Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten Media Partner
Ketoprak di Joglo Bale Agung Yogya akan Kisahkan Peliknya Cinta dan Warisan
25 Agustus 2023 16:27 WIB
·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pertunjukan Ketoprak Mataraman yang akan dihadirkan pada Senin, 28 Agustus 2023, jam 19.30 WIB di Joglo Bale Agung Cendana, Umbulharjo, Yogya, akan dibuka tirai cerita epik dari masa lalu Kerajaan Singosari. Pertunjukan ini akan membawa penonton anak-anak muda ke dunia yang penuh intrik politik, konflik keluarga dan cinta, dalam sebuah drama kerajaan yang mengguncang hati.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, Joglo Balai Agung merupakan pusat kampung wisata batik di Umbulharjo, Yogya, yang sudah memiliki umur yang panjang. Di sini terdapat pelatihan membatik secara gratis untuk masyarakat umum dan masih menggunakan pewarnaan alami untuk mengurangi limbah air dari penggunaan pewarnaan sintetis.
Sriyono Atief S, sekretaris Sanggar Seni Budaya Mutio Raras sebagai penyelenggara pertunjukan, menjelaskan bahwa pertunjukan Ketoprak Mataraman dengan lakon “Darpo Kayun” ini akan berfokus pada intrik perebutan kekuasaan di dalam keluarga Kerajaan Singasari.
“Segalanya dimulai ketika Raja Singasari meninggal dan meninggalkan warisan kepada dua anaknya yakni Pangeran Darpo dan Pangeran Kayun. Darpo diberi Kerajaan Singasari dan Kayun diberi kekuasaan di kerajaan lebih kecil yakni Kerajaan Tumapel.
“Demang Losari sebagai penasehat Pangeran Darpo memprovokasi bahwa Pangeran Kayun suatu saat bisa mengambil alih Singasari karena melihat Tumapel yang makin makmur mengalahkan kemakmuran di Singasari,” kata Sriyono yang di dalam pertunjukan kali ini juga bertindak sebagai Stage Manager, di Yogyakarta, Jumat (25/8).
Ketegangan mencapai puncak saat Pangeran Kayun enggan menyerahkan Tumapel. Pangeran Darpo yang marah menampar adiknya sebelum pergi. Resmi, sejak ini, Singosari dan Tumapel berada dalam konflik terbuka.
ADVERTISEMENT
Selain Kayun, sebenarnya Pangeran Darpo memiliki satu adik lagi dari istri gelap ayahnya, Raja Singasari, bernama Taruno yang selama ini diasuh oleh Patih Toyomarto di luar pusat Kerajaan Singosari. Darpo yang gila kekuasaan dan terus diprovokasi oleh Demang Losari takut Taruno akan menggulingkannya, sehingga ia memerintahkan pembunuhan.
Namun, peran kunci dalam cerita ini adalah Trusti, anak asli dari Patih Toyomarto yang sehari-hari sudah dianggap sebagai kakak kandung dari Pangeran Taruno.
“Patih Toyomarto dan istrinya disekap meski Darpo sangat jatuh cinta sama Trusti. Trusti minggat tak mau jadi selir Darpo dan suatu hari akan datang menantang Darpo. Taruno meninggal bunuh diri, ini yang makin membuat Trusti sakit hati dan dendam pada Darpo,” kata Sriyono.
Dalam sebuah adegan paling dramatik dari seluruh pertunjukan, Trusti berubah menjadi sosok laki-laki bernama Trusto dan meluluhlantahkan Kerajaan Singosari dalam pertarungan epic yang tak terelakkan.
ADVERTISEMENT
“Dalam ajalnya, Darpo melihat ternyata yang menusukkan keris ke perutnya adalah Trusti yang sangat ia cintai. Ini akan menjadi pertunjukan menarik tentang warisan dan cinta, sehingga generasi muda mau menonton pertunjukan tradisional seperti Ketoprak Mataraman,” jelas Sriyono.
Pertunjukan ini digelar gratis, terbuka untuk umum terutama warga sekitar. Selain itu, di dalam pertunjukan juga akan diselingi obrolan Bapak-bapak Ketua RW di wilayah Semaki Gede bersama Ketua DPRD DIY dan Kepala Dinas PUPR Kota Yogya, dengan membawakan tema “Rukun Agawe Sentosa”.
“Jadi antara lakon ketoprak dan pesan Rukun Agawe Sentosa ini nyambung. Selain itu nanti juga akan ditampilkan terlebih dahulu tari tarian klasik dari Sanggar Rinonce Sekar Mataram (RISEMA) asuhan Ibu Hety Basayu (binaan dari Sanggar Mutio Raras),” jelas Sriyono.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan Ketoprak Mataraman malam Sanggar Mutio Raras ini melibatkan sekitar 30-an pemain dan 15 pengrawit gamelan. Sehingga menurut Sriyono, setiap pertunjukan tradisional sebenarnya memilki banyak skill kesenian yang musti terus diadaptasi oleh generasi hari ini.
“Dan bedanya dengan teater modern, di Ketoprak Mataraman ini akan ada banyak improvisasi. Teks itu hanya garis besarnya saja. Nanti juga ada komedi di tengah-tengah pertunjukan,” kata Sriyono.
Apresiasi adalah Kunci Kemajuan Seni Tradisi
Sekretaris Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Cahyo Widayat, menjelaskan bahwa Disbud DIY memberi dukungan terhadap upaya pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan, termasuk di dalamnya upaya pelestarian seni pertunjukan Ketoprak yang dilaksanakan oleh Sanggar Mutio Raras tersebut di atas.
Dalam pernyataannya, Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY menegaskan komitmennya untuk menjaga, mengembangkan seni ketoprak sebagai salah satu cabang seni pertunjukan yang berharga.
ADVERTISEMENT
“Tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan DIY adalah memelihara dan mengembangkan kebudayaan. Ketoprak, dengan segala cabang dan gaya yang ada seperti ketoprak tobong dan ketoprak RRI, ketoprak mataram dan lain-lain merupakan bagian integral dari identitas budaya DIY yang menjadi salah satu obyek kebudayaan yang ada di DIY khususnya obyek kebudayaan berupa seni.
"Oleh karena itu Dinas Kebudayaan akan berisaha mendukung upaya pelestariannya melalui program dan kegiatan yang ada. Dinas Kebudayaan DIY secara aktif mendukung perkembangan seni ketoprak ini serta seni budaya lainnya,” tandas Cahyo.
Dalam setiap pertunjukan Ketoprak diharapkan masyarakat untuk terlibat aktif dalam ikut melestarikannya, baik sebagai pelaku maupun penonton. Menurut Cahyo, bahkan terlibat sebagai penonton dan memberi apresiasi dan kebanggaan terhadap seni tradisi, hal itu sudah merupakan langkah penting dan positif bagi kemajuan seni tradisi di DIY khususnya ketoprak.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan terakhirnya, Sekretaris Disbud DIY, Cahyo Widayat juga menekankan pentingnya hubungan timbal balik antara seni dan masyarakat. Mengapresiasi seni berarti menghargai warisan budaya leluhur dan menciptakan rasa kebanggaan terhadap budaya kita sendiri.
“Sebagai garda terdepan dalam melestarikan budaya, Dinas Kebudayaan DIY mengajak semua pihak untuk bersatu dalam upaya menjaga kekayaan seni dan budaya Indonesia. Seni Ketoprak adalah salah satu permata budaya yang patut kita jaga, dan apresiasi masyarakat adalah kunci untuk memastikan seni ini tetap hidup dan berkembang,” pungkas Cahyo.