Konten Media Partner

Fenomena Bediding: Penyebab Suhu di Jogja Terasa Lebih Dingin pada Malam Hari

16 Juli 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang perempuan kedinginan menggunakan selimut. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang perempuan kedinginan menggunakan selimut. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY menyebut sejumlah wilayah di Jogja saat ini tengah mengalami suhu dingin yang diakibatkan oleh fenomena bediding. Hal inilah yang menyebabkan Jogja pada malam hingga pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya.
ADVERTISEMENT
"Fenomena Bediding menyebabkan suhu di beberapa wilayah bagian selatan Indonesia, termasuk DIY terasa lebih dingin," jelas Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, Senin (15/7).
Menurut Warjono, fenomena bediding bisa terjadi karena tutupan awan yang sedikit di siang hari. Akibatnya, radiasi matahari tidak memiliki hambatan oleh awan saat kembali ke atmosfer.
Sementara itu, Kepala Kelompok dan Informasi Stasiun Klimatologi DIY, Etik Setyaningrum menambahkan penyebab fenomena suhu dingin ini bisa terjadi karena musim dingin yang dialami Australia membawa massa udara dingin dan kering ke Indonesia.
Pergerakan udara ini disebut dengan Monsun Dingin Australia.
"Kondisi cuaca seperti ini adalah hal yang lumrah terjadi pada puncak musim kemarau periode Juli-Agustus," ujar Etik saat dihubungi Pandangan Jogja.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya, Etik menjelaskan selama periode musim kemarau, kandungan air di tanah menipis menyebabkan kelembaban udara menurun. Suhu udara minimum pada periode ini bisa mencapai 19-23 derajat celcius.
Etik menyarankan kepada masyarakat untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh dan menggunakan krim pelembab kulit, serta menghindari pendingin ruangan dengan suhu yang terlalu rendah (dingin).