Ipo Hadi, Penggimbal Ratusan Seniman Ternama Jogja, Gelar Pameran Tunggal

Konten Media Partner
20 Mei 2021 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ipo Hadi berpose di depan karya tatah logam yang menjadi salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran tunggal Mei-Juni 2021 ini. Foto: ESP
zoom-in-whitePerbesar
Ipo Hadi berpose di depan karya tatah logam yang menjadi salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran tunggal Mei-Juni 2021 ini. Foto: ESP
ADVERTISEMENT
Jika kamu pernah melihat orang berambut gimbal di Jogja, kemungkinan besar ada sosok Ipo Hadi di baliknya. Sejak 1997 sampai sekarang, Ipo Hadi masih konsisten sebagai seniman rambut gimbal. Selama 23 tahun, setidaknya Ipo Hadi sudah menggimbal rambut 2.000 orang dan ratusan di antaranya adalah seniman ternama.
ADVERTISEMENT
“Kebanyakan teman-teman seni, tapi banyak juga dari mahasiswa, pedagang, lawyer, masyarakat umum, macam-macam,” kata Ipo Hadi, Rabu (19/5).
Sejumlah seniman ternama yang rambut gimbalnya tidak lepas dari pengaruh tangan jahil Ipo di antaranya S. Teddy, Eddi Prabandono, Venzha Christ, Bob Sick, Jemek Supardi, Angki Purbandono, Encik Krisna, Rajasa Wisnu Dewandaru, Saut Situmorang, bahkan Charly van Houten vokalis ST 12 pernah menggimbal rambutnya kepada Ipo.
Korban kejahilan tangan Ipo pertama kali adalah temannya sendiri di ISI Yogyakarta yang merupakan vokalis band. Karena sering pentas, banyak orang yang menanyakan ke mana dia menggimbal rambutnya. Dari sanalah nama Ipo mulai menyebar luas dan dikenal sebagai seniman rambut gimbal.
“Beberapa tahun kemudian baru banyak yang nyaranin untuk serius bikin studio karena makin banyak yang minta digimbal,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Di Jogja, tren rambut gimbal menurutnya mulai populer pada era 2000-an seiring makin banyaknya penggemar musik reggae. Gaya rambut gimbal Bob Marley, sang bapak reggae sedunia berhasil memengaruhi banyak orang untuk ikut menggimbal rambut mereka.
Seniman rambut gimbal di Jogja memang bukan hanya Ipo Hadi. Namun yang bisa konsisten menekuni pekerjaan itu hingga 23 tahun, barangkali hanya Ipo. Menurut dia memang bukan perkara gampang untuk konsisten menjadi seniman rambut gimbal, masalah utamanya adalah penghasilan yang tak tentu. Sebab, rambut gimbal bukanlah kebutuhan semua orang, berbeda dengan potong atau pangkas rambut yang semua orang membutuhkannya.
Meski begitu, selama 23 tahun selalu ada saja orang-orang yang datang ke Ipo untuk menggimbal rambutnya. Padahal, dia tidak pernah mempromosikan jasa menggimbal rambutnya. Semua menyebar dari mulut ke mulut, juga karena nama besar Ipo di dunia pergimbalan.
ADVERTISEMENT
“Aku bingung juga bisa bertahan sampai 23 tahun. Setelah tak rasakan, mungkin gimbal udah jadi dedikasiku, jadi pengabdianku di bidang itu. Memang suka dukanya ada, salah satunya capek, tetapi ketika aku mau berhenti tetap aja ada yang minta digimbal,” ujarnya.
Rata-rata untuk menggimbal satu orang dengan rambut sepanjang 25 cm, Ipo butuh waktu sekitar 4 jam. Rata-rata, satu orang dengan ketebalan rambut sedang bisa menjadi 30 biji rambut gimbal.
“(Gimbalan) itu bisa bertahan lama, asal treatmentnya tepat bisa sampai puluhan tahun,” ujar Ipo.
