Hormat Terbesar untuk Penonton Westlife di Prambanan: Sing Along di Tengah Gelap

Konten Media Partner
3 Oktober 2022 19:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Westlife saat tampil di hadapan ribuan penonton di Candi Prambanan tanpa lighing dan LED screen. Foto: Rajawali Indonesia/Repro: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Westlife saat tampil di hadapan ribuan penonton di Candi Prambanan tanpa lighing dan LED screen. Foto: Rajawali Indonesia/Repro: Arif UT
ADVERTISEMENT
Titi dan suaminya, Asep semakin kesal, saat yang diundang naik ke atas panggung adalah Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, alih-alih Westlife yang sudah dia tunggu selama dua jam lebih di bawah rintik hujan yang tak kunjung reda dari sore. Bukan tepuk tangan, Titi dan ribuan penonton yang sudah memadati kawasan Candi Prambanan menyambut Muhaimin dengan teriakan ‘huuuuu’. Muhaimin Iskandar diundang ke atas panggung untuk memimpin doa bersama terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 100 orang lebih.
ADVERTISEMENT
Apalagi selama dua jam lebih menanti, tak ada tanda-tanda bahwa pertunjukan akan segera dimulai. Bahkan, pencahayaan lampu dan LED screen di panggung sama sekali tidak dinyalakan, gelap seperti sedang mati lampu.
“Kecewa pasti, tidak puas pasti,” kata Titi ditemui usai konser Westlife di Candi Prambanan, Minggu (2/10).
Padahal, Titi sudah menanti momen istimewa itu selama 20 tahun. Lagu-lagu Westlife adalah yang telah menemani masa kecilnya sejak zaman SD.
“Sebenarnya senang sudah ketemu, karena sudah diimpikan selama 20 tahun. Bisa dibilang aku dibesarkan dengan lagu-lagu Westlife, tapi sudah ditunggu-tunggu kok seperti ini,” ujarnya.
Penonton Westlife tetap setia menanti idola mereka tampil meski harus hujan-hujanan dengan kondisi panggung yang masih gelap tanpa pencahayaan. Foto: ES Putra
Tapi, Titi bukanlah satu-satunya penonton Westlife di Candi Prambanan yang kesal. Ada ribuan penonton lain yang merasakan kekesalan serupa, bahkan ada yang sudah menunggu sejak pukul 5 sore saat hujan sedang deras-derasnya, seperti Ully dan dua temannya, Kaina dan Iyan. Meski harus memakai jas hujan, mereka rela menahan dingin demi mengamankan tempat terbaik untuk menonton grup musik idolanya.
ADVERTISEMENT
“Semua lagu favorit, karena idola sejak kecil,” kata Ully.
Tak cuma dingin, berdiri selama berjam-jam tanpa kepastian juga bukan perkara gampang. Rasa pegal di kaki kian tak tertahankan. Di sisi lain, tak ada tempat duduk. Kecuali mereka mau merelakan pantat mereka basah supaya bisa duduk di rumput yang masih diguyur hujan.
Hingga akhirnya, yang mereka tunggu-tunggu: Shane Filan, Nicky Byrne, Kian Egan, dan Mark Feehily, naik ke panggung membawakan salah satu hits mereka, Uptown Girl. Rasa dingin dan pegal yang Ully dan teman-temannya rasakan, seketika seperti lenyap. Semua berganti kegembiraan dan kehangatan.
Westlife tampil di depan ribuan penonton di Candi Prambanan tanpa lighting dan LED screen. Foto: Rajawali Indonesia
Sayang, malam itu lighting dan LED screen tak bisa dinyalakan. Hal itu membuat Ully dan teman-temannya yang menonton di belakang kesulitan untuk melihat idola mereka karena jarak yang terlalu jauh.
ADVERTISEMENT
Tapi masa bodoh. Ully, Keina, Iyan, Titi, Asep, dan ribuan penonton lain hanya ingin bersenang-senang malam itu. Setidaknya untuk satu jam ke depan, mereka mencoba menepis dan membuang jauh-jauh rasa kesal dan kecewa supaya tak merusak kesenangan mereka.
