Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Katering Makan Bergizi Gratis di Kota Yogya Siapkan 3.000 Porsi untuk 3 Sekolah
22 Januari 2025 18:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Program Makan Bergizi Gratis di Kota Yogyakarta hingga kini belum terlaksana, berbeda dengan beberapa sekolah di Sleman dan Kulon Progo yang sudah mulai sejak 13 Januari silam.
ADVERTISEMENT
Jurnalis Pandangan Jogja mengunjungi salah satu mitra program MBG di Kota Yogya, yakni dapur katering yang berlokasi di Umbulharjo, Rabu (22/1). Katering ini dikelola oleh Yayasan Sahabat Anak Nusa dan menjadi salah satu dari tiga mitra yang dipercaya dalam program ini.
Pemilik katering, Beti Heni Irawati (48), mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan yayasan serta kepala dapur yang ditunjuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Menurut rencana, mereka akan menyediakan sekitar 3.000 porsi untuk tiga sekolah di Kota Yogya.
“Rencananya 3.000 porsi. Kalau untuk penunjukkan sekolahannya berdasarkan zona, ada SMK 4 Yogyakarta, SMP 10 Yogyakarta, dan SD Negeri Kotagede,” ujar Beti saat ditemui di rumahnya.
Namun, Beti belum dapat memastikan kapan program ini akan mulai dijalankan karena pengiriman food tray atau tempat makan untuk siswa belum tiba. Informasi yang diterimanya menyebutkan bahwa food tray tersebut baru akan tersedia pada awal Februari 2025.
ADVERTISEMENT
“Dari yayasan kita pesan dari Jakarta, tinggal menunggu omprengannya, kemungkinan tanggal 1 Februari,” jelasnya.
Untuk mendukung pelaksanaan program ini, dapur katering akan melibatkan sekitar 30-35 pegawai, termasuk kepala dapur, akuntan, dan ahli gizi dari BGN.
Setiap porsi makanan akan disiapkan dengan anggaran Rp 10 ribu, yang mencakup nasi, lauk, sayur, dan buah, tanpa susu. Beti menyebutkan bahwa meski anggaran tersebut tergolong minim, pihaknya berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa dengan baik.
“Sebenarnya terhitung minim ya, tapi nanti kita bikin supaya ada bisa segitu. Mudah-mudahan nanti anak-anak istilahnya komentarnya misal enggak suka atau apa (bisa memaklumi),” tuturnya.