Indonesia Serius Transisi Energi, Ahli: Butuh Ribuan Sarjana Energi Terbarukan

Konten Media Partner
18 November 2022 13:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembangkit listrik energi terbarukan dari tenaga surya. Foto: Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangkit listrik energi terbarukan dari tenaga surya. Foto: Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
Pakar energi terbarukan dari Universitas Janabadra Yogyakarta, Mochamad Syamsiro, menilai Indonesia serius melakukan transisi energi ke energi terbarukan. Pasalnya, pemerintah Indonesia tengah mendorong sejumlah PLTU milik PLN untuk pensiun dini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah Indonesia juga mendapat dukungan pendanaan sekitar Rp 310 triliun dari Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mendorong percepatan transisi energi.
Syamsiro mengatakan bahwa konsekuensi dari transisi ini tentu akan dibutuhkan sumber daya manusia yang ahli di bidang energi terbarukan dalam jumlah yang sangat besar. Karena itu, lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi perlu merespons transisi ini dengan sigap.
“Di sejumlah perguruan tinggi sejak 5 atau 10 tahun lalu, sebenarnya sudah mulai memasukkan energi terbarukan ke kurikulum pembelajaran, baik sebagai mata kuliah maupun jadi program studi sendiri,” kata Mochamad Syamsiro, Kamis (17/11).
Karena itu, dia menilai transisi energi terbarukan ini membuka peluang yang sangat besar, baik bagi mahasiswa yang menekuni energi terbarukan maupun bagi perguruan tingginya. Terlebih, negara-negara lain pun saat ini sama-sama baru memulai transisi energi ini.
ADVERTISEMENT
“Jadi kita belum tertinggal lah, mumpung sama-sama masih awal kita punya peluang besar untuk berkompetisi, kalau teknologi lama kan kita sudah tertinggal jauh,” ujarnya.
Pakar energi terbarukan dari Universitas Janabadra Yogyakarta, Mochamad Syamsiro. Foto: Istimewa
Syamsiro juga mengatakan bahwa transisi energi ini akan membuka lapangan kerja baru di bidang energi terbarukan. Karena itu, jurusan-jurusan yang berkaitan dengan energi terbarukan menurut dia perlu dioptimalkan sehingga bisa menghasilkan SDM-SDM yang berkualitas di bidang tersebut.
“Paling tidak kita butuh puluhan ribu tenaga kerja di bidang ini ya. Ini jumlah yang sangat besar, tapi kalau SDM kita tidak siap ya ujung-ujungnya yang dapat manfaatnya tenaga kerja asing,” kata dia.
Tenaga kerja di bidang energi terbarukan menurut dia saat ini juga sudah mulai dibutuhkan, dan secara bertahap akan terus mengalami peningkatan. Jika tahun ini pemerintah benar-benar memulai upaya transisi energi yang serius, misalnya dengan mulai membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan, Syamsiro memprediksi puncak kebutuhan tenaga kerja di bidang energi terbarukan akan terjadi dalam lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
“Dalam jangka waktu lima tahun ke depan saya pikir akan banyak sekali SDM yang dibutuhkan karena mulai banyak pembangkit energi terbarukan yang beroperasi,” kata Mochamad Syamsiro.
“Jadi kalau mahasiswa misalnya mulai kuliah di bidang energi terbarukan tahun depan, nanti ketika dia lulus sedang banyak-banyaknya dibutuhkan tenaga kerja,” tegasnya.