Kaisar Jepang Senang Sabo Dam di Yogya Juga Dimanfaatkan Bangladesh-Pakistan

Konten Media Partner
22 Juni 2023 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kaisar Jepang Naruhito berkunjung ke Balai Teknik Sabo Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR di Maguwoharjo, Sleman, Rabu (21/6/2023). Foto: dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Kaisar Jepang Naruhito berkunjung ke Balai Teknik Sabo Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR di Maguwoharjo, Sleman, Rabu (21/6/2023). Foto: dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kaisar Jepang, Hironomiya Naruhito, melakukan kunjungan ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (21/6). Salah satu agenda utama Naruhito yakni mengunjungi Balai Teknik Sabo Dam di Maguwoharjo, Sleman DIY.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, Balai Teknik Sao Dam merupakan bangunan yang dibangun pada 1958 hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Jepang untuk mengendalikan lahar Gunung Merapi.
Juru Bicara Kaisar Jepang untuk lawatan ke Indonesia, Shiojiri Kojiro, mengatakan bahwa dalam kunjungannya ke Sabo Dam, Kaisar Jepang merasa senang dan terkesan karena bagungan tersebut sampai kini masih berfungsi dengan baik.
“Misalnya pada tahun 2009 kalau tidak salah waktu Merapi meletus, waktu itu sabo yang bisa menahan sedimen atau lahar dingin atau pasir-pasir yang mengalir dari atas ke bawah,” kata Shiojiri Kojiro dalam pers briefing di Hotel Tentrem Yogya, Rabu (21/6) malam.
Juru Bicara Kaisar Jepang untuk lawatan ke Indonesia, Shiojiri Kojiro. Foto: Widi RH Pradana
Yang lebih menggembirakan lagi, ternyata bukan hanya Yogya yang mendapatkan manfaat dari adanya Balai Teknik Sabo Dam ini. Sejumlah negara lain menurut dia juga memanfaatkan hasil penelitian dari laboratorium yang dimiliki oleh Balai Teknik Sabo Dam.
ADVERTISEMENT
“Hasil penelitian atau eksperimen tersebut dimanfaatkan di berbagai negara yang lain. Seperti Filipina, Bangladesh, Pakistan, dan lain-lain,” ujarnya.
“Artinya apa yang dikembangkan di Indonesia sangat bermanfaat untuk negara-negara yang lain,” lanjutnya.
Selain itu, saat ini semua tenaga ahli yang mengelola Sabo Dam juga berasal dari Indonesia. Sebelumnya, sejak tahun 1960-an sampai enam tahun yang lalu, Jepang selalu mengirimkan tenaga ahli untuk mengelola laboratorium di Sabo Dam tersebut.
Tenaga ahli yang dikirim itu bertugas untuk memberikan bimbingan, nasihat, mengajar, serta melakukan eksperimen bersama-sama di laboratorium Sabo Dam. Namun, saat ini sudah tidak ada lagi tenaga ahli Jepang yang bertugas di sana.
“Artinya saat ini di tenaga ahli di tempat tersebut adalah tenaga ahli Indonesia, dengan demikian kita bisa mengetahui bahwa di tempat tersebut sudah ada SDM yang baik atau berkualitas dari Indonesia,” kata Shiojiri Kojiro.
ADVERTISEMENT