Kampung Jogokariyan Yogya: Dulu Kampung PKI, Kini Kampung Santri

Konten Media Partner
16 Maret 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan orang memadati Kampung Ramadan Jogokariyan jelang berbuka puasa. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan orang memadati Kampung Ramadan Jogokariyan jelang berbuka puasa. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Kampung Jogokariyan di Mantrijeron, Kota Yogyakarta, kini jadi kampung yang paling meriah setiap tiba Bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Tapi sebelum dikenal sebagai kampung santri seperti sekarang, kampung yang jaraknya hanya 800 meter dari Prawirotaman ini lebih dulu dikenal sebagai kampung abangan, basisnya simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Yogyakarta.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Takmir Masjid Jogokariyan, Muhammad Rizqi Rahim. Ia bercerita, sebelum tahun 1966 Jogokariyan memang basis simpatisan PKI, sedangkan jumlah penganut agama Islamnya sangat sedikit.
“Jadi memang tahun 1966 sebelum ada masjid, memang jumlah muslim di sini bisa dihitung jari. Jadi di sini dulu memang basis merah,” ujar Rizqi saat ditemui di Masjid Jogokariyan, Kamis (14/3).
Ketua Umum Takmir Masjid Jogokariyan, Muhammad Rizqi Rahim. Foto: Rochmad Nur Hidayat/Pandangan Jogja
Tapi kemudian, Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD melakukan penumpasan simpatisan PKI di Yogya, termasuk di Jogokariyan. Kaum-kaum abangan banyak yang ditangkap sampai dibuang ke Nusakambangan.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya pendahulu kami melihat kesempatan itu untuk melakukan dakwah lebih luas. Akhirnya dibangunlah Masjid Jogokariyan ini,” kata lanjutnya.
Setelah masjid itu selesai dibangun pada tahun 1967, perkembangan agama Islam di Jogokariyan pun mulai pesat. Masjid ini jadi penanda penting perubahan Kampung Jogokariyan dari kampung PKI jadi kampung santri.
“Istilahnya dulunya dari kampung abangan, sekarang jadi kampung santri,” ujar Rizqi.