KADIN Targetkan Bangun Kawasan Industri dengan Kampus di DIY dalam 3 Tahun

Konten Media Partner
3 Maret 2023 17:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Badan Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Industri di Fakultas Teknik UGM, Jumat (3/3). Foto: Widi RH Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Badan Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Industri di Fakultas Teknik UGM, Jumat (3/3). Foto: Widi RH Pradana
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) meresmikan Badan Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Industri (BPIHI) di Fakultas Teknik UGM, Jumat (3/3). Peresmian ini disebut akan menjadi pintu masuk dari kerja sama-kerja sama yang akan dilakukan antara KADIN dengan perguruan tinggi, terutama dalam rangka mempersempit kesenjangan antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia industri.
ADVERTISEMENT
Kepala BPIHI, Hermawan Ardiyanto, mengatakan bahwa setelah diresmikan ada tiga hal utama yang akan dikerjakan. Pertama yakni memperkuat komunikasi antara dunia industri dengan perguruan tinggi khususnya untuk membahas gagasan-gagasan riset yang sudah bisa digunakan dalam dunia industri.
“Yang kedua, mengawal kedua belah pihak ini sampai ke level kerja sama riset akhir yang outputnya berupa prototipe yang sudah berbasis pasar. Jadi pasar dulu, pasarnya ada, diriset, dijadikan produk, kemudian dibawa ke industri,” kata Hermawan Ardiyanto, Jumat (3/3).
Kepala Badan Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Industri (BPIHI), Hermawan Ardiyanto. Foto: Widi RH Pradana
Melalui BPIHI tersebut, Hermawan juga menargetkan untuk membangun kawasan industri khusus yang khas dan berasal dari kerja sama-kerja sama tersebut.
“Karena kerja sama ini kan arahnya untuk industri. Jadi dalam tiga tahun harus sudah bisa menjadi industri dan kita tampung dalam satu kawasan,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Bentuk kerja sama ini menurut dia akan dilakukan oleh KADIN dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Tapi karena inisiatif ini lahir dari KADIN DIY, maka pada tahap awal program ini akan fokus menyasar kampus-kampus di Yogya dulu.
“Harapan kita di Jogja, tapi misalnya industrinya mau di luar Jogja pun tidak masalah asalkan industrinya masih berbasis teknologi di Indonesia,” ujar Hermawan Ardiyanto.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof Selo. Foto: Widi RH Pradana
Dekan Fakultas Teknik UGM, Selo, menyambut baik kerja sama dengan KADIN tersebut. Pasalnya, KADIN adalah pihak yang sangat memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasar dan dunia industri.
“Sementara kami di pendidikan tinggi ini kan tidak menguasai area tersebut,” kata Selo.
Namun di sisi lain, pendidikan tinggi punya banyak SDM yang sering menghasilkan berbagai inovasi teknologi. Seringkali, inovasi yang dihasilkan oleh SDM dari perguruan tinggi hanya didasarkan pada asumsi pribadi. Sehingga meskipun kreasi dan inovasinya bagus, namun ketika dilempar ke pasar inovasi tersebut tidak bisa diterima market.
ADVERTISEMENT
“KADIN yang tahu betul market itu bisa memberi masukan ke kami untuk bagaimana dosen dan peneliti kami bisa mengangkat tema apa yang jadi kebutuhan saat ini,” ujarnya.
Dengan adanya kerja sama ini, dia berharap inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi bisa lebih tepat sasaran.
“Sehingga penyerapan hasil inovasi di kampus oleh dunia industri bisa semakin tinggi,” ujar Selo.