Kenapa Saat Musim Hujan Banyak Tawon Bersarang di Rumah Kita?

Konten Media Partner
17 Desember 2021 14:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pakar menjelaskan kenapa tawon saat musim hujan banyak bersarang di rumah kita.
Sarang tawon menggantung di plafon rumah warga Kelurahan Cipaisan, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jabar, 18 Mei 2018. Foto: Pemkab Purwakarta
Pemadam Kebakaran di sejumlah kabupaten dan kota di DIY cukup banyak melakukan evakuasi sarang tawon di musim hujan tahun ini. Permintaan evakuasi sarang tawon terus meningkat dan total sepanjang tahun ini evakuasi lebih banyak dilakukan di musim penghujan baik di awal tahun maupun di akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta misalnya, sepanjang 2021 ini sudah lebih dari 150 kali melakukan evakuasi sarang tawon, dengan terbanyak saat musim hujan. Sementara itu, Unit Damkar Kabupaten Sleman sepanjang 2021 ini mencatat telah melakukan evakuasi sarang tawon sebanyak 92 kali.
Semua sarang yang dievakuasi adalah sarang tawon jenis Vespa affinis atau tawon ndas yang sengatannya bisa menyebabkan kematian. Selain Vespa affinis, sebenarnya masih banyak juga jenis tawon yang kerap membuat sarang di rumah, misalnya tawon kertas, tawon kemit, tabuhan tropis atau Vespa tropica, dan sebagainya.
Pakar biosistematika serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Purnama Hidayat. Foto: Dok. IPB Bogor
Pakar biosistematika serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Purnama Hidayat, mengatakan bahwa pada musim penghujan biasanya memang semakin banyak ditemui tawon yang bersarang di rumah. Sebab, mereka juga mencari tempat yang nyaman dan aman dari hujan untuk membuat sarang.
ADVERTISEMENT
“Kalau di luar kan kurang aman, terutama waktu hujan lebat, jadi dia memilih bikin sarang di sekitar rumah atau bahkan di dalam rumah,” kata Purnama Hidayat saat dihubungi, Rabu (15/12).
Sebenarnya, secara alami tawon atau tabuhan ini biasa membuat sarang di pohon-pohon besar, yang bisa tetap melindungi mereka meskipun ada hujan deras. Namun, saat ini pohon-pohon besar yang ideal untuk sarang tawon makin sulit dijumpai, akibatnya mereka terpaksa membuat sarang di rumah manusia, yang mereka anggap paling aman.
“Pohon besar makin jarang, lingkungan hutan, dan sebagainya juga banyak dialihfungsikan. Adanya rumah, ya mereka bikin sarang di rumah,” lanjutnya.
Untuk mencegah tawon masuk ke dalam rumah, sebenarnya bisa dilakukan dengan memasang insect screen di tiap ventilasi. Dengan begitu, serangga apapun, termasuk tawon sulit untuk masuk ke dalam rumah.
ADVERTISEMENT
Namun jika sudah telanjur ada tawon yang membuat sarang di dalam rumah dan ingin memindahkannya, sebisa mungkin pindahkan selagi masih kecil. Sebab jika sudah besar, akan semakin sulit dan berisiko ketika akan melakukan proses pemindahan. Jika ukurannya sudah besar, terlebih lokasinya sulit dijangkau, Purnama menyarankan supaya meminta bantuan ke petugas yang profesional saja seperti pemadam kebakaran.
“Tapi usahakan membunuh itu adalah langkah terakhir, jika memang dia sudah mengancam dan tidak ada jalan lain,” kata dia.
Langkah jangka panjang yang bisa dilakukan justru tidak lain adalah dengan menyediakan habitat untuk mereka, sehingga mereka tidak masuk ke tempat tinggal manusia. Misalnya dengan menjaga pohon-pohon besar yang bisa jadi tempat tinggal mereka. Jika pohon-pohon di sekitar rumah sudah tidak ada, maka dari sekarang mulailah menanam pohon supaya beberapa tahun ke depan bisa tercipta tempat tinggal untuk mereka.
ADVERTISEMENT
“Nanti kan akan tercipta ekosistem alaminya, ada predator alami dan sebagainya sehingga tetap seimbang, karena yang bikin enggak seimbang kan campur tangan manusia,” ujar Purnama Hidayat.
Petugas Damkar Yogya seusai operasi tangkap tawon. Foto: Dokumentasi Damkar Yogya
Anggota Damkarmat Kota Yogyakarta yang kerap melakukan evakuasi sarang tawon, Hendro Syaiful Rahmad, mengatakan sampai saat ini belum bisa memastikan alasan mengapa banyak tawon yang membuat sarang di rumah penduduk dan terutama pada musim penghujan jumlah terus meningkat. Jenis rumah yang biasa dijadikan sarang pun tidak ada yang spesifik, ada yang ditemukan di rumah-rumah tradisional di perkampungan, sampai rumah-rumah modern di perumahan elit.
Tapi yang pasti, sebagian besar sarang tawon yang dievakuasi oleh petugas berada di rumah yang lingkungan sekitarnya lembab, misalnya masih terdapat kebun atau pekarangan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga rumah yang berada di kompleks perumahan yang tidak ada pohon sama sekali terbebas dari sarang tawon.
ADVERTISEMENT
“Karena sering juga kami melakukan evakuasi di rumah-rumah elit, yang sekitarnya sudah tidak ada pohon. Tapi biasanya memang di sekitarnya itu lembab,” ujar Hendro Syaiful Rahmad.
Hendro Syaiful Rahmad. Foto: Widi Erha Pradana
Biasanya, sarang tawon yang dievakuasi juga merupakan koloni yang terdapat di satu kawasan tertentu. Misalnya, di sebuah rumah yang terdapat sarang tawon, paling tidak radius 100 meter dari rumah tersebut biasanya juga terdapat sarang tawon meskipun ukurannya masih kecil.
Lagi-lagi, Hendro juga menyinggung masalah habitat tawon yang makin lama makin hilang, sehingga memaksa mereka untuk membuat sarang di sekitar manusia. Namun, sebenarnya jika mereka tidak dijadikan sebagai tawon agresif misalnya dengan cara diganggu, biasanya mereka akan cenderung membuat sarang yang lokasinya cukup jauh dari jangkauan aktivitas manusia.
ADVERTISEMENT
“Biasanya dia cenderung bikin di lokasi yang tinggi, tapi kalau sering diganggu, lama-lama dia akan agresif sehingga menjadi bahaya,” ujarnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)