Hasrat Pingin Cepat Kaya Mendadak Bikin Indonesia Sulit Berantas Binomo Cs

Konten Media Partner
5 Februari 2022 19:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Akademisi UGM mengatakan faktor utama sulitnya Indonesia berantas Binomo cs adalah ekspektasi masyarakat yang tinggi pada instrumen keuangan yang menguntungkan secara cepat dan instan.
Ilustrasi aplikasi trading binary option. Foto: Pixabay
Nama Binomo lagi-lagi jadi perbincangan publik setelah dilaporkan oleh 8 orang penggunanya ke Bareskrim yang mengaku rugi hingga total Rp 2,4 miliar. Mereka merasa tertipu oleh aplikasi binary option (opsi biner) yang berkedok trading saham ini.
ADVERTISEMENT
Tak cuma pihak Binomo yang dilaporkan, 8 orang tersebut juga turut melaporkan afiliator dan salah seorang public figure.
Laporan itu berbuntut pada pemblokiran kembali situs Binomo oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Tak cuman Binomo, dalam siaran persnya, Bappebti menyabutkan total ada 1.222 situs perdagangan berjangka komoditi ilegal dan permainan judi berkedok trading.
Dari ribuan situs yang diblokir, total ada 92 situs binary option. Selain Binomo, ada juga beberapa situs binary option ternama yang diblokir seperti Olymp Trade, IQ Option, dan Quotex. Sebagai informasi, binary option adalah kegiatan judi online yang berkedok trading di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK).
“Sepanjang 2021, Bappebti bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir 1.222 domain situs web perdagangan berjangka komoditi tanpa izin dan judi berkedok trading,” kata Plt. Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana, dalam sebuah keterangan tertulis, Rabu (2/2).
ADVERTISEMENT
Ini bukan kali pertama Binomo dan kawan-kawannya diblokir oleh Indonesia. Sebelumnya, situs-situs ilegal ini juga sudah pernah diblokir, namun kembali muncul dan memakan korban. Apalagi yang diblokir hanyalah situsnya, dimana aplikasinya masih bebas beredar dan dapat diunduh dengan mudah di Google Play Store.
Mardhani Riasetiawan. Foto: Dok. Pribadi
Akademisi Ilmu Komputer dan Big Data dari Universitas Gadjah Mada, Mardhani Riasetiawan, mengatakan bahwa faktor utama sulitnya memberantas aplikasi-aplikasi judi berkedok trading ini karena mayoritas aplikasi ini dirilis di luar negeri yang memiliki aturan hukum yang memayunginya.
“Sebut saja negara-negara yang melegalkan judi dan sejenisnya,” kata Mardhani saat dihubungi, Jumat (4/2).
Namun karena berupa aplikasi, pengguna dan target pasarnya akhirnya jadi lintas negara, tak peduli di negara tersebut mengatur hal ini atau tidak. Dan Indonesia menjadi salah satu pengguna dan pasar mereka. Faktor-faktor inilah yang menurut Mardhani membuat aplikasi judi berkedok trading ini terus bermunculan meski sudah ditutup atau di-take down dengan nama dan bungkus yang baru.
ADVERTISEMENT
“Apa lagi kita belum memiliki instrumen hukum yang melindungi warga negara ketika terjadi case yang futuristik, seringkali produk hukum kita terlambat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mardhani menjelaskan bahwa ada tiga faktor pemicu maraknya aplikasi binary option maupun trading saat ini.
Pertama adalah ekspektasi masyarakat yang tinggi terhadap instrumen keuangan yang menguntungkan secara cepat dan instan. Pendeknya, hasrat cepat kaya membutakan mata.
Faktor berikutnya adalah mudah dan bebasnya setiap orang merilis aplikasi yang dia buat, serta penetrasi informasi tentang binary option yang hanya mengangkat sisi keuntungannya semata.
Karena berupa aplikasi, maka pihak pembuat atau pengembang dan pengelolanya dengan bebas membuat aturan main baik mengatur proses transaksi, alur transaksi, bahkan mengatur profit atau loss-nya.
ADVERTISEMENT
“Dengan karakteristik ini sudah jelas menunjukkan bahwa aplikasi seperti tidak bisa dipercaya dan lebih banyak menimbulkan permasalahan,” lanjutnya.
Dalam situasi seperti ini, peran pemerintah menurutnya sangat dibutuhkan, terutama dalam memperkuat izin akses kepada aplikasi-aplikasi tersebut.
Mardhani yakin kementerian terkait punya kemampuan untuk tidak sekadar memblokir, namun terus melacak supaya aplikasi-aplikasi itu tak muncul lagi.
Yang tidak kalah penting, pengguna menurutnya juga perlu diedukasi. Sayangnya, edukasi seperti ini menurut dia masih sangat lemah dan kurang intens dilakukan oleh pihak-pihak yang memang fokus bergerak di bidang itu. Ditambah lagi literasi digital masyarakat yang menurutnya masih rendah membuat potensi aplikasi-aplikasi seperti Binomo dan kawan-kawannya makin besar untuk memakan korban.
Sebenarnya ada cara lain yang bisa dilakukan, yakni dengan melawan aplikasi jahat tersebut dengan merilis dan mendukung aplikasi yang baik.
ADVERTISEMENT
“Instrumen keuangan didorong kreatif dan berizin serta memperhatikan perlindungan kepada pengguna, memperhatikan isu keamanan data dan lainnya, sehingga masyarakat akan percaya dengan instrumen atau aplikasi seperti ini,” kata Mardhani Riasetiawan. (Widi Erha Pradana / YK-1)