Konten Media Partner

HUT Kalurahan Banyurejo ke-76: Bebek Bacem Khas Banyurejo Diusulkan ke UNESCO

12 Mei 2024 9:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bebek bacem khas Kalurahan Banyurejo, Tempel, Sleman, diusulkan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke UNESCO. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Bebek bacem khas Kalurahan Banyurejo, Tempel, Sleman, diusulkan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke UNESCO. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kalurahan Banyurejo, Tempel, Sleman, yang ke-76, bebek bacem khas kalurahan tersebut diusulkan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke UNESCO.
ADVERTISEMENT
Perayaan HUT Banyurejo ini berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM DIY dengan berbagai kegiatan seperti pameran UMKM dan fun run bertajuk ‘SiBakul Jogja Jelajah Van der WIjck’.
Berbagai kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari, mulai 11 Mei hingga 12 Mei 2024.
“Ini menjadi momen yang istimewa, sukacita, dan gembira, dengan menyaksikan budaya-budaya yang ada di wilayah ini. Tapi tidak lupa, kami juga menyajikan para pelaku UMKM untuk menjajakan produk-produknya. Maka, ini menjadi salah satu strategi, salah satu proses UMKM naik kelas,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, Sabtu (11/5).
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, setelah mengikuti fun run di acara HUT Kalurahan Banyurejo, Sleman, Sabtu (11/5). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Siwi mengungkapkan bahwa kolaborasi Diskop UKM DIY dengan Kalurahan Banyurejo ini adalah bentuk reformasi kalurahan dan desa yang ada di Jogja untuk terus maju secara ekonomi.
ADVERTISEMENT
“Reformasi kalurahan ini bertujuan untuk mengangkat dan menyejahterakan desa. Salah satu caranya adalah dengan mengidentifikasi potensi sumber dayanya,” ucap Siwi.
Hal senada disampaikan oleh Lurah Banyurejo, Suparjo. Menurutnya, kegiatan ini telah membuat UMKM di kalurahannya naik kelas.
Bahkan, salah satu produk UMKM unggulan di Kalurahan Banyurejo, yakni bebek bacem, sedang diusulkan untuk menjadi WBTb ke UNESCO.
“Produk utama kami adalah bebek bacem yang sudah jadi warisan turun temurun Kalurahan Banyurejo. Ini ada 13 pengrajin bebek bacem, dan sedang diusahakan dapatkan gelar Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO,” ujar Suparjo.
Lurah Banyurejo, Suparjo. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Salah satu pedagang bebek bacem, Sulistyono, mengatakan kalau usaha bebek bacem miliknya adalah warisan dari sang ibu, dan sudah berjalan selama kurang lebih 40 tahun.
ADVERTISEMENT
“Nenek moyang kami dulu juga jual bebek bacem, turun temurun. Sejarahnya dulu kami dari Dusun Nglengis di tahun 60-an, di sana berkembang bebek bacem,” kata Sulistyono.
Dia juga menyampaikan bahwa di Banyurejo, bisa ada ratusan bebek yang disembelih untuk kemudian diolah menjadi bebek bacem. Bebek-bebek itu sendiri didapatkan dari Klaten, Magelang, dan Purworejo, baru pengolahan dilakukan di Banyurejo.