dan Papua Barat dengan Rp 102.500 per kilogram. Diperkirakan, harga cabai akan terus naik hingga momen Natal dan tahun baru 2022.
ADVERTISEMENT
Jika harga cabai di pasar tradisional meroket bahkan sampai di atas Rp 100 ribu, bagaimana dengan kondisi harga jual cabai dari petani di sejumlah provinsi di Indonesia?
Petani cabai asal Pontianak, Kalimantan Barat, Arya Hafid, mengatakan harga jual cabai rawit dari petani di daerahnya memang meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Per 14 Desember, harga jual cabai rawit dari petani sudah mencapai Rp 130 ribu per kilogram.
“Pontianak tadi jual Rp 130 ribu per kilogram,” kata Arya saat dihubungi melalui grup Facebook KPCI (Komunitas Petani Cabai Indonesia) Selasa (14/12).
Menurut Arya, melonjaknya harga cabai ini memang disebabkan stok yang terbatas, musim penghujan membuat hasil panen agak menurun. Sedangkan permintaan, justru semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
“Makanya harganya naik,” ujarnya.
Namun tak semua petani menikmati kenaikan harga cabai tersebut. Di sejumlah provinsi, kenaikan tak begitu signifikan, bahkan ada yang cenderung stagnan. Petani cabai asal Bengkulu, Engell, mengatakan harga jual cabai dari petani baru menyentuh angka Rp 45 ribu per kilogram untuk cabai rawit. Memang ada kenaikan dari sebelumnya, tapi tidak sesignifikan yang banyak diberitakan.
“Memang naik, tapi enggak meroket kayak yang heboh diberitain. Kalau di pasar mungkin meroket, di petani belum tentu,” ujarnya.
Hal sama disampaikan oleh petani cabai di daerah Toba, Sumatera Utara, Tom Gultom. Di daerahnya, harga cabai rawit dari petani baru menyentuh angka Rp 35 ribu. Tak jelas juga kenapa harga jual cabai di daerahnya tidak setinggi di daerah lain seperti yang diberitakan.
ADVERTISEMENT
“Enggak tahu juga kenapa enggak naik, mungkin harga naiknya enggak sampai sini,” kata Gultom.
Petani cabai dari Riau, Ibnu Jawwas, bahkan mengatakan jika harga cabai dari petani baru menyentuh angka Rp 30 ribu per kilogram. Menurut dia, kenaikan harga cabai tidak terlalu terasa di tingkat petani di daerahnya.
“Masih sama kayak biasanya, naik tapi sedikit,” kata Ibnu Jawwas.
Harga lebih rendah dialami oleh Faza, petani cabai asal Purbalingga, Jawa Tengah. Pada 14 Desember, dia menjual cabai rawit dengan harga hanya Rp 10 ribu per kilogram. Padahal, stok cabai dari petani pun biasa saja, tidak ada peningkatan stok yang biasanya membuat harga menjadi turun.
“Tadi saya jual biasa aja, Rp 10 ribu, yang penting laku,” kat Faza.
ADVERTISEMENT