Konten Media Partner

Kapolda DIY soal Fight Club untuk Atasi Klitih di Jogja: Mereka Salah Data

16 Agustus 2024 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua fighter bertanding di Fight Club Yogyakarta. Foto: Fight Club Yogyakarta
zoom-in-whitePerbesar
Dua fighter bertanding di Fight Club Yogyakarta. Foto: Fight Club Yogyakarta
ADVERTISEMENT
Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, menyebut ajang fight club untuk mengatasi masalah klitih atau kejahatan jalanan di Jogja tidak didasarkan pada data yang benar. Ia menyebut, tidak ada korelasinya antara fight club dengan masalah kejahatan jalanan di Jogja.
ADVERTISEMENT
Liputan Pandangan Jogja tentang fight club ini sebelumnya viral di media sosial. Penyelenggara menyebut, fight club ini mereka buat untuk mengatasi masalah klitih di Jogja.
“Salah data dia. Salah data, kasih tahu sama yang bikin-bikin seperti itu dengan berbasisnya klitih atau kejahatan jalanan, dia salah data,” kata Suwondo Nainggolan di DPRD DIY, Jumat (16/8).
Hal itu menurut Suwondo bisa dilihat dari peserta fight club yang hampir semuanya adalah petarung-petarung terlatih. Karena itu, ia menyebut tidak ada korelasi antara fight club dengan masalah klitih di Jogja.
“Kecuali mereka bisa membuktikan bahwa yang bertanding itu dulu adalah pelaku-pelaku yang melaksanakan kejahatan jalanan, itu ceritanya berbeda,” ujarnya.
Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Para pelaku klitih di Jogja menurut Suwondo adalah para gangster yang tujuannya memang bukan untuk bertarung secara fair. Tujuan mereka adalah membuat onar untuk menaikkan nama geng mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Semua stakeholder di DIY menurut dia sudah berusaha keras untuk mengatasi masalah klitih di Jogja, baik dari sisi penegakan hukum, hingga sosialisasi ke sekolah, kampus dan pemuka agama. Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir data kejahatan jalanan di Jogja menurutnya sudah mengalami penurunan.
Kendati demikian, dia tidak melarang masyarakat menggelar kegiatan fight club asalkan memenuhi standar prosedur dan tidak menjadikan klitih sebagai alat untuk promosi.
“Enggak melarang, bagus kegiatannya, cuma jangan jadiin promosi untuk hal seperti itu. Bagus itu kan akan melahirkan petarung-petarung profesional nantinya, monggo. Yang penting memenuhi kesehatan standar, kalau tidak, kalau ada apa-apa, maka kami akan proses,” ujar Suwondo Nainggolan.