Konten Media Partner

Kadar Airnya Tinggi, RDF Hasil Pengolahan Sampah di Yogya Ditolak Industri

5 Agustus 2024 20:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pengolahan sampah di TPS3R Nitikan Yogya. Foto: Pemkot Yogya
zoom-in-whitePerbesar
Proses pengolahan sampah di TPS3R Nitikan Yogya. Foto: Pemkot Yogya
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah Kota Yogya, Aman Yuriadijaya, mengungkapkan bahwa RDF hasil pengolahan sampah di Kota Yogya masih ditolak oleh sejumlah industri. Ia menyebut, sudah dua industri yang menolak RDF dari Kota Yogya.
ADVERTISEMENT
Adapun penyebab ditolaknya RDF dari Kota Yogya itu menurut dia karena kadar airnya masih tinggi.
“Sudah kita bawa ke Cilacap, ning tekan (tapi sampai) Cilacap di-reject karena kadar airnya duwur (tinggi). Patang jam kali dua, 8 jam ithik-ithik bali Yujo. Empat jam kali 2 wira-wiri direject (empat jam kali dua, delapan jam pulang Jogja. Empat jam kali dua nolak-baik ditolak),” kata Aman kepada awak media di Balai Kota Yogya, Senin (5/8).
Sekda Kota Yogya, Aman Yuriadijaya. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Tak hanya di Cilacap, pihaknya sempat mengirim sampah RDF tersebut ke daerah Pasuruan, Jawa Timur, namun sampah RDF tersebut tetap mengalami penolakan.
“Kita bawa ke Pasuruan 16 jam bolak-balik di-reject,” ujar Aman.
Karena itu, Aman mendorong masyarakat untuk menjalankan program Gerakan Organikkan Jogja. Gerakan ini mendorong masyarakat mengolah sampah organik mulai dari rumah sehingga jumlah sampah yang dibuang akan semakin berkurang.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi sampah yang sudah terpilah, ia meyakini, proses pengolahan di unit-unit pengelolaan bakal berlangsung lebih optimal.
“Skala rumah tangga itu menjadi kekuatan dasar kita untuk kita dorong agar sampah organik kita berkurang. Harapan kita di Nitikan, Kranon, Karangmiri bisa optimal,” ujar Aman.