Ganjar-Perkasa Jadi Capres Nasdem, Relawan di Jogja Pamer Megahnya Markas Mereka

Konten Media Partner
18 Juni 2022 16:20 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangunan utama markas relawan Ganjar-Perkasa di Jogja menghadap ke halaman belakang lengkap dengan kolam renang. Foto: Mutiara Rizka
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan utama markas relawan Ganjar-Perkasa di Jogja menghadap ke halaman belakang lengkap dengan kolam renang. Foto: Mutiara Rizka
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia masih akan dilaksanakan dua tahun ke depan atau pada 2024. Namun, sekelompok masyarakat di Jogja sudah mendeklarasikan dirinya sebagai relawan Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.
ADVERTISEMENT
Relawan Ganjar – Perkasa di Jogja, semalam benar-benar bergembira sebab dua pilihan mereka masuk dalam radar Calon Presiden (Capres) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pada Jumat (17/6) malam.
“Kita gembira karena survey kita sedikit banyak sama dengan pilihan ratusan DPW Nasdem. Artinya yang kami kerjakan bukan abal-abal. Padahal kan kita independen, bukan pesanan siapapun bahkan bukan pesanan Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa,” kata penasehat relawan dan penulis buku Ganjar – Perkasa, Julius Felicianus, Sabtu (18/6).
Ya, relawan Ganjar-Perkasa tepat sebulan lalu, menginisiasi pembuatan dan peluncurkan buku bertajuk ‘Ganjar Perkasa “Duet Maut” Sipil-Militer Menjaga Keutuhan NKRI.”
Sepekan setelah peluncuran buku tersebut, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kebetulan datang pada acara wisuda anaknya di UGM. Menjawab pertanyaan wartawan mengenai kemunculan relawan Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa, Jenderal berbadan atletis ini tersenyum dan berterimakasih banyak atas kepercayaan warga tersebut.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas saya sekarang masih bertugas sebagai Panglima TNI, saya harus fokus kepada pekerjaan saya," kata Andika saat ditemui wartawan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (25/5) dikutip dari Kumparan.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bersama Rektor UGM Panut Mulyono (kiri). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Seketika, publik nasional heboh. Untuk pertamakalinya Jenderal Andika Perkasa berkomentar mengenai pencalonan dirinya dalam bursa Capres dan Cawapres 2024. Dan untuk pertamakalinya pula pasangan Ganjar-Perkasa muncul ke muka publik dan dari Jogjakarta.
Kembali untuk diketahui, peluncuran buku Ganjar-Perkasa digelar di markas relawan Ganjar-Perkasa yang terletak di Deresan, Condongcatur, Sleman pada 20 Mei 2022 lalu.
Terletak di tengah wilayah Yogyakarta, markas relawan tersebut terbilang megah dan rindang. Bangunannya membentang luas, dengan area terbuka yang tak kalah lebar.
Julius Felicianus, pada Sabtu (18/6) pagi mengundang beberapa kelompok masyarakat di Jogja untuk datang dan menengok kemegahan markas relawan Ganjar – Perkasa tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin memperlihatkan bahwa kami sudah kaya, politik bagi kami adalah perayaan kegembiraan dan keterlibatan rakyat luas, bukan untuk nyari duit-duit kecil. Ini kegembiraan rakyat. Nah kita ini rakyat perbukuan. Mas Indra penerbit buku, saya juga. Kami ingin industri buku bergeliat di momen politik. Sudah, ngobrol saja sama Indra soal rumah ini dulu, soal buku nanti disambung,” papar Opa Jufe, panggilan akrab Julius Felicianus.
Rindang Pohon di Markas Relawan
Bangunan utama markas relawan Ganjar-Perkasa di Jogja menghadap ke halaman belakang lengkap dengan kolam renang. Foto: Mutiara Rizka
Kesan pertama, rumah relawan ini begitu luas. Di sekeliling rumah tersebut, terdapat berbagai jenis pohon yang tumbuh tinggi dan rimbun. Daun-daunnya menjadi penghalang sinar matahari, semilir angin yang berhembus di antara cabangnya memberikan suasana yang nyaman di tengah hiruk pikuk aktivitas masyarakat Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Indra Ismawan, pemilik rumah tersebut menceritakan, jika bangunan dengan halaman luas itu dibelinya pada tahun 2011 silam. Dari salah seorang warga Australia yang mencintai kebudayaan Indonesia, Bernama Mister Patrick. Rumah seluas 2769 meter persegi itu dibangun sejak tahun 1998.
“Waktu saya mau beli ini, pohonnya bagus-bagus, rindang. Dan bagi saya, pohon itu kan mahal karena kita kan apa ya nunggunya lama sampai dia tumbuh dan rindang,” papar Indra.
Zainal Arifin Mochtar saat menjadi penanggap utama peluncuran buku 'Ganjar-Perkasa; Duit Maut Sipil Militer Menjaga Keutuhan NKRI’ di Yogyakarta, Jumat (20/5). Di sebelah kiri Opa Jufe, di kanan Indra Ismawan dan Wayan Darma Putra. Foto: ESP
Tumbuhnya pohon kelengkeng, pohon kamboja dan pohon-pohon lainnya lah yang membuat Indra jatuh cinta dengan rumah ini. Selain itu, rumah yang difungsikan sebagai markas relawan Ganjar-Perkasa ini juga memiliki lahan terbuka yang lebih luas dibanding bangunannya. Bagi pemilik usaha penerbitan tersebut, rumah ini menawarkan sesuatu yang mahal.
