Kendaraan Listrik Makin Banyak, tapi DIY Belum Punya Stasiun Pengisian Daya

Konten Media Partner
10 Februari 2023 19:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil listrik sedang mengisi daya. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil listrik sedang mengisi daya. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kendaraan listrik yang teregistrasi dan beroperasi di Yogya semakin banyak. Hingga akhir 2022 kemarin, sudah tercatat ada sekitar 700 kendaraan listrik yang teregistrasi di DIY. Sebagian besar, sekitar 600 kendaraan adalah jenis sepeda motor listrik, sisanya mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Meski jumlahnya kendaraan listrik di DIY terus bertambah, tapi sampai saat ini DIY belum memiliki Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) DIY, Wiyos Santoso. Dia mengatakan bahwa selama ini para pemilik kendaraan listrik di DIY masih melakukan pengisian baterai di dealer kendaraan listrik dan rumah masing-masing.
“Karena belum ada SPKLU, sehingga pengisian masih dilakukan di dealer dan di rumah masing-masing,” kata Wiyos Santoso saat dihubungi, Kamis (9/2).
Wiyos mengatakan bahwa pemerintah memang sudah merencanakan pembangunan SPKLU seiring jumlah kendaraan listrik yang semakin banyak. Sebelumnya bahkan Pemda DIY sudah memiliki kerja sama dengan PLN untuk membangun SPKLU, namun PLN menghendaki lokasi pembangunan di daerah Jalan Mangkubumi hingga Malioboro.
Kepala BPKA DIY, Wiyos Santoso. Foto: DPRD DIY
Di sisi lain, di kawasan tersebut tidak ada lahan yang cukup luas untuk membangun SPKLU. Apalagi pengisian baterai untuk kendaraan elektronik membutuhkan waktu yang lebih lama ketimbang kendaraan dengan BBM.
ADVERTISEMENT
“Kan minimal setengah sampai 1 jam pengisiannya, itu kan kebutuhan lahannya jadi cukup besar.
Apalagi Jalan Mangkubumi dan Malioboro juga menjadi bagian dari Sumbu Filosofi yang sedang diajukan sebagai warisan dunia ke UNESCO. Hal itu membuat tidak boleh ada perubahan yang cukup besar di sepanjang sumbu filosofi tersebut.
“Kemarin ada rencana untuk dibangun di Taman Parkir Abu Bakar Ali dan Ngabean, itu baru kita kaji terkait dengan keluasannya berapa, kebutuhannya berapa terminal yang bisa kita layani sekali isi itu kan yang harus kita perhitungkan dengan kepadatan lalu lintas di situ juga,” kata Wiyos Santoso.
“Jangan sampai antrean itu sampai keluar dan mengganggu lalu lintas di sekitarnya,” tambahnya.