Kejeniusan Ibu Sud Menciptakan Lagu "Naik-naik ke Puncak Gunung"

Konten dari Pengguna
15 Juni 2020 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak-anak naik ke puncak gunung dan melihat pohon cemara di kanan kiri. Foto: vectorstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak-anak naik ke puncak gunung dan melihat pohon cemara di kanan kiri. Foto: vectorstock.com
ADVERTISEMENT
Video Ustadz Zainal Abidin yang mengkritik lagu anak-anak, “Naik-naik ke Puncak Gunung” cukup ramai menjadi perbincangan publik. Dalam video tersebut Ustadz Zainal Abidin mengatakan bahwa lagu anak-anak tersebut merupakan upaya untuk mendiskreditkan agama tertentu demi agama lain.
ADVERTISEMENT
Naik-naik ke puncak gunung, tinggi tinggi sekali. Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara. Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara.
Sebenarnya, video cemarah itu merupakan video lama yang pertama kali menyebar sekitar dua tahun silam. Namun belakangan video tersebut kembali menjadi pembicaraan banyak orang, terutama di media sosial.
Tentang pohon cemara, dosen Fakultas Kehutanan UGM yang fokus meneliti cemara belasan tahun terakhir mengatakan bahwa ada banyak pohon cemara yang memang secara alami tumbuh di Indonesia seperti cemara udang, cemara angin, dan cemara pua-pua yang berasa dari tanah Papua.
“Seingat saya, minimal ada 7 jenis cemara di Indonesia, minimal ya, artinya bisa lebih,” kata Winastuti.
Dari sisi musiknya, komposer muda yang berbasis di Yogyakarta, Aldy Maulana, mengatakan bahwa karya Saridjah Niung atau Ibu Sud ini merupakan karya yang fenomenal. Ada beberapa hal yang membuat lagu Naik-naik ke Puncak Gunung ini menjadi sangat fenomenal dan tetap eksis sampai sekarang, terutama karena melodinya yang sangat ramah bagi telinga anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Karena melodinya mudah dan gampang diingat anak-anak dan juga dari kesederhanaan melodi yang disusunnya,” kata Aldy Maulana saat dihubungi, Minggu (24/6).
Namun di balik kesederhanaannya, melodi dalam lagu tersebut juga mencerminkan kejeniusan Ibu Sud sebagai penciptanya. Jika diamati komposisinya, terdapat kesesuaian antara lirik dan melodinya.
“Misalnya kalau kita menyanyikan ‘naik naik ke puncak gunung’, itu sesuai dengan melodinya yang ikut naik. Secara proses pembuatan musik ini bagus,” lanjut Aldy.
Menggambarkan Kepribadian yang Ingin Dibentuk
Soal kesederhanaan lagu Naik-naik ke Puncak Gunung sebenarnya bukan sebuah pakem yang harus ada dalam lagu anak. Ada juga beberapa lagu anak yang melodinya cukup rumit, namun tetap relevan dengan kehidupan anak-anak.
“Kalau kita dengar lagu-lagunya Petualangan Sherina ciptaannya Elfa Secioria, bagi saya musiknya rumit untuk kesan anak-anak, tapi kan masuk-masuk saja,” kata Aldy.
ADVERTISEMENT
Kuncinya justru terletak pada kesesuaian antara komposisi musik dengan kepribadian atau karakter yang ingin dibentuk. Misalnya ketika ingin membuat suasana atau karakter yang ceria, maka nada-nada yang digunakan adalah nada mayor. Jika ingin membuat kesan semangat, maka temponya diatur menjadi lebih cepat.
“Sedangkan kalau ingin membuat kesan khidmat, maka diberi melodi-melodi liris dan sedikit lambat,” lanjutnya.
Dan lagu Naik-naik ke Puncak Gunung yang ditulis Ibu Sud berhasil memenuhi semua syarat untuk menggambarkan keceriaan anak-anak yang sedang berlibur ke puncak gunung. Meski begitu, syarat-syarat tersebut bukanlah sebuah konvensi yang baku, karena harus disesuaikan juga dengan konteks dan budaya masing-masing di setiap daerah.
Melodi dan Kesesuaian Lirik
Saat Ibu Sud menciptakan lagu ini, permintaan akan musik untuk anak-anak juga sedang tinggi-tingginya. Hal itu juga yang membuat kenapa lagu tersebut bisa meledak dan melegenda sampai sekarang. Berbeda dengan sekarang, pasar musik untuk anak-anak memang sedang mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Pasar sebenarnya bisa diciptakan, misalnya melalui berbagai ajang pencarian bakat. Penulis-penulis lagu menurut Aldy sebenarnya juga banyak yang bisa membuat lagu untuk anak. Namun zaman memang berbeda sehingga memerlukan pendekatan lain untuk membuat lagu anak bisa menjadi legenda seperti ciptaan Ibu Sud.
Bagi Aldy, Ibu Sud merupakan penulis lagu untuk anak yang sangat cerdas dalam menggabungkan antara melodi dengan kesesuain liriknya. Karena itu, banyak lagu-lagu yang ditulis oleh Ibu Sud yang sampai sekarang selalu diajarkan di bangku-bangku sekolah.
“Bisa kita dengar lagu Tik-tik Bunyi Hujan, dalam lagu tersebut Ibu Sud berhasil menggabungkan antara ritme rintik hujan dengan lirik, dan ritme rintik hujan itu dijadikan ide dasarnya,” lanjutnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT