Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Direktur RS Wonosari Jawab Dugaan Tolak Pasien Sesak Napas: Dokter Sudah Dibina
4 Maret 2022 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati, menyampaikan bahwa dokter jaga di IGD yang melayani pasien malam itu masih berstatus magang dan kini sudah dibina.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari di Gunungkidul, mendapat sorotan dari masyarakat lantaran diduga menolak seorang pasien yang sedang mengalami sesak napas. Dugaan penolakan itu bermula dari unggahan status Facebook Bambang Setiawan, yang ternyata adalah seorang Lurah Kepek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
Status yang diunggah pada Kamis (3/3) itu menceritakan bagaimana kronologi anaknya yang sedang kesulitan bernapas justru ditolak oleh dokter yang berjaga di IGD RSUD Wonosari.
Penolakan itu terjadi pada Kamis malam, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, anaknya yang sedang kesakitan dan kesulitan bernapas dia bawa ke IGD RSUD Wonosari bersama beberapa warga. Sampai di IGD, Bambangg mengaku ditanya oleh dokter jaga tentang keluhan yang dialami anaknya, yang kemudian dia jawab sesak napas.
“Dokter jaga dan rekannya sempat dialog. Dan bilang silakan cari poliklinik atau RS yang lain,” tulis Bambang Setiawan.
Padahal, tujuannya membawa ke IGD adalah untuk mengetahui penyebab sesak napas yang dialami oleh anaknya. Memang, anaknya punya riwayat penyakit asma, namun dia khawatir ada penyebab lain mengingat saat ini kasus COVID-19 juga sedang meningkat lagi.
ADVERTISEMENT
Di tengah proses negosiasi, salah seorang perawat sebenarnya sudah sedang menyiapkan kursi roda untuk membawa anak Bambang.
“Tapi kenapa dokter jaga suruh pindah ke RS lain atau poliklinik?” tulisnya.
“Dengan rasa heran campur ngelus dada, saya pindah ke RS lain,” lanjutnya.
Karena anaknya butuh pertolongan segera, Bambang akhirnya langsung membawa anaknya ke rumah sakit lain, salah satu rumah sakit swasta di Gunungkidul. Beruntung, di rumah sakit tersebut anaknya langsung mendapatkan pertolongan dan dilayani dengan baik.
Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati, menyampaikan bahwa dokter jaga di IGD yang melayani pasien malam itu masih berstatus magang atau internship. Dokter internship tersebut menurutnya tidak bermaksud menolak pasien, namun hanya menyampaikan bahwa sebelum dokter bisa memberikan pelayanan pasien mesti melakukan tes antigen lebih dulu.
ADVERTISEMENT
Heru juga tidak menampik bahwa dokter tersebut menyarankan kepada Bambang, jika ingin mendapatkan pelayanan langsung tanpa tes antigen lebih dulu maka lebih baik mencari rumah sakit lain.
“Itu yang mungkin dipahami oleh keluarga pasien sebagai penolakan, padahal memang prosedurnya seperti itu,” kata Heru Sulistyowati saat dimintai konfirmasi, Jumat (4/3).
Kendati demikian, dia juga mengakui bahwa ada cara komunikasi dari dokter yang kurang tepat. Menurut dia, harusnya petugas melihat lebih dulu kondisi pasien. Pasien juga mestinya tidak ditolak begitu saja, karena tes antigen sebenarnya dapat dilakukan sembari petugas memberikan pelayanan medis ke pasien.
“Bagaimanapun dalam situasi apapun, pasien membutuhkan pertolongan sehingga tetap harus diterima dengan baik dan diberikan pelayanan yang seharusnya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Heru juga mengatakan akan melakukan evaluasi kinerja setiap pegawai di rumah sakit supaya kejadian serupa tidak terulang kembali. Salah satu hal yang akan dia soroti adalah pola komunikasi dengan konsumen atau pasien. Sebab, kabar penolakan rumah sakit ini menurut dia bermula dari kurang tepatnya pola komunikasi yang dilakukan oleh petugas.
“Kami langsung memberikan pembinaan kepada dokter yang memberikan pelayanan,” ujarnya.
Pihak rumah sakit menurutnya juga telah menghubungi keluarga pasien untuk meminta maaf sekaligus mengkonfirmasi unggahan Facebook yang sempat viral itu. Heru menyimpulkan, masalah tersebut memang bermuara pada miskomunikasi saat petugas memberikan pelayanan.
“Kami telah meminta maaf melalui pesan WA. Kami juga berterima kasih atas masukan yang disampaikan Pak Bambang,” kata Heru Sulistyowati.
ADVERTISEMENT