Jika Cacar Monyet Mewabah, Ini Pertama Kali Indonesia Hadapi 3 Wabah Bersamaan

Konten Media Partner
12 Juli 2022 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gejala cacar monyet. Foto: WHO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gejala cacar monyet. Foto: WHO
ADVERTISEMENT
Pemerintah Singapura baru-baru ini mengkonfirmasi kasus cacar monyet (monkeypox) pertama di negaranya. Hal itu membuat risiko masuknya penyakit itu ke Indonesia semakin besar, mengingat jarak antara Singapura dan Indonesia yang sangat dekat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Indonesia juga masih berjuang menghadapi dua wabah penyakit, yakni COVID-19 dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sudah menyerang ratusan ribu hewan ternak. Jika penyakit cacar monyet ini benar-benar masuk dan mewabah di Indonesia, maka akan ada tiga wabah dalam periode sama yang mesti dihadapi.
“Dari catatan sejarah dunia medis, hal ini belum pernah terjadi di Indonesia sebelumnya,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Wayan Tunas Artama, kepada Pandangan Jogja @Kumparan, Selasa (12/7).
Guru Besar FKH UGM, Wayan Tunas Artama. Foto: Kemenkes RI
Indonesia memang sudah beberapa kali menghadapi wabah penyakit, mulai dari cacar, malaria, demam berdarah, pes, kolera, flu spanyol, hingga flu burung. Namun, wabah penyakit itu terjadi dalam periode yang berbeda-beda, tidak bersamaan.
ADVERTISEMENT
Situasi ini justru pernah dialami oleh Amerika Serikat, dimana mereka mesti menghadapi wabah penyakit West Nile, H1N1, dan H5N1 dalam waktu bersamaan pada 2009 silam. Meski penyakit itu ditemukan di waktu berbeda, tapi ada situasi dimana penyakit sebelumnya masih mewabah sudah muncul penyakit baru.
“Sama dengan situasi sekarang, COVID-19 belum selesai sudah muncul PMK, sekarang COVID-19 dan PMK belum selesai, sudah mau muncul lagi cacar monyet ini,” lanjutnya.
Situasi ini sebenarnya tak akan jadi masalah yang terlalu serius jika sistem kesehatan yang dimiliki sudah mumpuni. Namun jika sistem kesehatan yang dimiliki tidak memadai, maka masuknya cacar monyet akan menjadi masalah serius di Indonesia. Apalagi persentase kematian akibat penyakit ini cukup tinggi, antara 2 sampai 10 persen.
ADVERTISEMENT
“Dan saat ini kasus COVID-19 kembali mengalami kenaikan, artinya fokus kita akan semakin banyak terbagi,” ujarnya.
Beruntung, penularan cacar monyet tak seperti COVID-19 maupun PMK yang sangat cepat. Penyakit ini menular melalui darah, cairan tubuh, atau lesi yang mengharuskan adanya kontak langsung. Sedangkan COVID-19 dan PMK menular melalui droplet sehingga penularannya jauh lebih cepat.
Dari medium penularannya, harusnya cacar monyet bisa lebih mudah ditanggulangi asalkan ada sistem yang baik. Pemerintah menurut Wayan juga mesti melakukan surveillance atau pengawasan dengan cara melakukan observasi terhadap orang yang dicurigai terpapar cacar monyet selama 30 hari.
“Mestinya memang lebih mudah mengontrol cacar monyet ini ketimbang mengontrol COVID-19,” kata Wayan Tunas Artama.