Dikritik Suaranya Jelek, Ini Bujet Minimal untuk Bikin Sound System Masjid Bagus

Konten Media Partner
22 Oktober 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ini saran dari toko sound system di Yogyakarta
Speaker Masjid Kotagede, Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Muhammad Jusuf Kalla, menyebut 75 persen masjid di Indonesia memiliki speaker atau sound system yang jelek. Selain mengganggu kenyamanan, buruknya speaker atau sound system di masjid juga disebut memicu ketidakpahaman jamaah dalam menangkap isi ceramah.
ADVERTISEMENT
Lalu, berapa sebenarnya biaya minimal untuk menjadikan sistem pengeras suara enak dan jelas didengar?
Pemilik TOA Dunia Digital Jaya, sebuah toko perangkat sound system di Yogyakarta, Elwi, mengatakan biaya yang dibutuhkan sangat tergantung pada ukuran masjid, semakin besar tentu semakin mahal biayanya.
Untuk ukuran standar, misalnya 8 x 5 meter persegi, paling tidak biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 10 juta. Dengan biaya Rp 10 juta, ada beberapa perangkat yang didapat, yakni amplifier dengan daya 2x120 watt seharga Rp 4.990.000, empat buah horn TOA untuk pengeras luar ruangan dengan harga masing-masing Rp 670 ribu, dua buah speaker untuk dalam ruangan seharga masing-masing Rp 630 ribu, tiga buah mikrofon masing-masing untuk mimbar, imam, dan adzan, serta satu roll kabel tipe 2x0,75.
ADVERTISEMENT
“Itu sudah cukup, tidak terlalu keras tapi suaranya sudah jelas,” kata Elwi, Jumat (22/10).
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla. Foto: Dok. DMI
Jika ukuran masjid lebih luas, maka perlu tambahan speaker dalam ruangan di beberapa titik supaya suara di dalam ruangan tersebut merata. Jika dipaksakan hanya pakai dua speaker, akibatnya ada bagian yang nantinya terlalu keras sedangkan di bagian lain kurang jelas. Untuk meningkatkan kualitas suara juga bisa ditambah mixer audio, dengan harga paling murah sekitar Rp 1,5 juta.
Sedangkan standar sistem pengeras suara untuk musala, Elwi mematok angka Rp 3 juta. Dengan biaya itu, sudah bisa mendapatkan satu unit amplifier 30 watt seharga Rp 860 ribu, satu pengeras suara untuk luar ruangan atau horn TOA 25 watt seharga Rp 560 ribu, dua speaker dalam ruangan 6 watt seharga Rp 245 ribu, tiga mikrofon masing-masing untuk mimbar, imam, dan adzan, serta satu roll kabel.
ADVERTISEMENT
“Semua itu baru harga perangkatnya, belum termasuk biaya jasa dan bahan pemasangannya,” ujarnya.
Bukan Sekadar Pasang dan Bunyi Keras
Sebuah toko sound system di Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
Teknisi Iline Audio Store & Rental Sound System, toko sound system lain di Yogya, Iskak Fauzi, bahkan mematok biaya yang lebih tinggi. Jika benar-benar ingin mendapatkan kualitas suara terbaik, maka semua komponen, teknik instalasi, serta pengaturan yang tepat.
Paling tidak, perangkat sound system untuk mendapatkan suara yang bagus memerlukan speaker dengan jumlah sesuai luas ruangan, power audio, mixer, mikrofon, serta digital signal processor (DSP), sedangkan untuk pengeras suara di luar ruangan seperti ketika adzan cukup memakai pengeras standar saja.
Biasanya, biaya paling besar dikeluarkan untuk membeli speaker, sebab untuk bisa menjangkau seluruh ruangan dengan suara yang nyaman, speaker mesti dipasang di beberapa titik. Untuk ukuran masjid sedang, menurut dia paling tidak diperlukan delapan buah speaker yang dipasang di sejumlah titik, dengan harga satu buahnya bisa mencapai Rp 6 juta sampai 8 juta.
ADVERTISEMENT
“Kalau di masjid kan berarti didengar di posisi mana saja harus terasa nyaman, jadi memang perlu dipasang di banyak titik sesuai dengan luasnya,” kata Fauzi.
Iskak Fauzi. Foto: Widi Erha Pradana
Sementara untuk mixer audio, cukup memakai mixer 8 channel dengan harga antara Rp 4 juta sampai Rp 8 juta, power audio antara Rp 5 juta sampai Rp 11 juta, sedangkan untuk prosesor atau DSP bisa menggunakan yang harganya Rp 6 jutaan.
Perangkat yang mahal dan bagus itu saja tidak cukup, nantinya kualitas suara juga sangat terpengaruh oleh bagaimana melakukan instalasi. Misalnya penentuan titik penempatan speaker, meski terlihat sederhana namun pemasangan speaker harus sangat memperhatikan luas ruangan, sudut, bentuk, serta jarak antara satu speaker dengan speaker lain.
ADVERTISEMENT
“Kayak speaker menghadap ke mana, itu hasilnya juga beda, tiap ruangan pemasangannya beda sesuai kondisinya, harus dicek betul gimana biar suaranya bisa keluar optimal tapi enggak bikin sakit telinga,” ujarnya.
Tak hanya instalasi, pengaturan suara pada mixer misalnya, juga sangat mempengaruhi kualitas yang dikeluarkan. Semahal apapun alatnya, jika pengaturannya tidak tepat, maka jangan harap bisa mendapatkan suara yang optimal.
“Semuanya mempengaruhi, penting semua. Bukan hanya soal gimana suaranya bisa keras, tapi juga biar enak didengerin,” kata Fauzi. (Widi Erha Pradana / YK-1)