Konten Media Partner

Ini 3 Jenis Batik yang Paling Cocok Kamu Pakai Saat Lebaran, Maknanya Dalam

20 April 2023 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi proses pembuatan batik. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi proses pembuatan batik. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Batik menjadi salah satu pilihan busana yang cocok dipakai saat Lebaran. Namun jika melihat makna dari motifnya, ada beberapa jenis motif batik yang paling cocok dipakai saat merayakan Lebaran.
ADVERTISEMENT
Seniman batik di Yogya yang juga pemilik sanggar batik Taman Lumbini, Abdul Syukur, mengatakan ada tiga motif batik yang cocok dipakai saat Lebaran.
Motif batik pertama yang cocok dipakai saat Lebaran menurut Abdul adalah motif batik poleng. Memakai batik motif poleng menurut dia merupakan salah satu upaya bahwa seseorang memahami kedudukan hidupnya tentang adanya salah-benar dan baik-buruk.
“Agar kita mengetahui bahwa setiap seseorang memiliki dosan dan kesalahan, sehingga kita harus bersedia untuk meminta maaf,” kata Abdul Syukur saat dihubungi, Rabu (19/4).
Motif batik slobog. Foto: Koleksi Abdul Syukur
Setelah motif batik poleng, ada juga batik slobog yang bermakna jembar (luas), legowo atau besar hati. Motif batik slobog menurut Abdul bermakna bahwa selama bulan Ramadhan merupakan upaya manusia membangun kedekatannya dengan Allah. Untuk membangun kedekatan dengan Tuhan itu, manusia menurut Abdul harus memiliki sikap legowo dalam membaca dan menjalani kehidupan.
ADVERTISEMENT
“Karena kita tidak punya daya dan upaya apapun kecuali karena kehendak Gusti Allah,” kata dia.
Motif batik poleng. Foto: Koleksi Abdul Syukur
Terakhir, motif batik ketiga yang menurut Abdul juga cocok dipakai saat Lebaran adalah motif batik truntum yang memiliki makna tumbuh bersemi. Di hari Idul Fitri, setiap orang berharap supaya semua salah dan dosanya lebur, kemudian menjadi pribadi yang suci kembali.
“Dan kita harapkan dalam hari yang Fitri tersebut kita mengupayakan diri untuk bisa membangun kebaikan-kebaikan. Seperti motif truntum yang bermakna tumbuh bersemi, maka di hari yang Fitri ini kita berharap bisa tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik setelah dididik melalui ibadah di Bulan Ramadhan,” kata Abdul Syukur.
Batik motif truntum ceplok gurdo. Foto: Koleksi Abdul Syukur
Pada dasarnya, setiap batik tradisional menurut Abdul memang memiliki makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh leluhur pada zaman dulu, karena itulah bati disebut dengan motif. Makna setiap batik inilah yang menurut Abdul perlu dipahami lagi oleh masyarakat, sehingga penilaian terhadap batik tidak sebatas pada keindahan yang terlihat, tapi juga maksud yang tersembunyi di balik motifnya.
ADVERTISEMENT
“Karena selama ini kita sering melihat batik hanya lembaran kain, kita lupa yang menempel di kain tersebut adalah sebuah gambar yang memiliki maksud, maka disebut dengan motif. Sehingga kita tidak akan pernah mendapat makna yang dibangun oleh nenek moyang kita sebagai suatu tuntunan kehidupan,” ujarnya.