Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Ganjar ke Alumni UGM di Sumut: Pulanglah ke UGM, Makan Pecel, dan Bayar Utangnya
4 Agustus 2022 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan pertemuan dengan para alumninya yang berasal dari Sumatra Utara (Sumut), pada Rabu (3/8). Acara itu dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah yang juga Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo, melalui saluran virtual.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Ganjar Pranowo memberikan sejumlah pesan kepada para alumni UGM yang hadir. Salah satu pesannya yang kemudian mengundang gelak tawa dari seluruh peserta adalah meminta kepada para alumni UGM untuk membayar utang mereka ke SGPC Bu Wiryo.
“Saya mengingatkan saja, tolong yang sudah berhasil, pulanglah ke UGM, makanlah pecel SGPC yang di sana, dan bayarlah utangnya itu,” kata Ganjar yang langsung diikuti gelak tawa peserta, Rabu (3/8).
Dia juga mengatakan bahwa pertemuan-pertemuan alumni seperti itu penting untuk dilakukan. Selain untuk membahas isu-isu strategis, pertemuan itu juga bisa melepas rasa kangen antar sesama alumni, sehingga para alumni akan merasa masih mahasiswa pada 30 sampai 40 tahun yang lalu.
“Sehingga masih ingat berapa sebenarnya tempe yang harus dibayar di SGPC,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SGPC Bu Wiryo memang menjadi salah satu warung makan yang paling legendaris di kalangan alumni UGM. SGPC merupakan singkatan dari sego pecel atau nasi pecel, yang tidak lain adalah menu utama dari warung makan tersebut.
Warung makan ini sudah berdiri sejak 1959. Sejumlah tokoh tercatat sering makan di sini, termasuk Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, bahkan Presiden RI Joko Widodo. Dan sudah menjadi rahasia bersama, bahwa mahasiswa pada zaman itu sering nakal dengan tidak membayar sesuai dengan yang dia makan.
Ganjar juga menyoroti bagaimana mahasiswa UGM yang berasal dari Sumatra Utara selalu memberikan warna tersendiri di dalam pergaulan. Hal itu merupakan contoh keistimewaan Jogja, dimana mahasiswa dari berbagai daerah bisa saling berbaur satu sama lain.
ADVERTISEMENT
“Kita itu memang beda kok, keragaman inilah yang membikin keindahan kita,” lanjutnya.
Ganjar juga mengaku salut dengan para mahasiswa dari Sumut, dimana mereka datang dengan pribadi yang lebih keras dari orang-orang Yogya, terutama dari intonasi suara yang lebih tinggi dan tegas. Namun ketika sudah beberapa tahun di Yogya, mereka bisa menjadi pribadi yang sangat lembut layaknya orang asli Yogya.
“Apalagi kalau sudah kecantol anaknya ibu kos,” kata Ganjar yang lagi-lagi diikuti gelak tawa semua peserta.
Sementara itu, Rektor UGM, Ova Emilia, menyampaikan kebahagiaannya bisa menyapa para alumni UGM dari Sumut. Pertemuan-pertemuan itu menurut dia penting untuk merajut silaturahmi antara para alumni UGM yang telah pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Harapannya, dengan pertemuan-pertemuan seperti itu, para alumni UGM dapat memberikan menemukan ide dan berkontribusi untuk mengembangkan kampung halamannya masing-masing. Apalagi dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), membuat ruang dan kesempatan para alumni berkontribusi untuk kampung halamannya semakin terbuka lebar.
ADVERTISEMENT
“Dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) maka alumni dan seluruh kolega didorong untuk berkiprah bersama mendidik dan meneliti untuk mengembangkan keilmuan, kemanfaatan, dan kemanusiaan bagi bangsa,” kata Ova Emilia.