Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kadin DIY: Setelah Industri Kerajinan, Jogja Ingin Songsong Industri High Tech
7 Februari 2022 22:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sejak lama, Jogja dikenal sebagai kota industri kerajinan dan furnitur berorientasi ekspor. Kini, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY ingin membawa Jogja terlibat dalam industri teknologi tinggi. Dengan bekal sumber daya manusia (SDM) dari 5 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan ratusan kampus swasta kini Kadin DIY ingin menjadi akselerator riset dan adopsi di konsumen.
ADVERTISEMENT
“Industri yang ada seperti pariwisata dan ekspor kerajinan tentu akan terus kita tingkatkan. Tapi di luar itu kita perlu pengungkit baru, yakni industri high tech dengan SDM sebagai modal utama. Kenapa begitu karena tidak mungkin di Jogja kita arahkan ke manufaktur skala besar seperti pabrik di Tangerang, tidak bisa,” demikian kata Ketua Kadin DIY, GKR Mangkubumi, di sela Rapimda Kadin, di Hotel Hyatt, akhir pekan lalu.
Mangkubumi mengemukakan contoh-contoh produk yang meskipun skalanya masih kecil tapi sudah menyertakan teknologi sebagai fondasi utama produknya yakni produk ventilator karya anak SMK di Jogja, di pertanian ada drone penyiram air, pupuk cair, dan anti hama yang bisa dikendalikan lewat telepon selular.
“Ini dikerjakan oleh generasi muda, ekonomi baru yang mau tidak mau harus kita dengarkan, kita lihat, dan kita suport dengan mencarikan jalan pertumbuhannya,” terang Mangkubumi.
ADVERTISEMENT
Mangkubumi memberi garis besar masa depan ekonomi Jogja terletak pada kekuatan budaya dalam hal ini termasuk budaya teknologi tinggi maupun merawat heritage, green economy, dan UMKM akan terus didorong menjadi pemain utama.
Menurutnya, tidak mungkin Jogja mengandalkan industri besar sebab tingkat kreatifitas warga Jogja sangat tinggi sehingga terbuka peluang bagi semua untuk berdiri sendiri secara mandiri namun memiliki produk berdaya saing internasional.
“Corak ekonomi UMKM ini kan kecil-kecil atau menengah, lincah beradaptasi. Kalau manufaktur besar biasanya polutif. Tren dunia adalah green economy dan menghargai heritage,” terangnya.
Di kesempatan itu, Mangkubumi Kembali menegaskan arti penting UMKM di Jogja yang di masa pandemi Covid-19 mampu bertahan dengan adaptasi serta inovasi untuk keberlanjutan usahanya.
ADVERTISEMENT
Rapinda Kadin tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi antara lain: (1) mendukung upaya peningkatan realisasi investasi, (2) meningkatkan ekspor diiringi dengan peningkatan daya saing, (3) mewujudkakan kerjasama dengan pentahelix (Pemda, Perguruan Tinggi, BI/OJK/Perbankan, Asosiasi Profesi: ISEI/PII, dan Media Massa), (4) mendorong terbentuknya trading house dan start-up hub bagi pelaku usaha, (5) mendorong pemulihan ekonomi, baik di bidang kesehatan dan bidang ekonomi.
“Keberhasilan realisasi program kerja KADIN DIY 2022 sangat bergantung dari sinergi dan kolaborasi seluruh pengurus dan anggota,” demikian kataHumas Kadin DIY, Y. Sri Susilo. (Rls / YIA-1)