Jepang-Korea Lolos 16 Besar, Pengamat: 5 Tahun ke Depan Asia Makin Merepotkan

Konten Media Partner
3 Desember 2022 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Jepang merayakan kemenangan setelah pertandingan melawan Jerman pada pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 Grup E di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar. Foto: Matthew Childs/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Jepang merayakan kemenangan setelah pertandingan melawan Jerman pada pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 Grup E di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar. Foto: Matthew Childs/Reuters
ADVERTISEMENT
Korea Selatan menjadi tim kedua asal Asia yang lolos ke babak 16 besar Piala Dunia setelah berhasil mengalahkan Portugal di laga penentu Grup H. Korea Selatan tampil mengejutkan, meski sempat tertinggal 1-0, Son Heung-min dan kawan-kawan berhasil membalikkan keadaan dan menutup pertandingan dengan kemenangan 1-2.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Jepang menjadi negara Asia yang lebih dulu melangkahkan kaki ke babak 16 besar. Jepang tampil spektakuler, lolos setelah mengalahkan dua tim raksasa Eropa yang difavoritkan juara, yakni Jerman dan Spanyol. Dengan hasil itu, Jepang menjadi juara grup E yang disebut-sebut sebagai grup neraka.
Pengamat sepak bola dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Komarudin, mengatakan bahwa lolosnya dua negara Asia dari babak penyisihan grup itu merupakan hasil dari pengelolaan sepak bola yang baik di kedua negara tersebut.
“Mulai SDM pelatih yang berlisensi AFC dan profesional yang sangat banyak, kompetisi yang bagus, serta pembinaan usia muda yang juga terprogram dengan baik,” kata Komarudin saat dihubungi, Sabtu (3/12).
“Ini hasil dari proses panjang pembangunan sepak bola di dua negara tersebut, terutama untuk pembinaan usia mudanya,” lanjut dia.
Selebrasi pemain Korea Selatan saat melawan Uni Emirat Arab pada pertandingan sepak bola kualifikasi Asia Grup A Piala Dunia Qatar 2022 pada 11 November 2021. Foto: Jung Yeon-je / AFP
Jepang misalnya, mereka sudah memiliki program pembinaan sepak bola yang sudah dilakukan sejak usia dini. Tak hanya memupuk bibit-bibit muda, Jepang bahkan sudah memiliki peta jalan pembangunan sepak bola yang menargetkan menjadi juara Piala Dunia pada 2050 mendatang.
ADVERTISEMENT
Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa lolosnya Jepang dan Korea bukanlah sesuatu yang kebetulan, tapi memang hasil dari perencanaan dan strategi yang matang.
“Bukan cuma ajimumpung, bahkan tahun-tahun ke depan menurut saya mereka akan semakin bagus,” ujarnya.
Komarudin melihat ke depan akan muncul negara-negara Asia lain yang akan memberikan perlawanan di ajang Piala Dunia.
“Mungkin nanti akan muncul negara seperti Vietnam dan Thailand yang memang sangat bagus dalam pembinaan usia mudanya,” kata dia.
Meski begitu, untuk menjadi juara Piala Dunia menurut Komarudin membutuhkan mental juara yang tidak bisa dibangun dalam waktu instan. Dalam lima tahun ke depan, negara-negara Asia menurutnya masih akan menjadi tim dengan status ‘merepotkan’ dengan memberikan perlawanan, tak lagi jadi bulan-bulanan tim-tim Eropa dan Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
“Negara-negara Asia saat ini sampai mungkin lima tahun ke depan masih berstatus ‘merepotkan’ negara-negara Eropa dan Amerika Latin, tapi saya prediksi maksimal hanya sampai di semifinal,” kata Komarudin.