Konten Media Partner

Kampus AI Pertama di Yogya Siap Dibuka, Target Hasilkan 150 Ahli AI per Tahun

10 Mei 2025 13:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Yayasan Budi Mulia Dua, Tasniem Fauzia Rais (kiri) dan epala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono (kanan). Foto: Dok. PLAI BMD
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Yayasan Budi Mulia Dua, Tasniem Fauzia Rais (kiri) dan epala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono (kanan). Foto: Dok. PLAI BMD
ADVERTISEMENT
Kampus khusus teknologi kecerdasan buatan (AI) pertama di Yogyakarta, yakni Politeknik Artificial Intelligence Budi Mulia Dua (PLAI BMD), akan segera dibuka. Kampus tersebut telah mendapat izin pendirian dan siap membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk perkuliahan perdana pada pertengahan tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Ketua Yayasan Budi Mulia Dua, Tasniem Fauzia Rais, menyebut berdirinya PLAI BMD dilatarbelakangi oleh rendahnya jumlah talenta digital di Indonesia. “Di Malaysia tiap 1 juta penduduk terdapat 1.800 talenta digital berkemampuan tinggi. Di India ada 1.200. Di Indonesia hanya terdapat 250 tiap 1 juta manusia,” kata Tasniem dalam seremoni penyerahan SK pendirian di Auditorium PLAI BMD, Sleman, Kamis (8/5).
Tasniem menekankan urgensi keberadaan ahli di bidang AI di tengah maraknya kejahatan siber. “Padahal pada era saat ini data diibaratkan sebagai new gold. Oleh karena itu kebocoran data sama saja dengan pencurian atau perampokan. Hal itulah yang membuat kami yang lama berkecimpung di dunia pendidikan ini merasa ingin berbuat sesuatu,” ujarnya.
Ketua Yayasan Budi Mulia Dua, Tasniem Fauzia Rais. Foto: Dok.PLAI BMD
PLAI BMD akan membuka tiga program studi: Kecerdasan Buatan & Robotika, Sains Data Terapan, dan Rekayasa Keamanan Siber. Kurikulum kampus ini akan berbasis praktik sebesar 70 persen dan teori 30 persen, serta telah menjalin kerja sama dengan 13 mitra industri.
ADVERTISEMENT
“Dengan melibatkan industri dalam proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan produk berbasis AI yang siap dipasarkan dan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa, serta menjadikan mereka experienced graduates yang siap bersaing di dunia kerja,” kata Tasniem.
Direktur PLAI BMD, Ridho Rahmadi. Foto: Dok. PLAI BMD
Direktur PLAI BMD, Ridho Rahmadi, memaparkan bahwa kampus ini akan memiliki visi sebagai pusat riset, talenta, bisnis, serta komputasi dan data berbasis AI. Sejumlah proyek prototipe seperti aplikasi percakapan “SANTUN”, roket “ROS-13”, dan kendaraan cerdas “VELOQU” tengah disiapkan.
“Kami targetkan akan ada sebanyak 30 inisiasi produk serta sebanyak 150 talenta AI berkualifikasi tinggi yang dihasilkan selama setahun,” ujar Ridho.
Namun, ia juga menyadari tantangan membangun kampus baru dalam waktu yang singkat. “Untuk saat ini target realistis kami adalah sebanyak 50 mahasiswa per prodi atau sebanyak total 150 mahasiswa. Namun jika pun ada 300 mahasiswa yang diterima kami pun Insya Allah siap,” katanya.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono. Foto: Dok PLAI BMD
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono, menyambut baik kehadiran PLAI BMD sebagai perguruan tinggi swasta ke-100 di Yogyakarta. Ia menyoroti pentingnya menjaga kualitas di tengah menurunnya minat kuliah di wilayah ini.
ADVERTISEMENT
“Dari 100 perguruan tinggi swasta tersebut baru sembilan yang berstatus unggul. Sedangkan dari 750-an prodi yang ada saat ini baru 171 yang unggul. Hal ini menjadi salah satu faktor menurunnya animo mahasiswa untuk kuliah di Yogyakarta,” ungkap Prof Setyabudi.
Ia berharap PLAI BMD bisa menjalankan operasional kampus secara efisien dan menciptakan kurikulum dinamis. “Mari bersama-sama kita kembalikan imej Yogyakarta sebagai kota pendidikan,” tegasnya.