Konten Media Partner

Film Musik Pendek Peraih 9 Penghargaan Internasional Siap Diangkat ke Bioskop

14 Oktober 2024 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cuplikan film Shadow of The Light. Foto: Acaraki
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan film Shadow of The Light. Foto: Acaraki
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Shadow of The Light, film musik pendek Indonesia yang telah meraih 9 penghargaan internasional direncanakan akan diangkat menjadi film layar lebar atau film bioskop. Film berdurasi 6 menit 30 detik itu, saat ini ada di kanal Youtube “Acaraki Journey” dan rilis pada 26 Januari 2024.
ADVERTISEMENT
“Nanti rencananya film ini akan kita buat layar lebarnya, mudah-mudahan,” kata Produser Shadow of The Light, Lucki Lukman Hakim, seusai meraih penghargaan Best Music Video di International Thai Film Festival (ITFF) 2024 di Bangkok, Minggu (6/10).
Produser Shadow of The Light, Lucki Lukman Hakim, bersama ITFF Board Member & Head of International Relations, Attila Peter Miklosi. Foto: ESP/Pandangan Jogja
Film tersebut mengangkat cerita tentang tradisi wayang kulit. Bercerita tentang dalang yang menjaga marwah perawatan dan pelestarian wayang kulit, namun harus berhadapan dengan tantangan perubahan zaman.
“Story-nya itu sangat kuat karena kita juga sudah mendapatkan testimoni dari beberapa yang menonton. Mereka terasa banget mendapatkan alur ceritanya jelas, dan feel-nya juga dapat bahwa bukan hanya mengenai film mengenai budaya, tapi mengenai seperti apa antara hubungan anak dan bapak,” kata Lucki.
Produksi film musik pendek ini memakan waktu hampir 1 tahun. Untuk proses syuting, Shadow of The Light membutuhkan total 40 jam. Di hari pertama, pengambilan gambar memerlukan 19 jam, sedangkan di hari kedua perlu 21 jam.
ADVERTISEMENT
“Shadow of The Light adalah produksi yang luar biasa karena saya merasa itu mengingatkan saya pada ayah saya sendiri. Itu produksi yang sangat emosional bagi saya dan menampilkan dengan indah bagaimana Anda memperlakukan tradisi,” kata ITFF Board Member & Head of International Relations, Attila Peter Miklosi.
Film garapan Acaraki Journey dan Batavia Pictures ini diproduseri oleh Jony Yuwono, Lucki Lukman Hakim, dan Genesis Timotius, serta disutradarai oleh Tono Wisnu. Komposisi musiknya disusun oleh Elwin Hendrijanto.