Konten Media Partner

Jogja Jadi Tuan Rumah One Pride MMA, Buka Jalan Talenta Lokal menuju Ajang UFC

11 Oktober 2024 20:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua fighter MMA sedang bertarung di One Pride MMA. Foto: Dok. One Pride
zoom-in-whitePerbesar
Dua fighter MMA sedang bertarung di One Pride MMA. Foto: Dok. One Pride
ADVERTISEMENT
One Pride MMA menyelenggarakan pertarungan seni bela diri campuran atau mixed martial arts (MMA) untuk tingkat lokal dan nasional dengan melibatkan 28 fighter MMA di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (12/10). Ajang ini bukan hanya panggung pertarungan, tapi juga sebagai jalan bagi atlet lokal MMA untuk menembus panggung internasional seperti Road to UFC.
ADVERTISEMENT
"Pada tahun ini, kami sudah diminta oleh Road to UFC untuk mencari kandidat-kandidat baru yang akan dikirim ke sana, tidak hanya untuk tahun ini, tetapi juga tahun depan,” ujar salah satu perwakilan dari One Pride MMA, Max Metino, yang dikenal pernah berlaga di ajang internasional seperti ONE FC 10, saat technical meeting di Loman Hotel Park Yogyakarta, Jumat (11/10).
Salah satu perwakilan dari One Pride MMA, Max Metino (tengah), yang dikenal pernah berlaga di ajang internasional seperti ONE FC 10, saat technical meeting di Loman Hotel Park Yogyakarta, Jumat (11/10). Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Sebagai contoh, ada Jeka Saragih, salah satu bintang yang lahir dari One Pride, dan membuktikan bahwa petarung lokal mampu bersaing di kancah internasional. Setelah tampil di Road to UFC Season 1, Jeka berhasil mencapai babak final dan menjadi petarung Indonesia pertama yang dikontrak oleh UFC​.
Selain Jeka, pada edisi Road to UFC Season 2, dua petarung Indonesia lainnya, Billy Pasulatan dan Ronal Siahaan, juga terpilih untuk berlaga, menunjukkan bahwa talenta Indonesia sudah memiliki nama di panggung dunia​.
ADVERTISEMENT
Jeka Saragih, atlet MMA di Road to UFC. Foto: Dok. One Pride
“Kita bisa melihat bagaimana One Pride sejak 2016 hingga sekarang terus mendukung para petarung lokal untuk mencapai prestasi, baik di tingkat nasional, internasional, hingga menjadi juara dunia di UFC. Melalui program Road to UFC, para petarung diberi kesempatan untuk masuk ke UFC,” lanjut Max.
Komitmen One Pride MMA ditunjukkan dengan upaya berkelanjutan dalam mempromosikan, melatih, dan membina para petarung, tidak hanya dari sisi teknik bertarung, tetapi juga kemampuan untuk menarik perhatian publik.
Perayaan kemenangan seorang petarung di One Pride MMA. Foto: Dok. Kemenpora
"Saya tidak hanya harus menjalankan event ini, tapi juga grooming atau merawat fighter-fighter-nya supaya mencapai hasil maksimal, baik secara skill maupun entertainment," tambah Max, menekankan bahwa petarung juga perlu memiliki daya tarik komersial agar dilirik oleh UFC atau promotor internasional lainnya.
ADVERTISEMENT
Max juga menegaskan bahwa One Pride MMA bukan sekadar ajang pertarungan, tetapi juga menjadi sarana untuk mencegah tindakan kekerasan seperti tawuran atau bullying. Harapan Max, para petarung jangan sampai melampiaskan energinya di jalanan, melainkan langsung datang ke ajang seperti One Pride MMA.
"Dengan adanya wadah ini, kalian tidak perlu melakukan tawuran di jalan. Kalian bisa menyalurkan keterampilan bela diri dengan tepat, melindungi diri, menjaga keluarga, dan bahkan meraih prestasi di tingkat daerah, nasional, hingga internasional,” jelasnya.