Ribuan penonton tetap bernyanyi bersama mengikuti semua lagu yang dinyanyikan oleh Westlife dalam konser bertajuk ‘The Wild Dreams Tour’ itu. Screen LED yang mati membuat mereka merapat ke depan, supaya bisa lebih dekat dengan idola mereka. Sedangkan lighting yang tidak nyala, diganti dengan gemerlap lampu yang tercipta dari ribuan cahaya flash dari para penonton.
“Lampu dan screen yang mati memang bikin kurang greget, kayak nonton YouTube, walaupun asyik-asyik aja sih. Semoga tahun depan ada lagi dan lebih oke untuk mengobati kekecewaan penonton malam ini,” kata Keina.
ADVERTISEMENT
Di atas panggung, Westlife juga mengapresiasi antusiasme penonton yang masih setia menunggu penampilan mereka meski harus hujan-hujanan sejak sore.
“Cuaca malam ini memang kurang baik, tapi kalian luar biasa,” kata Kian Egan diikuti dengan tepuk tangan penonton.
CEO Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi, saat memberikan closing statement di depan wartawan setelah konser Westlife 'The Wild Dreams Tour' di Candi Prambanan. Foto: ES Putra
CEO Rajawali Indonesia, yang merupakan promotor dari konser Westlife ‘The Wild Dreams Tour’, Anas Syahrul Alimi, memahami kekecewaan yang dirasakan ribuan penonton malam itu. Mundurnya jadwal konser, kondisi panggung yang gelap karena tak ada pencahayaan, hingga screen LED yang tak hidup tentu telah menunjukkan bahwa konser malam itu tak berjalan dengan baik. Apalagi dua grup band yang harusnya membuka pertunjukan, yakni D'masiv dan Dave Moffatt, batal tampil.
Hujan yang berlangsung sejak sore menurut Anas membuat konser Westlife harus disesuaikan demi keamanan semua pihak, baik penampil maupun penonton.
ADVERTISEMENT
“Karena terkait beberapa hal secara teknis, maka LED dan lighting tidak difungsikan. Ini keputusan bersama antara manajemen Westlife dengan kami,” kata Anas Syahrul Alimi dalam closing statement setelah konser berakhir.
Venue yang disediakan di Candi Prambanan tersebut menurut dia sebenarnya sudah didesain untuk konser-konser outdoor. Namun deras dan lamanya hujan yang turun hari itu menurut dia di luar dugaan penyelenggara.
“Ada kekhawatiran, karena yang paling aman diaktifkan tadi hanya sound system, jadi secara lighting dan LED kita mengambil langkah safety first,” lanjutnya.
Ribuan penonton Westlife sedang bernyanyi bersama dengan latar belakang Candi Prambanan. Foto: ES Putra
Anas juga mengapresiasi para penonton yang tetap bersedia menunggu dan antusias meski berada di tengah situasi yang tidak mereka inginkan.
“Kebanyakan penontonnya die hard, mereka bisa sing along juga. Kami mencoba mencari solusi, dan solusi terbaiknya ternyata memang tanpa LED dan lighting,” kata Anas Syahrul Alimi.
ADVERTISEMENT
Beberapa jam setelah pertunjukan usia, tepat pukul 00.00 WIB, manajemen Rajawali Indonesia mengeluarkan press release tentang permintaan maaf sekaligus pengumuman bahwa promotor akan mengembalikan uang tiket yang sudah dibeli sebesar 100 persen. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab promotor atas tidak terselenggaranya konser Westlife sesuai rencana yang diinginkan.
“Sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap force majeure ini, promotor akan memberikan full refund 100 persen kepada seluruh pembeli tiket yang sudah hadir di Candi Prambanan Yogyakarta,” tulis keterangan resmi penyelenggara dalam press release tersebut.