Konten Media Partner

Keris di Rumah Sering Berisik dan Gerak-gerak Sendiri, Apa Penyebabnya?

30 September 2021 18:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KPH Notonegoro (membuka keris dari warangkanya) saat menjadi salah satu pembuka Festival Keris Mataram di Musem Sonobudoyo, Yogyakarta, Miggu (3/11/2019). Foto: Dick Doank
zoom-in-whitePerbesar
KPH Notonegoro (membuka keris dari warangkanya) saat menjadi salah satu pembuka Festival Keris Mataram di Musem Sonobudoyo, Yogyakarta, Miggu (3/11/2019). Foto: Dick Doank
ADVERTISEMENT
Bagi orang Jawa, keris bukan sekadar dimaknai sebagai senjata, tapi juga pusaka yang suci. Keris dipercayai menyimpan energi tertentu yang disebut dengan esoteris keris. Ini mengapa, sering kali keris yang disimpan oleh seseorang kerap bergerak-gerak sendiri ketika malam tiba.
ADVERTISEMENT
Ini bukan mitos, Guru Besar Sastra Jawa dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY, Suwardi Endraswara, mengaku pernah mengalaminya sendiri. Ketika malam, keris yang dia simpan di dalam lemari sering sekali glodekan atau bergerak sendiri sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. Tak hanya glodakan, keris yang disimpan juga membuat suasana rumah jadi panas dan membuat ibunya sakit selama berbulan-bulan.
Menurutnya, esoteris keris sangat bergantung pada pengalaman ritual atau laku tiap pemiliknya. Ketika keris sering glodakan atau menyebabkan suasana panas di dalam rumah, sangat mungkin disebabkan laku yang dijalankan pemiliknya untuk mendapatkan keris tersebut kurang. Atau bisa juga karena keris itu memang tidak cocok untuk dirinya.
“Cara untuk mengatasinya harus kita kembalikan keris itu. Bisa mungkin kita kurang laku, atau mungkin memang tidak cocok,” kata Suwardi Endraswara dalam Webinar Keris yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, Kamis (9/8).
Guru Besar Sastra Jawa dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY, Suwardi Endraswara. Foto: Widi Erha Pradana
Setelah keris tersebut dikembalikan, menurutnya suasana rumah tidak lagi panas dan ibunya yang telah berbulan-bulan sakit akhirnya sembuh.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, filolog dari Yayasan Rumah Studi Jawa Makaradhvajasura, KRT Manu J. Widyaseputra mengatakan bahwa esoteris keris sebenarnya sangat bisa dijelaskan secara ilmiah. Berbicara esoteris keris, maka berbicara tentang studi metalurgi atau ilmu yang mempelajari tentang perilaku fisika dan kimia dari unsur-unsur logam.
Pengetahuan ini merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh para brahmana pada zaman dulu yang memiliki kecerdasan intelektual luar biasa. Untuk bisa memahami sifat esoteris keris, maka kita harus bisa memahami cara berpikir para brahmana tersebut.
Esoteris keris menurutnya sangat dipengaruhi oleh logam pembuatnya yang selalu berasal dari elemen bumi, yakni magma. Karakter magma sendiri sangat bergantung pada karakter gunung berapi yang mengeluarkannya.
“Kalau kita tidak tahu tentang alam, terutama tentang magma yang ada di dalam bumi, kita tidak akan bisa tahu,” kata KRT Manu.
ADVERTISEMENT
Karena berasal dari magma, maka sangat mungkin esoteris keris dapat mempengaruhi seseorang. Jangankan manusia, ketika gunung berapi memuntahkan magma, alam semesta pun akan terpengaruh. Ketika sudah menjadi benda tertentu, karakter magma yang dimilikinya akan tetap bertahan, meskipun dia misalnya telah berubah menjadi keris.
“Kita harus tahu masalah ini, kalau enggak, ya kita enggak bisa ngomong, nanti kita hanya kira-kira lalu larinya ke mistik, padahal ini adalah ilmiah,” ujarnya.
Filolog dari Yayasan Rumah Studi Jawa Makaradhvajasura, KRT Manu J.Widyaseputra. Foto: Widi Erha Pradana
Perihal keris yang kerap menimbulkan hawa panas, menurutnya seseorang mesti memahami latar belakang mitologi atau ritual keris. Dalam tradisi Jawa kuno, semua senjata termasuk keris merupakan representasi dari api. Maka jangan heran jika pada waktu tertentu api tersebut menyala, sebab ketika masih berada di dalam Bumi pada suatu saat dia juga akan keluar juga.
ADVERTISEMENT
“Keris juga begitu, karena dia asalnya dari situ maka jika pada suatu hari dia menyala itu juga tidak mustahil,” ujar KRT Manu.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka seseorang harus memahami karakter api. Api, menurutnya jodohnya adalah amerta atau air, sehingga untuk mencegah keris menyebabkan hawa panas seseorang harus menyediakan jodohnya.
“Kalau sedang menyala-nyala, ya tolong di situ juga disediakan tirta, yaitu air suci,” lanjutnya.
Karena keris berasal dari perut bumi, maka air yang disandingkan juga mesti berasal dari perut bumi. Bukan air yang misalnya berasal dari air minum kemasan. Ketimbang menggunakan air minum kemasan, justru akan lebih baik jika menggunakan air sungai. Menurutnya, keberadaan sungai-sungai yang ada di permukaan Bumi salah satu tujuannya memang untuk mengimbangi api yang keluar dari dalam Bumi.
ADVERTISEMENT
“Keris juga begitu, kalau sedang menyala ya diimbangi dengan adanya tirta agar menjadi seimbang,” kata KRT Manu J. Widyaseputra.