Kekesalan Pemancing di Jogja, Cari Wader Malah Dapat Aligator

Konten Media Partner
21 Februari 2021 13:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ikan aligator. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ikan aligator. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Tidak setiap ikan membuat pemancing bahagia. Terkadang, jenis ikan tertentu justru membuat pemancing merasa kesal, bahkan marah. Seperti yang dialami oleh Khoirul Anwar, 27 tahun, seorang penghobi pancing yang berasal dari Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Niat hati ingin mencari ikan wader, malah ikan aligator yang memakan umpan di kail pancingnya.
ADVERTISEMENT
“Baru pertama dapat aligator itu, kaget sekaligus kesal lah,” kata Khoirul Anwar, Jumat (19/2).
Dia mendapatkan ikan aligator tersebut di spot mancing Pulau Kadang, pertemuan antara sungai Opak dan sungai Bulus di Imogiri, Bantul beberapa waktu lalu. Memiliki bentuk yang sangar dengan kepala mirip buaya, ikan ini sebenarnya sempat menjadi primadona para pecinta ikan hias, tapi bagi para pemancing seperti Khoirul, ikan aligator adalah musuh besar.
“Soalnya dia kan makanin ikan-ikan lokal, kayak ikan wader gitu,” lanjutnya.
Khoirul Anwar. Foto: Istimewa
Khoirul adalah pemilik nama medsos Rully YK yang foto ikan aligator pancingannya membuat ramai grup mancing mania di Jogja. Khoirul sangat menyayangkan, kenapa ikan aligator yang merupakan ikan predator itu bisa berada di sungai Jogja. Padahal, ikan tersebut aslinya berada di sungai Amazon di Benua Amerika. Dia memperkirakan, memang ada yang sengaja melepas ikan tersebut ke sungai.
ADVERTISEMENT
“Kan enggak mungkin sampai ke sungai Jogja sendiri,” kata dia.
Dia khawatir, jika dibiarkan nantinya ikan aligator ini bisa menjelma seperti ikan sapu-sapu yang kini menguasai sungai-sungai di Jogja, bahkan Indonesia. Apalagi dengan karakter ikan aligator yang lebih agresif dan rakus, bisa-bisa menghabiskan ikan-ikan lokal yang selama ini menjadi target mancing utamanya.
Menurut dia, ikan-ikan invasif seperti aligator ini sudah membuat banyak ikan lokal berkurang, baik karena dimangsa maupun karena tidak kebagian makanan. Sebab, saat ini sudah sangat banyak jenis ikan invasif di sungai Jogja, selain aligator dan sapu-sapu, ada juga red devil, palung, lele dumbo, mujair, bahkan nila yang kini justru sudah banyak yang menganggapnya sebagai ikan lokal karena saking banyaknya terdapat di sungai Jogja. Sedangkan ikan-ikan lokal kini justru semakin sulit didapatkan.
ADVERTISEMENT
“Susah sekarang cari ikan wader, makin sedikit,” ujarnya.
Bingung Mau Diapakan
Ikan aligator yang didapatkan Khairul Anwar alias Rully YK yang viral di berbagai grup mancing mania. Foto: Rully YK alias Khairul Anwar.
Saat ini, ikan aligator yang dia tangkap masih disimpan di rumahnya. Dia masih bingung apa yang harus dilakukan terhadap ikan tersebut, mau dimakan tidak enak mau dilepaskan lagi ke alam takut nantinya menghabiskan ikan-ikan lain.
Apalagi dia tahu, memelihara dan melepaskan ikan aligator ke sungai bisa dipidana. Sedangkan untuk membunuhnya, dia tak kuat hati.
“Bingung juga mau diapain, siapa yang mau ambil aku kasih. Yang penting jangan dilepaskan ke sungai lagi,” kata Khoirul.
Dia juga berpesan kepada pemancing-pemancing lain, jika nantinya mendapatkan ikan invasif seperti ikan aligator ini jangan dilepaskan lagi ke sungai. Jangan sampai, kasus ikan aligator nantinya jadi seperti ikan sapu-sapu yang kini jadi penguasa sungai.
ADVERTISEMENT
“Masa di sungai saja dikuasai asing,” kata dia terkekeh.
Ada Indikasi Sengaja Dilepas
Ikan aligator yang didapat oleh Ovan Onny Madeka. Foto: Dokumen Ovan Onny Madeka
Pengalaman mendapatkan ikan aligator juga didapatkan Ovan Onny Madeka, 26 tahun, warga Bangunjiwo, Bantul, tepat sebulan lalu. Saat itu, pagi-pagi dia sedang memancing di saluran irigasi area perumahan Karangjati Indah 1 Bangunjiwo. Ketika sedang memancing, ada seorang petani yang lewat dan memberitahu bahwa ada ikan besar di sebuah kotakan di irigasi tersebut.
“Awalnya saya kira ikan lele, karena habis banjir dan pada saat itu hanya terlihat bayangan,” kata Onny ketika dihubungi, Sabtu (20/2).
Namun setelah ikan memakan kailnya, tarikannya terasa lebih berat dan gerakan ikan lebih agresif. Untuk mengalahkan perlawanan ikan tersebut, dia harus dibantu oleh dua orang petani dan seorang warga yang pagi itu kebetulan lewat. Terlebih tali yang dia pakai adalah tali ukuran kecil, hanya sebesar 0,18 sehingga mereka harus turun ke saluran irigasi supaya ikan bisa tertangkap. Dan setelah terlihat di permukaan, baru dia tahu kalau itu adalah ikan aligator.
ADVERTISEMENT
Dia khawatir, jika ikan tersebut tetap dibiarkan di sana, selain akan memangsa satwa lain juga akan membahayakan anak-anak yang sering main di saluran irigasi itu. Sehingga, cara apapun dilakukan demi ikan bisa tertangkap. Setelah beberapa menit melakukan tarik-ulur, akhirnya kan aligator seukuran tangan orang dewasa menyerah.
“Ada perasaan ndongkol (kesal), karena saya yakin itu ikan sengaja dilepas, bukan lepas karena unsur ketidaksengajaan. Soalnya aliran sungai yang mengalir ke irigasi tidak ada penangkaran ikan aligator,” kata dia.
Musuh Pemancing
Ovan Onny Madeka. Foto: Dokumen Pribadi
Bagi Ovan Onny yang selama ini fokus memancing sidat, ikan aligator adalah ancaman serius. Sebab, menurut dia anakan-anakan sidat maupun ikan kecil lain pasti akan dimangsa oleh ikan-ikan invasif seperti aligator ini.
ADVERTISEMENT
“Karena dia kan predator, pasti akan dimakan dan jadi seleksi alam,” kata Ovan.
Dia juga berpesan kepada penghobi ikan hias, supaya tidak usah memelihara ikan-ikan berbahaya seperti aligator. Selain membahayakan ikan-ikan lokal, menurutnya ikan ini juga bisa membahayakan manusia. Dia berharap, ada tindakan tegas dari yang berwenang untuk menindak oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang melepaskan ikan berbahaya seperti aligator ke sungai-sungai di Jogja.
“Harus ditindak tegas, kalau tidak lama-lama ikan asli Indonesia akan punah,” ujarnya.
Saat ini, ikan aligator yang dia dapatkan sudah mati setelah hanya dia diamkan saja di dalam ember. Sebelumnya, dia sudah sempat menawarkan ikan ini ke manajemen kebun binatang Gembira Loka.
“Tapi katanya belum bisa menerima karena sudah overload,” ujar Ovan. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT