Disebut Pengemis, Pengamen Yogya Cerita Galang Rp 250 Juta bagi Korban Gempa

Konten Media Partner
19 Agustus 2023 15:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang pengamen di Yogya, Bara, sedang bernyanyi di salah satu perempatan di Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang pengamen di Yogya, Bara, sedang bernyanyi di salah satu perempatan di Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak cuma cari uang untuk kebutuhan pribadi, banyak pengamen di Yogya ternyata juga suka melakukan kegiatan sosial. Saat terjadi gempa di Cianjur misalnya, mereka melakukan penggalangan dana dan berhasil mengumpulkan ratusan juta untuk disumbangkan.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang pengamen di Yogya, Bara. Dia mengungkap, pada saat terjadi gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, puluhan pengamen di Yogya yang tergabung dalam komunitas Jogja Acoustic Management (JAM), melakukan penggalangan dana di sejumlah titik di Yogya.
“Ada sembilan titik kita penggalangan dana untuk korban gempa di Cianjur, dan terkumpul dana itu hampir Rp 250-an juta selama tiga hari, langsung kita kirim ke sana,” ujarnya.
Aksi sosial itu menurut Bara menunjukkan bahwa pengamen-pengamen di Yogya tidak hanya memikirkan kehidupan pribadinya saja. Mereka juga peduli dengan sesama yang sedang dalam kesulitan.
“Hasil kita ngamen memang enggak seberapa, tapi bantu orang kan enggak harus nunggu kaya,” kata dia.
Salah seorang pengamen di Yogya, Bara, sedang bernyanyi di salah satu persimpangan Kota Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Selain penggalangan dana untuk korban gempa di Cianjur, Bara dan para pengamen lain di Yogya juga pernah diminta untuk jadi penyambut keluarga Presiden saat pernikahan Kaesang dan Erina di Yogya pada Desember tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Mereka diminta untuk menyambut keluarga Presiden di tiap lampu merah di Jalan Solo.
“Jadi di setiap lampu merah Jalan Solo itu kita yang menyambut, kita pakai pakaian adat Jawa,” lanjut dia.
Selain itu, tidak jarang juga mereka mendapat apresiasi dari artis atau tokoh terkenal yang tak sengaja lewat, terutama saat mereka tampil di sekitar Malioboro seperti di simpang Ngabean, depan Hotel Melia Purosani, dan depan Hotel Limaran.
“Pernah ada Anji, terus Mas Parto, dia malah turun ikut nyanyi terus nyawer Rp 500 ribu,” kata Bara.
Hal ini menurutnya menunjukkan bahwa kehadiran para pengamen yang ditata dengan rapi dan profesional serta terus berkreasi akan semakin memperkuat Yogya sebagai kota budaya dan wisata.
ADVERTISEMENT
“Nyatanya sambutan masyarakat positif, kita juga nyanyinya tidak asal-asalan jadi orang tidak terganggu,” ujarnya.