ADVERTISEMENT
Sirkulasi udara yang baik, serta pemandangan pohon-pohon yang rindang membuat Indra betah berada di rumah ini. Ia menambahkan, jika pada 2011 silam, selain dirinya, ada banyak orang yang ingin membeli markas relawan Ganjar-Perkasa tersebut. Namun, upayanya berbincang dengan Mister Patrick membawanya menjadi pemilik kedua.
Sebagai pecinta kebudayaan Indonesia, Mister Patrick banyak berburu patung-patung kebudayaan dari berbagai daerah. Hal itu, terlihat dari keberadaan patung Ganesha di sekitar kolam renang yang berada di beranda belakang rumah, serta patung Bima di bagian depan rumah. Indra juga menceritakan jika banyak artefak-artefak yang tersimpan di rumah tersebut.
Arca di pinggir kolam renang yang berada di halam belakang kantor relawan Ganjar-Perkasa di Jogja. Foto: Mutiara Rizka
Dari banyaknya calon pembeli rumah itu, beberapa di antaranya memiliki niat untuk mengubah beberapa bagian. Bahkan, ada yang ingin merubahnya menjadi seperti apartemen. Lain halnya dengan pemilik kantor penerbitan tersebut, ia justru sengaja ingin menjaga berbagai ornament kebudayaan peninggalan Mister Patrick.
ADVERTISEMENT
“Ketika saya obrolkan dengan beliau, saya bilang saya gak akan ngubah apapun dari rumah ini, cuma fungsinya mungkin akan kami tingkatkan jadi bukan cuma rumah tinggal,” imbuh Indra.
Mulanya Indra sendiri ingin tinggal di rumah yang dibelinya tahun 2011 silam tersebut. Namun sang istri justru menolak lantaran merasa rumah tersebut terlalu besar untuk dijadikan tempat tinggal. Akhirnya, ia gunakan tempat tersebut sebagai kantor untuk usaha penerbitannya, Media Pressindo Group.
Kafe Ganjar-Perkasa tempat ngopi relawan. Foto: Mutiara Rizka
Sayangnya, selama pandemi, Indra terpaksa banyak mem-PHK karyawannya. Beberapa karyawan yang masih bertahan, akhirnya dipindahkan ke kawasan Godean.
Lantaran kosong, Indra memanfaatkan bangunan tersebut untuk berbagai hal. Salah satunya adalah mempersilahkan para relawan Ganjar-Perkasa untuk berkantor di sini.
Ke depannya, Indra merencanakan agar bangunan tersebut juga bisa difungsikan sebagai restoran dengan konsep Bar and Kitchen. Dengan suasana yang nyaman, ada banyak hal yang Indra lakukan di tempat itu, mulai dari berdiskusi, merancang buku, hingga yang terakhir adalah acara launching buku.
ADVERTISEMENT
“Sudah jadi tempat ngumpulnya teman-teman itu. Tapi ngumpulnya kita itu ngumpul banyak bicarakan gagasan dan lain-lain, kadang masak masak bareng gitu. Nah ini kita temukan kok dukungan di bawah pada pasangan Ganjar–Perkasa ramai, makanya kita bikin buku itu. Gitu sejarahnya,” pungkasnya.
Bukti Relawan Mandiri
Ketua Relawan Ganjar-Perkasa, Wayan Darmasaputra saat memberi penjelasan pada pers dalam peluncuran buku 'Ganjar-Perkasa' di Yogya, Jumat (20/5). Foto: ESP
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Relawan Ganjar-Perkasa, Wayan Darma Putra menyampaikan penggunaan kediaman Indra Ismawan sebagai markas kelompoknya adalah bukti penting bahwa para relawan tersebut tidak berafiliasi dengan tokoh politik maupun partai politik manapun. Hingga akhirnya buku Ganjar-Perkasa rilis, murni menggunakan dana milik pribadi.
“Ini memang biaya kita sendiri, jadi tim menghapus stigma semua orang bilang ini dibiayai orang, dibiayai partai. Gak ada, murni biaya sendiri,” tegas Wayan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, kelompok yang lahir dari proses penelitian dan pengembangan tersebut rutin melakukan agenda diskusi di markas tersebut. Ke depannya, Wayan berencana untuk melakukan launching buku di wilayah lainnya, sekaligus mengepakkan sayap relawan Ganjar-Perkasa.
“Mas Indra mensuport, yang terpenting sebagai pemuda saya ingin ikut meramaikan pentas politik nasional dengan cara kreatif dan cara-cara baik,” pungkas Wayan Darma Putra yang masih berusia 27 tahun ini. (Mutiara Rizka / Anasiyah Kibtlatovski)
* Konten ini wujud kerjasama dengan Kampung Literasi Pakem (Kalipa)