Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Gembong Gedhe, Gembong Gembul, Roti Gembong di Setiap Sudut Jogja
2 Juni 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 25 Oktober 2021 13:07 WIB
ADVERTISEMENT
Ketika masih menjadi mahasiswa baru di UGM, Hadi Maulana Yusuf, 21 tahun, selalu membawa oleh-oleh bakpia atau oleh-oleh khas Jogja lain ketika pulang kampung ke Magetan, Jawa Timur. Tapi siang itu, ketika sudah lama tak pulang karena pandemi bahkan tak juga di lebaran kemarin, Hadi ingin membawa oleh-oleh yang berbeda: roti gembong.
ADVERTISEMENT
Memang bukan kuliner asli Jogja, tapi kepulangan kali ini Hadi ingin membawa oleh-oleh yang berbeda dari biasanya. Dan pilihan itu jatuh pada roti gembong.
“Sudah bosen sama bakpia jadi coba yang lain,” kata Hadi di Roti Gembong Gedhe Pusat di Jalan Gejayan, Senin (31/5).
Dia cukup sering membeli roti gembong, baik untuk camilan sendiri maupun untuk oleh-oleh ketika berkunjung ke rumah kawan. Perkenalannya dengan roti gembong terjadi tak sengaja, karena saat itu sedang ada diskon dia iseng beli satu kotak roti gembong rasa cokelat.
Melihat bentuknya yang tak jauh beda dengan roti sobek di warung-warung, Hadi tak punya ekspektasi apapun soal rasa. Apalagi dari segi harga juga tidak jauh beda dengan roti-roti sobek yang banyak dijual di warung atau swalayan.
ADVERTISEMENT
“Gigitan pertama kok enak, empuk banget, terus cokelatnya itu lumer, melting gitu,” ujarnya.
Kesan pertama mencicipi roti gembong akhirnya membawa kembali dia ke Roti Gembong Gedhe untuk kedua kalinya. Dia masih penasaran, apakah roti gembong yang pernah dia nikmati itu benar-benar enak, atau karena dia sedang lapar.
“Dan ternyata emang beneran enak, terus nagih sampai sekarang,” lanjutnya.
Siang itu, Hadi membeli dua potong roti gembong rasa cokelat dan tiramisu untuk oleh-oleh keluarganya di rumah. Dia sudah tidak ingin kenikmatan itu hanya dia rasakan sendiri. Ketika karyawan di Toko Gembong Gedhe selesai membuat pesanannya, dia bergegas dari kursi dan tak sabar untuk segera pulang menemui keluarga yang sudah lama dia rindukan.
ADVERTISEMENT
“Kalau beli bakpia kan cuma dapat satu, ini sudah dapat dua,” tutup Hadi.
Tergoda oleh Keramaian
Semakin sore, gerai Roti Gembong Gedhe di Jalan Gejayan itu semakin ramai. Di antara beberapa pembeli yang tengah mengantre, ada Evi Purwanti, 43 tahun. Dia mengaku sudah cukup lama berlangganan roti gembong di sana karena semua anggota keluarganya cocok dengan rasanya.
“Cukup sering, bisa seminggu dua kali beli roti gembong,” kata Evi.
Awalnya dia hanya penasaran, karena setiap lewat gerai Roti Gembong Gedhe sepulang kerja, toko itu selalu ramai. Suatu sore, rasa penasaran itu menggoda dia untuk menghentikan laju mobilnya dan memesan dua potong roti gembong rasa cokelat dan buttercream. Tak dinyana, gigitan pertamanya langsung membuat dia jatuh cinta.
ADVERTISEMENT
“Teksturya itu empuk banget, terus isinya itu lumer di mulut,” kata dia.
Hal yang sama dirasakan juga oleh anak dan suaminya. Sejak saat itu, dia makin sering membeli roti gembong. Selain itu, harganya juga tidak membuat kantong boncos meski setiap hari membelinya untuk oleh-oleh anaknya di rumah.
“Murah sih menurut saya, dan sudah pantes juga buat oleh-oleh karena emang enak rasanya,” ujarnya.
Hal itu juga dikatakan oleh Dimas Tegar, 23 tahun. Sore itu, untuk kedua kalinya dia kembali ke gerai Roti Gembong Gedhe setelah pengalaman pertamanya jatuh cinta pada rasa roti gembong yang dibawa teman kantornya. Karena hanya mencicipi sepotong dia merasa belum puas, sehingga sepulang kerja dia mampir ke salah satu gerai Roti Gembong Gedhe. Satu kotak roti gembong, tandas olehnya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Kalau ini buat saudara, soalnya selain enak harganya juga murah,” kata Dimas.
Menyasar Semua Kalangan
Tak jauh dari gerai Roti Gembong Gedhe, masih di Jalan Gejayan, ada gerai roti gembong dengan merek berbeda: Roti Gembong Gembul.
