Konten Media Partner

Emas Olimpiade Greysia-Apriyani Bikin Jasa Pasang Senar Raket di Jogja Melesat

17 Agustus 2021 18:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasang senar raket. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasang senar raket. Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Kesuksesan pasangan ganda putri bulutangkis Indonesia, Greysia Polii – Apriyani Rahayu meraih medali emas dalam Olimpiade Tokyo 2020 membuka pintu rezeki bagi pemilik jasa pasang senar raket di Jogja. Sepi sepanjang pandemi, permintaan untuk pemasangan senar raket di sejumlah toko olahraga di Jogja, langsung melesat setelah medali emas.
ADVERTISEMENT
Pemilik toko olahraga Rumah Bulutangkis Jogja, Oktavio, mengatakan peningkatan permintaan memasang senar raket bulutangkisnya mulai terasa secara signifikan ketika Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mendekati ajang final. Sebelum olimpiade, permintaan untuk memasang senar sangat sepi, apalagi saat itu masih suasana PPKM.
“Sebelumnya paling hanya dua sampai tiga raket sehari, setelah olimpiade itu sampai 10-an raket lebih sehari,” kata Oktavio, Senin (16/8).
Sampai saat ini, meski sudah berjalan dua pekan setelah Greysia dan Apriyani meraih emas, namun permintaan pemasangan senar raket bulutangkis masih cukup banyak. Biaya pemasangan senar di tempatnya berkisar antara Rp 40 ribu sampai Rp 135 ribu, tergantung harga senar yang digunakan.
“Terasa banget peningkatannya,” ujarnya.
Peningkatan permintaan pemasangan senar raket juga dialami oleh Supriyanto dan Wahyu Maryanti, pemilik toko olahraga Wahyudi Sport Jogja. Menurutnya, setelah perolehan menggembirakan Greysia Polii dan Apriyani, permintaan pemasangan senar di toko olahraganya mengalami peningkatan yang signifikan.
ADVERTISEMENT
“Hampir dua kali lipat,” kata Supriyanto.
Dalam sehari, dia bisa menerima permintaan pemasangan senar raket dari 10 sampai 13 raket sehari. Biasanya, dalam sehari permintaan pemasangan senar raket paling di kisaran empat sampai lima raket per hari.
Selain dampak Olimpiade, menurutnya peningkatan permintaan pemasangan senar raket juga dipengaruhi karena mendekati 17 Agustus. Sebelumnya, terutama sebelum pandemi, tiap Agustus pelanggannya memang selalu meningkat karena banyaknya penyelenggaraan turnamen bulutangkis untuk memperingati hari kemerdekaan.
“Tapi ini kan pandemi, jadi ada pengaruhnya tapi sedikit. Yang lebih terasa ya dari Olimpiade,” ujarnya.
Penjualan Raket dan Shuttlecock Turut Naik
Supriyanto dan Wahyu Matianti di toko olah raganya. Foto: Widi Erha Pradana
Selain permintaan pemasangan senar raket, penjualan raket dan shuttlecock di toko olahraga milik Supriyanto dan Wahyu Maryanti juga mengalami peningkatan meski tidak terlalu signifikan. Dari yang sebelumnya dalam sepekan bisa menjual satu saja sudah bagus, kini dalam sepekan penjualan raket bisa mencapai tiga buah.
ADVERTISEMENT
“Itu sudah bagus banget,” ujar Wahyu Maryanti.
Untuk harga, rata-rata raket yang terjual di kisaran Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu. Karena toko olahraga yang dimiliki tidak terlalu besar, Wahyu memang sengaja menargetkan masyarakat menengah ke bawah sebagai pasarnya. Meski dengan harga Rp 200 ribuan, tapi kualitas raket yang dijual sudah cukup bagus jika hanya untuk hobi atau latihan sehari-hari.
“Kalau mau jual yang Rp 500 ribu ke atas agak sulit. Kan rakyat kecil juga tetap butuh olahraga, jadi kita jualnya yang harganya terjangkau tapi masih layak dipakai,” ujarnya.
Selain raket, penjualan shuttlecock juga mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dari sebelum pandemi. Wahyu berharap tren positif ini bertahan lama, tidak hanya sehari dua hari. Pasalnya, selama PPKM sebelum olimpiade, penjualan raket maupun permintaan pemasangan senar raket di toko olahraganya sangat sepi.
ADVERTISEMENT
Terdampak Toko Online
Wahyu Maryanti dan Supriyanto sangat merasakan dampak dari adanya toko-toko online yang sudah kini makin populer di tengah masyarakat. Dia merasakan dalam beberapa tahun terakhir ketika tren toko online mulai meningkat, penjualannya ikut terjun bebas. Terlebih selama pandemi membuat orang-orang membeli semua kebutuhannya lewat toko online, termasuk perlengkapan olahraga.
“Karena kalau dibandingin secara harga, jelas kita enggak bisa bersaing, karena kita kan harus bayar sewa toko dan sebagainya jadi pasti lebih mahal. Selisihnya bisa sampai Rp 100 ribu,” ujar Wahyu Maryanti.
Seringkali ada calon pembeli yang datang ke tokonya untuk membeli raket. Ketika tahu harganya, calon pembeli itu kemudian mengecek harga raket dengan tipe yang sama di toko online. Setelah tahu bahwa harga di toko online jauh lebih murah, calon pembeli tersebut akhirnya mengurungkan niat untuk membeli di tokonya.
ADVERTISEMENT
“Itu sering banget,” ujarnya.
Kendati demikian, Wahyu juga enggan menyalahkan keadaan. Dia tidak menampik bahwa dunia memang sudah berubah dengan semua teknologinya. Sebenarnya dia ingin juga mulai merambah ke toko online untuk memperluas pasarnya, tapi dia merasa kemampuan mereka belum cukup untuk merambah ke toko online.
“Kan juga butuh admin yang harus standby, packing, terus kirim barang, pasti kan butuh biaya lagi buat bayar pegawai. Kita belum tahu harus mulai gimana,” kata Wahyu Maryanti.