Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Dinilai Bias Gender, Maskot Pilkada Yogya Disomasi Sejumlah Kelompok Perempuan
7 November 2024 14:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sejumlah kelompok perempuan di Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Yogya 2024 mensomasi Maskot Pilkada Kota Yogyakarta karena dinilai bias gender. Mereka mendatangi Kantor KPU Kota Yogya langsung pada Rabu (6/11).
ADVERTISEMENT
Beberapa kelompok perempuan yang tergabung dalam forum tersebut di antaranya Persatuan Wanita Kristen Yogya, LBH APIK, aktivis gender, Aliansi Perempuan Peduli, Pengurus Wanita Hindudharma, dan Pengamat Sosial Budaya.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan forum, Siti Roswati Handayani, menyatakan bahwa maskot tersebut dinilai mengedepankan citra maskulinitas yang berpotensi menciptakan bias gender. Ini adalah somasi kedua yang mereka layangkan terkait maskot tersebut.
“Tampilan tubuhnya bias gender. Kita juga menanyakan ada 60 orang, hampir 99 persen menjawab laki-laki,” kata Siti di depan perwakilan KPU Kota Yogya yang hadir.
Mereka menuntut agar maskot tersebut segera ditarik dari peredaran dan meminta KPU Kota Yogya menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas pembuatan maskot yang dinilai tidak berpihak pada perspektif gender.
ADVERTISEMENT
“Menarik maskot yang bias gender dengan citra maskulin yang kuat dari peredaran dan pada platform digital,” lanjut Siti, diikuti dengan tuntutan agar pihak KPU Kota Yogya meminta maaf kepada publik.
Pertemuan berlangsung sekitar 1,5 jam dengan kedua belah pihak berdialog untuk mencari solusi bersama.
Pelaksana Harian (Plh) KPU Kota Yogya, Mustika Sari, menyatakan bahwa pihaknya tidak bermaksud menyinggung gender tertentu dalam pembuatan maskot. Menurutnya, maskot tersebut telah melalui proses pemilihan yang panjang.
“Sebenarnya tidak menyinggung jenis kelamin tertentu. Maskot ini melalui prosedur yang panjang,” ujarnya.
Meski demikian, Mustika menyampaikan permintaan maaf atas interpretasi yang mungkin muncul terkait maskot tersebut dan menyatakan kesiapan untuk berdiskusi lebih lanjut guna mengambil keputusan yang sesuai. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pengurus KPU Kota Yogya dan KPU DIY.
ADVERTISEMENT
“Kami meminta maaf sebesar-besarnya apabila apa yang sudah kami sajikan memiliki makna secara visual tidak berperspektif gender,” ujar Mustika.
Selain itu, Mustika menyebutkan akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas persoalan tersebut lebih dalam.