Ikan Cupang Hewan Peliharaan Paling Menderita Sedunia

Konten Media Partner
6 Agustus 2021 15:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Karena popularitasnya, ikan cupang justru menjadi hewan peliharaan yang cenderung paling menderita sedunia.
Ilustrasi ikan cupang. Foto: Pixabay
Warna yang mencolok, motif yang cantik, serta sirip panjang yang anggun menjadikan ikan cupang sebagai salah satu makhluk paling menarik yang biasa kita temui di toko-toko atau pasar hewan. Dan untuk mendapatkan ikan secantik itu, kita cukup merogoh kocek mulai dari puluhan ribu saja. Karena itu tak jarang kita khilaf dan tergoda membelinya untuk dijadikan hiasan di ruang tamu kita.
ADVERTISEMENT
Popularitas ikan cupang didukung juga dengan cara pemeliharaannya yang relatif lebih mudah dibandingkan banyak jenis ikan lainnya. Ikan cupang hanya membutuhkan lebih sedikit ruang untuk hidup ketimbang jenis ikan lain dan mereka lebih tangguh. Hal ini karena mereka punya organ semacam labirin yang memungkinkan untuk mengambil udara dari permukaan, sehingga mereka dapat bertahan hidup di air dengan kadar oksigen yang lebih rendah. Ikan cupang juga hidup di air tawar, yang lebih mudah diatur ketimbang air asin.
Tapi di sisi lain, popularitasnya itu justru mengancam ikan cupang menjadi hewan paling menderita dalam perdagangan hewan peliharaan.
Mengutip laporan National Geographic, nyatanya cupang tidak tumbuh dengan baik di dalam toples atau akuarium kecil. Mereka juga tidak akan sehat dan bahagia tinggal di dalam akuarium, terkurung tanpa apapun di dalamnya selain tanaman di atasnya untuk memberi makan mereka. Padahal, makanan alami mereka adalah serangga dan larva, bukan akar tanaman.
ADVERTISEMENT
Meski tergolong ikan yang tangguh, cupang juga tetap butuh penyaringan air, air hangat, dan pengayaan ekosistem seperti tanaman dan gua buatan untuk dijelajahi. Air tempat tinggal mereka juga perlu dibersihkan secara teratur. Sayangnya karena ikan cupang dikenal sebagai ikan yang tangguh, banyak pemelihara ikan cupang yang hanya memelihara mereka di toples-toples kecil tanpa apapun di dalamnya selain air. Terkadang, airnya pun dibiarkan keruh bahkan hingga berlumut.
Pemeliharaan-pemeliharaan yang asal-asalan seperti ini yang kemudian menjadikan ikan cupang sebagai salah satu hewan paling menderita. Dan hal ini bukan hanya terjadi pada proses pemeliharaan, tapi juga mungkin mereka alami pada masa pembiakan dan pengiriman.
Ilustrasi ikan cupang. Foto: Migs Reyes dari Pexels
Pada 2017, penelitian di Universitas Ghent di Belgia mengidentifikasi beberapa masalah, salah satunya tentang kesejahteraan ikan cupang. Mereka menuliskan bahwa cupang dapat mengalami stress karena harus berbagi ruang hidup dengan ikan lain yang merupakan saingannya dalam akuarium yang sama. Apalagi ketika mereka tidak dapat melarikan diri atau karena mereka melihat ikan lain dalam akuarium di dekatnya.
ADVERTISEMENT
Akuarium yang terlalu kecil, kurangnya pengayaan lingkungan, dan infeksi mikobakterium juga dapat membahayakan kualitas hidup banyak cupang. Salah seorang penulis penelitian tersebut, Christel Moons, menjelaskan bahwa sangat penting untuk menyiapkan akuarium atau wadah dimana cupang dapat berteman dengan ikan lain yang cocok dengannya atau jika tidak cocok mereka punya pilihan untuk menghindari ikan lain.
“Anda harus memastikan bahwa ia memiliki opsi untuk bersembunyi,” kata Moons.
Dan kita mesti memahami, bahwa ikan dapat merasa bahagia maupun menderita. Ilmu pengetahuan telah berkali-kali mencari tahu tentang apakah ikan dapat merasakan sakit, dan semuanya mengarah pada kesimpulan yang sama: ikan cupang dapat mengalami rasa sakit dan menderita.
Bagaimanapun, ikan memiliki anatomi tubuh yang dapat menerima sinyal rasa sakit. Tubuh mereka menghasilkan obat penghilang rasa sakit kimia alami yang sama dengan yang dilakukan oleh mamalia, dan secara sadar mereka akan memilih untuk menghindari rangsangan rasa sakit.
ADVERTISEMENT
Ikan cupang juga memiliki emosi. Sebuah penelitian tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Animal Cognition, para peneliti berpendapat bahwa persepsi ikan dan kemampuan kognitifnya seringkali menyamai atau bahkan melebihi vertebrata lainnya. Ikan dapat bekerja sama dengan yang lain, mereka dapat mengenali ikan lain, dan terkadang membesarkan anak mereka sendiri. Maka, gagasan bahwa ikan hanya memiliki ingatan tiga detik adalah mitos.
“Kami tahu dengan jelas bahwa ikan pada umumnya lebih dari apa yang kami kira, dalam arti bahwa kognisi mereka lebih berkembang daripada yang kami duga sebelumnya dan mereka bahkan mungkin mengalami emosi, misalnya ketika kesakitan,” ujarnya.