Siang itu, pembeli di sana tak sebanyak di Roti Gembong Gedhe tetangganya. Kepala Kasir Roti Gembong Gembul Gejayan, Ami Ningrum, mengatakan bahwa biasanya puncak banyak-banyaknya pembeli memang baru mulai selepas maghrib.
Pelanggan mereka juga bermacam-macam, dari anak kuliahan sampai keluarga. Ada yang beli untuk dimakan sendiri, banyak juga yang dijadikan oleh-oleh ketika akan berkunjung ke rumah saudara atau teman di luar kota.
“Semua kalangan ada sih,” kata Ami.
Dalam sehari, gerai Roti Gembong Gembul di Gejayan menurutnya bisa menjual lebih dari 300 potong roti gembong. Padahal, mereka baru buka pada Maret kemarin.
ADVERTISEMENT
“Pusatnya yang pertama di Magelang, itu lebih ramai. Kalau di Jogja, paling ramai di 0 KM,” lanjutnya.
Selain harga yang terjangkau, di kisaran Rp 15 ribu sampai Rp 19 ribu, Roti Gembong punya banyak varian rasa. Setidaknya, mereka punya 14 varian rasa, sehingga pembeli punya semakin banyak pilihan. Mereka juga menyediakan varian rasa mixed, campuran dari dua rasa yang mereka sediakan.
“Kalau di sini best sellernya almond,” kata Ami.
Dihubungi terpisah, Direktur Pemasaran Roti Gembong Gedhe, Afan Syahdana, juga mengatakan bahwa mereka berusaha untuk menyasar semua kalangan masyarakat. Karena itu, mereka menjual roti gembong semurah mungkin, supaya tidak hanya kalangan menengah ke atas saja yang bisa menikmati produk mereka.
“Sejak awal kami inginnya roti gembong itu dikenal oleh semua kalangan, dari yang ekonomi bawah sampai yang atas bisa masuk,” ujar Afan.
ADVERTISEMENT
Tekstur yang lembut memang jadi salah satu nilai lebih yang berhasil merebut hati masyarakat. Sebab, tidak semua roti khas Kutai Kartanegara ini punya tekstur yang lembut, banyak juga yang keras. Untuk mendapatkan roti gembong dengan tekstur yang lembut, Afan yang memang penghobi kuliner kemudian memodifikasi resep tersebut. Bahkan, beberapa bahan mesti mereka datangkan dari Australia untuk mendapatkan roti gembong dengan kualitas terbaik.
“Itu juga yang kemudian membuat roti gembong ini bisa diterima oleh semua orang,” ujarnya.
60 Cabang, Organik
Roti Gembong Gedhe bisa dibilang sebagai pionir roti gembong di Jogja. Ya, di Jogja, bisnis roti gembong memang lagi menjamur dengan berbagai merek dan keunggulan masing-masing
Pertama kali, Roti Gembong Gedhe mengenalkan roti gembong ke masyarakat Jogja pada 2019 silam, namun baru setelah punya tiga cabang perkembangan bisnis mereka melesat signifikan.
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi, mereka justru menambah cabang mereka di beberapa kota. Saat ini, mereka punya total 60 cabang yang tersebar di Jogja, Solo, Semarang, Magelang, Boyolali, Ambarawa, Salatiga, Ungaran, Bandung, dan akhir pekan ini mereka berencana akan membuka cabang baru di Pekalongan dan Kendal. Di Jogja saja, kini mereka sudah punya 20 cabang yang tersebar di semua kabupaten dan kota.
“Mulainya itu 2019, tapi besarnya malah pas pandemi,” ujar Afan.
Promosi digital memegang peran penting untuk mengenalkan Roti Gembong Gedhe kepada masyarakat, baik melalui foto, video, bahkan film-film dokumenter. Semua mereka bikin sendiri.
Saat ini, dalam sehari penjualan mereka bisa mencapai 25 ribu sampai 30 ribu potong roti gembong dari semua cabang. Namun Afan menyadari posisi mereka bisa tergantikan kapan saja seiring semakin banyaknya kompetitor. Karena itu, perusahaan Roti Gembong Gedhe menurut dia akan terus melakukan inovasi baik dari segi produk, pelayanan, maupun pemasaran sehingga tetap bisa bertahan di tengah persaingan yang makin ketat.
ADVERTISEMENT
“Sejak awal kami tidak pernah menggoreng dengan menyewa influencer atau food vlogger, jadi benar-benar organik karena tujuan kami itu untuk jangka panjang sampai puluhan tahun ke depan, caranya ya terus inovasi dan beberapa tahun sekali nanti mungkin kita akan melakukan refreshing produk lah,” kata Afan Syahdana.