Konten Media Partner

Jogja Book Fair 2024 Resmi Ditutup, Dikunjungi 10.000-an Orang per Hari

20 September 2024 10:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara penutupan Jogja Book Fair 2024, Kamis (19/9) malam. Foto: Dok. JBF 2024
zoom-in-whitePerbesar
Acara penutupan Jogja Book Fair 2024, Kamis (19/9) malam. Foto: Dok. JBF 2024
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Event Jogja Book Fair (JBF) 2024 resmi ditutup, Kamis (19/9) malam. Event ini sudah berlangsung sejak 10 September lalu di halaman kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY.
ADVERTISEMENT
Event yang didukung oleh Dana Keistimewaan ini diselenggarakan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DIY bekerja sama dengan sejumlah instansi di Pemda DIY seperti Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY; Paniradya Kaistimewan; Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY; serta Dinas Koperasi dan UKM DIY.
Pengunjung Jogja Book Fair 2024. Foto: JBF 2024
Ketua IKAPI DIY, Wawan Arif Rahmat, mengatakan bahwa selama digelar, setiap hari ada sekitar 10.000 orang yang mengunjungi JBF 2024 dengan omzet mencapai ratusan juta tiap harinya.
“Hingga hari puncak pelaksanaan, 19 September 2024, Jogja Book Fair telah dikunjungi sekitar 10.000 pengunjung setiap hari dengan omset ratusan juta setiap harinya,” kata Wawan dalam penutupan JBF 2024, Kamis (19/9).
Tingginya animo masyarakat terhadap event ini menurut dia menjadi bukti bahwa kegemaran masyarakat terhadap buku, terutama buku fisik, masih tinggi.
Pengunjung Jogja Book Fair 2024. Foto: JBF 2024
Ia menjelaskan bahwa tahun ini JBF mengusung tema ‘Aksara Rasa’, aksara berarti kata-kata, dan rasa merujuk pada cita-rasa. Tema ini menurut dia dipilih untuk menggambarkan bahwa literasi tidak hanya terkait dengan kemampuan membaca dan menulis.
ADVERTISEMENT
“Tetapi juga bagaimana kata-kata dapat menciptakan pengalaman yang kaya dan mendalam bagi pembaca. Dalam hal ini, rasa mencakup apresiasi terhadap seni, budaya, dan kuliner, yang semuanya menyatu dalam menciptakan pengalaman literasi yang komprehensif,” ujarnya.
JBF 2024 juga diharapkan bisa menjadi ajang untuk memperkuat jaringan antarpelaku industri perbukuan, mulai dari penerbit, penulis, komunitas literasi, hingga pemerintah. Berbagai kegiatan telah digelar selama acara, seperti lomba-lomba, talkshow, diskusi buku, pentas musik, cerpen, workshop literasi, hingga wisata buku dan game interaktif.
Pengunjung Jogja Book Fair 2024. Foto: JBF 2024
Event ini juga melibatkan berbagai komunitas, pegiat buku, seniman, mahasiswa, pelajar, bahkan anak-anak dari PAUD dan TK. Tokoh-tokoh dari dunia literasi juga turut hadir seperti Eka Kurniawan, JJ Rizal, Brilliant Yotenega, Wisnu Suryaning Adji, Fachrudin Faiz, Kalis Mardiasih, dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT
“Jogja Book Fair 2024 menjadi bukti nyata bahwa dunia buku memiliki kekuatan dan daya tarik besar bagi masyarakat,” kata Wawan.
Kepala DPAD DIY, Kurniawan, diwakili oleh Kabid Pembinaan dan Pengembangan Sistem Kearsipan DPAD DIY, Wardoyo, mengatakan bahwa event JBF 2024 dan peringatan Hari Literasi Internasional ini menjadi salah satu upaya menjadikan DIY sebagai ibu kota perbukuan nasional. Namun, misi ambisius ini menurut dia tidak bisa hanya dibebankan kepada DPAD DIY maupun IKAPI saja.
Satu talkshow dalam acara Jogja Book Fair 2024. Foto: JBF 2024
Karena itu, tahun ini mereka juga menggandeng instansi lain di lingkungan Pemda DIY untuk mendukung pelaksanaan acara ini.
“Tentu saja dalam penyelenggaraan peringatan Hari Literasi Internasional masih perlu diperbaiki dan disempurnakan. Agar pada pelaksanaan kegiatan di tahun berikutnya dapat menjadi lebih baik, lebih lancar dan lebih sukses,” kata Kurniawan dalam sambutan yang disampaikan Wardoyo.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan masih ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan dalam kegiatan Hari Literasi Internasional melalui Jogja Book Fair tahun ini. Ia mengharapkan, event ini tak sekadar jadi agenda rutin tahunan, tapi juga dapat menjadi bagian dari solusi terhadap upaya peningkatan literasi masyarakat DIY.
“Bagaimana transformasi minat baca, transformasi perpustakaan dan transformasi kebudayaan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Semoga acara ini menjadi momentum untuk membangun kesadaran literasi di berbagai lapisan masyarakat,” ujarnya.