Ekspor Ikan Sidat Meningkat tapi Populasi di Sungai Jogja Makin Berkurang

Konten Media Partner
28 Maret 2022 17:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelepasan benih sidat di sungai di Jogja pada Senin (28/3). Foto: HUmas UGM
zoom-in-whitePerbesar
Pelepasan benih sidat di sungai di Jogja pada Senin (28/3). Foto: HUmas UGM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu, kandungan gizi pada ikan sidat juga dinilai tidak kalah dari ikan salmon yang sudah lebih dulu dikenal kaya akan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Ikan sidat yang sekilas nampak seperti belut ini memiliki kandungan protein, lemak, serta mikronutrien seperti zinc yang baik untuk pertumbuhan sel dan sistem kekebalan tubuh. Bahkan kandungan DHA dan EPA pada ikan sidat jauh lebih tinggi dibandingkan salmon.
Dengan kandungan gizi yang tinggi tersebut tak heran setiap tahun ekspor ikan sidat Indonesia terus meningkat. Tapi sayangnya stok di alam terus berkurang. Di sungai habitat utama ikan sidat di Indonesia yakni di aliran sungai di Jogja, saat ini sudah makin sulit menjumpai ikan sidat.
Karenanya, pada Senin (28/3), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), PT Suri Tani Pemuka (STP), bersama Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada di Daerah Aliran Sungai Boyong, Jogja melakukan pelepasan benih sidat dengan total 20.000 ekor
ADVERTISEMENT
Budhi Rahyono, Head of HR & GA STP mengungkapkan upaya restocking ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan lingkungan khususnya kelestarian populasi ikan sidat.
“Di Indonesia, permintaan ekspor sidat terus melonjak setiap tahunnya. Hal ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk terus bersaing di pasar internasional. Dengan adanya permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya, maka penting bagi STP untuk turut andil dan aktif dalam menjaga populasi sidat. Salah satunya dengan melakukan restocking atau pelepasliaran ke alam,” paparnya dalam rilis Humas UGM yang diterima redaksi Senin (28/3).
Budhi Rahyono, Head of HR & GA STP saat melepaskan benih ikan sidat. Foto: Humas UGM
Lepas liar sidat ini rencananya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama akan dilepaskan di DAS Boyong dan Kali Kuning. Selanjutnya kegiatan serupa akan dilaksanakan pada bulan Juni mendatang. Hal ini dilakukan demi memastikan pertumbuhan populasi sidat di habitat alaminya. Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah agar pengelolaan dan pemeliharaan sumberdaya perairan dapat berjalan secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan yang sama Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada, menyampaikan bahwa ikan sidat memiliki siklus hidup yang panjang. Karena fase hidupnya tersebut, menjadikan faktor penyebab populasi sidat kian menurun bahkan terancam punah.
“Kami menyambut baik inisiatif STP dalam melakukan restocking ikan sidat di wilayah sungai Boyong ini. Seperti kita ketahui, Sehingga, dengan adanya kegiatan restocking ini diharapkan dapat menjaga keberlangsungan ikan sidat. Selain itu, penting memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan eksploitasi”.
Ikan sidat tergolong kategori ikan katadromus, artinya memiliki siklus kehidupan di dua jenis perairan yaitu air tawar dan laut. Sidat dewasa yang berkembang di perairan tawar akan melakukan pemijahan dan bertelur ke laut dengan kedalaman mencapai 6.000 m. Setelah bertelur, ikan sidat akan mati dan telur sidat akan terbawa arus kembali ke sungai hingga menetas menjadi larva dan berkembang menjadi glass eel untuk dibudidayakan.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman yang diwakili oleh Kepala Bidang Perikanan, Ir. Sri Purwaningsih, M.MA mengapresiasi inisiasi yang dilakukan oleh STP dan UGM, “Terima kasih kami ucapkan kepada STP dan UGM serta semua pihak yang terlibat dan telah mempercayakan untuk pelestarian populasi sidat di Kabupaten Sleman serta mendukung pelepasliaran di perairan umum Sungai Boyong.”
“Kami percaya, dengan adanya kerjasama dari berbagai pemangku kepentingan, jumlah populasi sidat di Indonesia tetap terjaga. Kami juga berharap kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak,” pungkas Budhi Rahyono.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY serta komunitas penggiat lingkungan sungai Dusun Jaban, Kelurahan Sariharjo, Sleman.