Gimbal Membuka Pintu
Ipo Hadi penggimbal yang rambutnya sedang tidak gimbal berpose di depan salah satu karyanya. Foto: ESP
Salah satu yang membuat Ipo masih konsisten menggimbal karena dia merasa gimbal telah menjadi pembuka pintu rezekinya melalui jalur kesenian. Karena menggimbal, dia bertemu dengan banyak orang yang akhirnya memberikan pengaruh penting untuk hidupnya, terutama ketika dia memutuskan untuk menjadi perupa.
ADVERTISEMENT
Atas dorongan para seniman yang rambutnya dia gimbal, pada 2008 Ipo mulai serius untuk menekuni dunia seni rupa. Mengawali dunia seni rupa dari nol, setelah bertahun-tahun Ipo akhirnya menemukan bentuk lukisannya yang mayoritas abstrak dan figuratif.
“Aku jadi banyak kenal teman-teman yang membantuku di bidang yang lain seperti seni rupa. Jadi menggimbal itu memang jadi pembuka pintu rezekiku termasuk di dunia seni rupa ini,” ujarnya.
Bertahun-tahun menggimbal rambut ratusan bahkan ribuan orang ternyata memberikan pengaruh terhadap hasil karya Ipo. Dalam menggimbal, Ipo menggunakan metode yang dia sebut dengan sasukat: sasak, sulam, dan ikat. Teknik sulam dalam menggimbal rambut inilah yang kemudian banyak diaplikasikan oleh Ipo dalam karya-karya lukisannya.
“Tekniknya itu mengulang-ulang, kesabaran saja yang dibutuhkan. Sama dengan aku melukis, itu tekniknya menguas-menguas, sama mengulang-ulang juga. Ada juga karyaku yang sulam, metodenya sama juga cuman medianya saja yang berbeda,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menggelar Pameran Tunggal
Salah satu karya lukisan Ipo Hadi berjudul Spring yang perlu waktu setahun untuk merampungkannya. Foto: ESP
Pada Rabu (19/5), dengan bahagia Ipo Hadi membuka pameran tunggalnya di Mediterranea Gallery and Resto, Yogyakarta yang bertajuk History Story Light. Pameran yang akan berlangsung hingga 19 Juni ini menampilkan sekitar 50 karya Ipo yang dibuat sejak 2017 sampai 2021, yang terdiri atas karya dua dimensi, drawing, lukis, serta logam dengan berbagai macam ukuran dan instalasi.
Melalui karya-karyanya, Ipo ingin menghadirkan sejarah, cerita perjalanan, pergulatan serta harapan. Antara rindu, sedih, marah, jatuh cinta, kesepian, impian, serta menemukan Tuhan.
Dari puluhan karya yang dipamerkan, sebuah lukisan berjudul Spring yang bercerita tentang kemakmuran dan kesuburan menjadi salah satu karya yang pengerjaannya paling lama. Untuk mengerjakan lukisan abstrak berukuran 180 cm x 140 cm itu, Ipo butuh waktu sekitar setahun.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, membuat karya abstrak justru lebih sulit ketimbang membuat karya yang berbentuk. Sebab, dia harus membuat bagaimana supaya karya yang tidak memiliki bentuk beraturan namun tetap memiliki keindahan. Karya itu juga yang secara materi memiliki nilai paling tinggi di antara karya lain yang dipajang, yakni senilai Rp 30 juta.
“Itu untuk yang ingin mengoleksi nilainya segitu,” ujarnya.
Tapi tidak semua lukisan yang dipamerkan dipatok dengan harga puluhan juta. Bagi kolektor atau masyarakat yang ingin mengoleksi karya-karya Ipo, bisa mendapatkannya mulai dari harga Rp 2,5 juta. Bagaimanapun, seniman juga butuh materi untuk hidup dan keberlanjutannya dalam berkarya.
Melalui pameran tunggal ini, Ipo ingin memberikan energi, untuk dirinya sendiri, untuk teman-teman seniman, serta untuk semua orang yang melihat karyanya, supaya tetap semangat untuk selalu produktif dan berkarya.
ADVERTISEMENT
“Bagaimanapun kondisinya, termasuk ketika sedang sulit seperti ini, jangan menyerah,” kata Ipo Hadi.
Sejumlah nama-nama beken di Jogja tampak menghadiri pembukaan pameran Ipo Hadi, di antaranya, GKR Condrokirono, Butet Kertaradjasa, dan Venzha Christ.