Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Jadi Negara Maritim, Orang Indonesia yang Kerja di Sektor Ini Tak Capai 1 Persen
24 Agustus 2022 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebagai negara kepulauan dengan potensi laut yang sangat besar, ternyata jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sektor maritim masih sangat kecil. Dari total seluruh penduduk Indonesia, jumlah penduduk yang bekerja di sektor maritim ternyata tak ada 1 persen.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) RI, Laksdya TNI Harjo Susmoro saat memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (24/8). Harjo Susmoro menjelaskan, saat ini hanya ada 1,68 juta penduduk Indonesia yang bekerja di sektor maritim. Padahal, total jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,2 juta jiwa.
“Hanya sedikit yang bergerak ke maritim, sisanya banyak di daratan. Hanya 1,68 juta atau 0,96 persen penduduk yang bergulat di maritim,” kata Harjo Susmoro, Rabu (24/8).
Padahal, potensi maritim yang dimiliki Indonesia sangatlah besar. Sebab, selain dua per tiga wilayah Indonesia adalah lautan, posisi perairan Indonesia bagi pelayaran dan perdagangan internasional juga sangat strategis.
“Perairan Indonesia berada pada posisi silang dan termasuk kita punya 4 dari 9 choke point dunia,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Situasi hari ini menurut dia jauh berbeda dibandingkan dengan beberapa abad silam pada zaman kerajaan. Sebelum masa kolonial, Indonesia atau Nusantara dikenal sebagai negara maritim yang kuat dan sangat disegani dunia internasional. Namun setelah penjajahan, sebagian besar masyarakat Indonesia beralih ke bidang agraris dan bekerja di daratan.
Hal ini menunjukkan bahwa kolonial tidak hanya menguras kekayaan alam Nusantara, tapi juga mereduksi semangat dan karakter rakyat Indonesia.
“Selama penjajahan tidak hanya kekayaan alam kita yang dikuras, tapi jiwa, semangat, dan karakter rakyat yang sebagian besar bahari diubah menjadi agraris,” ujarnya.
Menurut Harjo Susmoro, untuk mengembalikan kedaulatan dan kemandirian maritim lagi diperlukan upaya yang nyata untuk membangun kembali budaya maritim, menjaga dan mengelola sumber daya laut, prioritas pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim, memperkuat diplomasi maritim, serta membangun kekuatan maritim.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengatakan bahwa maritim dapat menjadi media pemersatu bangsa, media perhubungan, media penyedia sumber daya alam, hingga media pertahanan dan keamanan. Namun di luar semua itu, yang tidak kalah penting menurut Harjo adalah bagaimana menguatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang akan bergerak di sektor maritim.
“SDM kita harus juga ditanamkan jiwa kemandirian untuk lebih bangga pada produk negeri sendiri, mampu memperkuat demokrasi, meningkatkan persatuan nasional dan meningkatkan martabat bangsa di tingkat internasional,” kata Harjo Susmoro.